Sunday 1 March 2015

PENDEKATAN STUDI ISLAM



PENDEKATAN STUDI ISLAM
Disusun Untuk Memenuhi Tugas
Mata Kuliah :Pengantar Study Islam
Dosen Pengampu  : Abdul Ghonni M.Ag
Oleh:

1.      Roni Cahyo  Utomo                (131311012)
2.      Sukmawati Maghfurina H      (131311013)
3.      Mukti Nela Sari                       (131311015)
4.      Nihlatun Nafi’ah                     (131311021)
5.      Hamim jazuli                           (131311031)
6.      Arinial Husna                          (131311014)


FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG TAHUN
 2013

       I.            PENDAHULUAN

Sejak awal permulaan sejarah umat manusia, agama sudah terdapat pada semua lapisan masyarakat dan seluruh tingkat kebudayaan.[1] Dewasa ini kehadiran agama semakin dituntut untuk terlibat secara aktif didalam memecahkan berbagai masalah yang dihadapi umat manusia. Agama tidak boleh dijadikan sekedar lambing kesalehan atau berhenti sekedar disampaikan didalam khotbah, melainkan secara konsepsional, menunjukkan cara-cara yang paling efektif dalam memecahkan masalah.Tuntunan terhadap agama dapat dijawab manakala pemahaman agama yang selama ini banyak menggunakan pendekatan teologis normative dilengkapi dengan pemahaman agama yang menggunakan pendekatan lain, yang secara operasional konseptual, dapat memberikan jawaban terhadap masalah yang timbul.
Berkenaan dengan pemikiran diatas, maka kami akan mengkaji berbagai pendekatan yang dapat digunakan dalam memahami agama. Hal demikian perlu dilakukan, karena melalui pendekatan tersebut kehadiran agama secara fungsional dapat dirasakan oleh penganutnya. Sebaliknya tanpa mengetahui berbagai pendekatan tersebut, tidak mustahil agama menjadi sulit dipahami oleh masyarakat, tidak fungsional, dan akhirnya masyarakat mencari pemecahan masalah kepada selain agama, dan hal ini tidak boleh terjadi.Berbagai pendekatan tersebut meliputi pendekatan teologis normatif, antropologis, sosiologi, psikologis, historis, kebudayaan, dan pendekatan filisofis. Untuk lebih jelasnya berbagai pendekatan tersebut akan kami bahas dalam makalah ini.

                II.                        RUMUSAN MASALAH
1.                  Apa pengertian pendekatan secara Etimologi dan Terminologi ?
2.                  Apa sajakah macam-macam pendekatan dalam studi islam ?


             III.     PEMBAHASAN
A.            Pengertian Pendekatan Secara Etimologi dan Terminologi
Dalam kamus besar bahasa Indonesia, pendekatan adalah proses perbuatan, cara mendekati, atau usaha dalam rangka aktivitas penelitian untuk mengadakan hubungan dengan orang yang diteliti, atau dengan kata lain, metode-metode untuk mencapai suatu pengertian tentang masalah penelitian. Sedangkan dalam bahasa inggris, pendekatan diistilahkan dengan: “approach” dalam bahasa arab disebut dengan “madkhal”.Secara terminology Mulyanto Sumardi menyatakan, bahwa pendekatan bersifat axiomatic, terdiri dari serangkaian asumsi mengenai hakikat bahasa dan pengajaran bahasa, serta belajar bahasa[2]
Dalam arti lain Pendekatan adalah cara pandang atau paradigma yang terdapat dalam suatu bidang ilmu yang selanjutnya digunakan dalam memahami agama (Uicha, 2011). Fungsi dari pendekatan studi islam sendiri dapat disimpulkan bahwasanya Pendekatan studi Islam dpat memudahkan seseorang mengetahui dan mendalami Islam secara luas dan menyeluruh agar tidak muncul pola fikir yang dangkal.Dalam hubungan ini Jalaluddin Rakhmat mengatakan bahwa agama dapat diteliti dengan menggunakan berbagai paradikma realitas agama yang di ungkapkan mempunyai nilai kebenaran sesuai dengan kerangaka paradikmanya.[3]
                        Dalam proses pendidikan islam, pendekatan mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam upaya mencapai tujuannya, karena ia menjadi sarana yang sangat bermakna bagi materi pelajaran yang tersusun dalam kurikulum pendidikan, sehingga dapat dipahami oleh masyarakat dan menjadi pengertian-pengertian yang fungsional terhadap dalam norma masyarakat.[4]Berbagai pendekatan manusia dalam memahami agama dapat melalui pendekatan paradikma , dengan pendekatan ini semua orang dapat memahami suatu agama  . Dapatr dilihat bahwasanya Agama bukan hanya monopoli kalangan teolog dan normalis ,melainkan agama dapat di pahami semua orang sesuai dengan pendekatan dan kesanggupannya . Macam-Macam Pendekatan Dalam Studi Islam

1.                  Pendekatan Tologis-Normatif
Pendekatan teologis diterjemahkan sebagai upaya memahami atau meneliti agama dengan menggunakan kerangka ilmu (‘ilmun ilaahiyyun) yang bertolak dari suatu keyakinan bahwa wujud empirik dari suatu keyakinan yang menjustifikasi kebenaran agamanya sendiri.[5]Pendekatan ini bersifat partikularistik, dogmatis, fanatic,  ekslusif, arogan, dan tidak jarang terjadi klaim kebenaran (truth claim). Pendekatan ini lebih menekankan pada bentuk forma atau symbol-simbol keagamaan yang masing-masing mengklaim dirinyalah yang paling benar dan sebaliknya yang lain salah. Menggunakan cara berfikir deduktif, yaitu cara berfikir yang berawal dari keyakinannya yang diyakini benar dan mutlak adanya karena ajaran yang berasal dari tuhan sudah pasti benar, sehingga tidak perlu dipertanyakan terlebih dahulu. Melainkan dimulai dari keyakinan yang selanjitnya diperkuat dengan dalil-dalil dan argumentasi.
Pendekatan teologis erat kaitannya daengan pendekatan normative, yaitu suatu pendekatan yang memandang agama dari segi ajarannya yang pokok dan asli dari tuhan yang belum dinalar manusia. Menjunjung tinggi nilai-nilai luhur; secara sosial, menawarkan nilai-nilai kemanusiaan, seprti ukhwa, ta`awwun, tasamuh; secara ekonomi islam menawarkan konsep keadilan, kejujuran, konsistensi, kepercayaan. Secara sains dan teknologi islam memotivasi pemeluknya untuk menuntut ilmu pengetahuan. Pendektan ini memandang agama sebagai suatu kebenaran mutlak dari tuhan, tidakada kekurangan sedikitpun dan nampak bersifat ideal.[6]
2.                  Pendekatan Antropologis
Antropologi berasal dari Bahasa Yunani ”anthropos” artinya manusia/orang, dan ”logos” yang berarti wacana.Menurut ilmutuhan.com (2011), antropolgi adalah ilmu yang membahas tentang manusia, khususnya tentang asal usul, aneka warna, bentuk fisik, adat istiadat dan kepercayaan masa lampau.
Antropologis adalah adalah ilmu yang mempelajari tentang segala aspek dari manusia terdiri dari aspek fisik dan non fisik dan berbagai pengetahuan tentang kehidupan lainnya yang bermanfaat.Pendekatan antropologis adalah salah satu upaya memahami agama dengan cara melihat praktik keagamaan yang tumbuh dan berkembang dalam masyarakat.[7] Melalui pendekatan ini agama nampak akrab dan dekat dengan masalah-masalah yang dihadapi manusia dan berupaya menjelaskan dan memberikan jawabanya. Dengan kata lain bahwacara-cara yang digunakan dalam disiplin ilmu antropologi dalam melihat suatu masalah digunakan pula untuk memahami agama. [8]
Antropologi dalam kaitan ini sebagaimana dikatakan Dawan Rahardjo, lebih mengutamakan pengamatan langsung, bahkan sifatnya partisipatif. Pendekatan antropologis bersifat induktif yaitu pendekatan yang langsung  turun kelapangan tanpa bepijak pada teori-teori formal yang pada dasarnya sanggat abstrak. Sejalan dengan pendekatan tersebut, maka dalam berbagai penelitian antropologi agama dapat ditemukan adanya hubungan positif antara kepercayaan agama dan kondisi ekonomi dan politik. Golongan masyarakat yang kurang mampu dan golongan miskin pada umumnya, lebih tertarik pada gerakan-gerakan keagamaan yang bersifat messianis, yang menjanjikan perubahan tatanan sosial kemasyarakatan. Sedangkan golongan orang kaya lebih cenderung untuk mempertahankan tatanan masyarakat yang sudah mapan secara ekonomi lantaran tatanan itu menguntungkan pihaknya. [9]
Selanjutnya melalui pendekatan antropologis ini juga dapat ditemukan keterkaitan agama dengan psikoterapi. Sigmund Freud (1856-1939) pernah mengaitkan agama dengan Oedipus komplek, yakni pengalaman infantil seorang anak yang tidak berdaya dihadapan kekuatan dan kekuasaan bapaknya. Agama dinilainya sebagai neurosis. Dalam psikonalisanya, dia mengungkapkan hubungan antara Id, Ego dan Superego. Meskipun hasil penelitian Freud berakhir dengan kurang simpatiterhadap realita keberagamaan manusia, tetapi temuanya ini cukup memberi peringatan terhadap beberapa kasus keberagamaan tertentu yang lebih terkait dengan patologi sosial maupun kejiwaan. Jika Freud oleh beberapa kalangan dilihat terlalu minor melihat fenomena keberagamaan manusia, lain halnya dengan psikonalisa yang dikemukakan C.G. Jung. Jung mengemukakan hasil temuan psikonalisanya yang berbalik arah dari apa yang ditemukan oleh Freud. Mennurutnya, ada korelasi yang sanggat positif antara agama dan kesehatan mental.[10]
3.        Pendekatan Sosiologis
Sosiologi berasal dari Bahasa Latin ”socius” artinya teman/kawan, dan ”logos” yang artinya ilmu pengetahuan. Sosiologi juga dikenal sebagai ilmu pengetahuan tentang masyarakat.Menurut Bapak Sosiologi Indonesia yaitu Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, sosiologi adalah ilmu yang mempelajari strukrtur sosial dan proses-proses sosial termasuk perubahan sosial.Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari fakta-fakta sosial yakni mengandung cara-cara bertindak, berfikir, berperasaan yang berada di luar individu (Durkheim, 1970).Sosiologi adalah ilmu pengetahuan yang membatasi diri terhadap persoalan penilaian (Soekarno, 2006).
Pendekatan sosiologi adalah salah satu upaya memahami agama dengan cara meningkatkan kemampuan manusia untuk menyesuaikan diri atau beradaptasi dengan lingkungan sosialnya agar pola fikir berkembang dan akan mengalami evolusi yang menyebabkan perubahan sosial masyarakat baru dan akan tercipta tingkat integrasi lebih besar.Agama lebih memperhatikan bidang sosial (Rahmat, 2006), hal ini dapat kita lihat jelas di dalam Al Quran dan Hadist bahawa perbandingan ayat ibadah dengan muamalah (masalah sosial) adalah 1:100, dan sholat berjamaah lebih baik dari pada sendiri (1:27).
4.       Pendekatan filosofis
Kata filosofis berasal dari kata filsafat, dari Bahasa Yunani yaitu ”pilos” yang artinya cinta kepada kebenaran, ilmu dan hikmah.Filsafat adalah berfikir secara mendalam, sistematik, radikal dan universal dalam rangka mencari kebenaran, inti, hikmah atau hakikat mengenai segala sesuatu yang ada (Galzaba, 1973).Menurut Purwadarmita (1999), filsafat sebagai pengetahuan dan penyelidikan dengan akal budi mengenal sebab-sebab, asas-asas hukum dsb terhadap sesuatu yang ada di alam semesta ataupun mengenai kebenaran dan arti adanya sesuatu.
Dari pendapat tersebut, dapat diambil kesimpulan bahwa pendekatan filosofis (arti sematik) merupakan studi proses tentang kependidikan yang didasari dengan nilai-nilai ajaran Islam menurut konsep cinta terhadap kebenaran, ilmu dan hikmah yang bersumber dari Al Quran dan Hadist.Pendekatan filosofis (arti praktis) adalah suatu pendekatan yang penilaiannya berdasarkan akal (rasional). Ukuran benar dan salahnya ditentukan dengan penilaian akal, apakah bisa diterima oleh akal atau tidak.
Sedangkan dalam kajian Islam berpikir filosofis tersebut selanjutnya dapat digunakan dalam memahami agama, dengan maksud agar hikmah, hakikat atau inti dari ajaran agama dapat dimengerti dan dipahami secara saksama. Pendekatan filosofis ini sebenarnya sudah banyak dilakukan sebelumnya, diantaranya Muhammad al Jurjawi yang menulis buku berjudul Hikmah Al Tasyri’ wa Falsafatuhu. Dalam buku tersebut Al Jurjawi berusaha mengungkapkan hikmah yang terdapat di balik ajaran-ajaran agama Islam, misalnya ajaran agama Islam mengajarkan agar melaksanakan sholat berjamaah dengan tujuan antara lain agar seseorang dapat merasakan hikmahnya hidup secara berdampingan dengan orang lain, dan lain sebagainya. Makna demikian dapat dijumpai melalui pendekatan yang bersifat filosofis. Dengan menggunakan pendekatan filosofis seseorang akan dapat memberi makna terhadap sesuatu yang dijumpainya, dan dapat pula menangkap hikmah dan ajaran yang terkandung di dalamnya[11]
5.       Pendekatan historis (sejarah)
Historis adalah suatu ilmu yang membahas berbagai peristiwa dengan menggunakan unsur-unsur tempat, waktu, objek, latar belakang dan perilaku dari peristiwa tersebut.Pendekatan historis adalah salah satu upaya memahami agama dengan menumbuhkan perenungan untuk memperoleh hikmah dengan cara mempelajari sejarah nilai-nilai Islam yang berisikan kisah dan perumpamaan.Al Quran terdiri dari dua bagian yaitu tentang konsep-konsep dan kisah sejarah perumpamaan. Dari sejarah perumpamaan inilah seseorang bisa mengambil hikmah.
 pendekatan sejarah ini, seseorang diajak untuk memasuki keadaan yang sebenarnya berkenaan dengan penerapan suatu peristiwa. Disini seseorang tidak akan memahami agama keluar dari konsep historisnya, karena pemahaman demikian itu akan menyesatkan orang yang memahaminya. Misalnya seseorang yang ingin memahami Al-Qur’an secara benar maka ia harus mempelajari sejarah turunnya Al-Qur’an atau kejadian-kejadian yang mengiringi turunnya Al-Qur’an.Dengan pendekatan historis ini masyarakat diharapkan mampu memahami nilai sejarah adanya agama Islam. Sehingga terbentuk manusia yang sadar akan historisitas keberadaan islam dan mampu memahami nilai-nilai yang terkandung didalamnya.[12]
6.      Pendekatan Psikologi
Psikologi adalah ilmu jiwa yang menyelidiki tentang keadaan jiwa seseorang berdasarkan cara berfikir .[13]Psikologi berasal dari Bahasa Yunani ”psych” yang berarti jiwa dan ”logis” yang berarti ilmu. Psikologi adalah ilmu  yang mempelajari jiwa(Wundt, 1879). Pendekatan psikologi adalah paradigma cara pandang memahami agama dengan mempelajari jiwa seseorang dengan cara melihat gejala perilaku yang dapaat diamati. Dalam Islam banyak sekali pengambaran batin. Seperti iman, taqwa kepada Allah. Perilaku seseorang dapat dilihat dari sesuatu yang dia yakini.Dengan psikologi, akan diketahui tingkat keagamaan yang dihayati, dipahami dan diamalkan serta sebagai alat untuk memasukkan agama ke dalam jiwa seseorang.
Dilihat dari sudut Terminologi maka kata psikologi brerarti ilmu tentang jiwa ,todak terbatas pada jiwa manusia saja,akan tetapi termasul jiwa binatang.Sedangkan pendekatan yang digunakan dalam membangun psikologi Islam ,seperti yang pernah dipraktekan oleh para psikolog islam terdahulu, yaitu memiliki 3 aspek yakni: Aspek Skriptualistis,Aspek Filosofis,Aspek Sufistik,[14]
7.      Pendekatan Kebudayaan
Dalam kamus Umum Bahasa Indonesia ,Kebudayaan diartikan sebagai hasil kegiatan dan penciptaan batin (akal budi)manusia seperti kepercayaan ,kesenian ,berarti pula kegiatan (usaha)batin (akal dan sebagainya) untuk menciptakan sesutu yang termasuk hasil kebudayaan.[15]Dengan demikian ,Kebudayaan adalah hasil daya cipta manusia dengan menggunakan dan mengerahkan segenap potensi batin yang dimiliki. Sedangkan didalam kebudayaan tersebut terdapat pengetahuan ,keyakinan ,seni, moral adat istiadat, dsb. Dengan demikian ,kebudayaan tampil sebagai pranata yang secara terus menerus dipelihara oleh para pembentuknya dan generasi selanjutnya yang telah diwarisi kebudayaan tersebut.Kebudayaan yang demikian dapat pula digunakan untuk memahami agama yang terdapat pada tataran empiris atau agama yang tampil dalam bentuk formal yang telah membudidaya dalam masyarakat . Pengamalan agama yang terdapat di masyarakat diproses oleh oleh penganutnya dari sumber agama ,yaitu wahyu melalui penalaran .Misalnya membaca kitab fiqih yang merupakan pelaksanaan dari nasb Al-Qur’an maupun hadist.[16]Dengan demikian ,Agama menjadi membudaya atau membumi di tengah tengah masyarakat .Dengan melalui pemahaman terhadap kebudayaan ,seseorang dapat mengamalkan ajaran agama tersebut.
                                                                                         
 IV.            PENUTUP
KESIMPULAN
                        Dalam Memahami hakikat manusia yang beragama diperlukan beberapa pendekatan dalam memahami agama .Pendekatan –pendekatan tersebut dapat dilakukan melalui pendekatan historis,sosiologis,budaya ,antropologi, psikologi.Berbgai pendekatan manusia dalam memahami ajaran dalam memahami agama ,didasarkan pada perbedaan perbedaan tabiat seseorang.Tabiat seseorang telah ada dalam manusia sejak awal hingga saat ini.
            Pendekatan manusia dalam memahami agama yang di maksud adalah : cara pandang atau paradigma yang terdapat dalam suatu bidang ilmu yang di gunakan dalam memahami agama .Dalam hubungan ini sebagaimana yang telah diuraikan bahwa kebutuhan agama dapat digunakan melalui pendekatan berbagai paradigm relitas agama yang mempunyai nilai kebenaran sesuai dengan kerangka paradigmanya. Oleh karena itu ,Tidak ada persoalan apakah pendekatan itu melalui ilmu sosial legalistic atau filosofis.
SARAN
Demikian makalah ini kami susun, mohon maaf atas segala kesalahan dan kekurangan dalam penulisan, pembuatan, maupun materi yang kami sajikan. Kami menyadari dalam penyusunan makalah ini banyak kekurangan ,Maka, kritik dan saran konstruktif penulis harapkan demi terciptanya makalah yang lebih baik. Semoga makalah ini bermanfaat dan menjadikan sebagai tambahan ilmu bagi semua pembaca ,Amin Amin yarobbalngalamin.
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah,Yatimin.2006.Studi Islam Kontemporer. Jakarta:Amzah .
Fanani,Muhyar. 2008. Metode Studi Islam . Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Mudzhar,Anto.2007.Pendekata studi Islam. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Nata, Abuddin. 2009. Metodologi Studi Islam. Jakarta: Rajawali Pers.
Pimay, Awaludin,. Ilyas Supena. 2008. Pendekatan Studi Islam. Semarang: Penerbit GunungJati.
Saehudin,dkk.2009. Pengnantar Studi Islam.: Bandung: Pustaka Setia.
Sulthon,Muhammad.2003.Desain Ilmu Dakwah. Semarang:Walisongo Pers.



    






[1] Zakiyah Darajat, dkk., Perbandingan Agama, (Bumi Aksara, Jakarta, 1996), hlm.3.
[2] http://abduhbaidu.blogspot.com/2011/02/pengertian-ilmu-dan-pendekatan-menurut.html.di akses 2 desember 2013 pukul 09.12. Lihat juga Yatimin Abdullah,Studi Islam Kontemporer,(Jakarta,Amzah,2006)hlm58.
[3] Taufik Abdullah ,Metodologi Penelitian Agma cet 2,(Yogyakarta , Tiara wacana , 1990), hlm. 92.
[4] Atang ABD.Hakim ,Jaih Mubarok,Metodologi Studi Islam,(Bandung,PT Remaja RosdaKarya,2008).Hlm., 3.
[5] Awaludin Pimay, Ilyas Supena,Pendekatan Studi Islam,(Semarang,Gunung Jati,2008).,hlm 61 .Lihat juga Abudin Nata,Metodologi Study IslamII,( Jakarta, RajaGrafindo Persada ),.hlm 28.
[6] Ibid.,hlm.61-62.

[7] Awaludin Pimay, Ilyas Supena,Pendekatan Studi Islam,(Semarang,Gunung Jati,2008).,hlm 92.
[8] Atho Mudzhar , Pendekatan Studi Islam,(Yogyakarta, Pustaka Pelajar, 2007)hlm 12   .Lihat juga Abudin Nata,Metodologi Study IslamII,( Jakarta, RajaGrafindo Persada ),.hlm 35.
[9] Ibid.,hlm 37.
[10] Amin Abdullah,op. cit.,hlm.33 Lihat juga Abudin Nata,Metodologi Study IslamII,( Jakarta, RajaGrafindo Persada),.hlm 37-38.

[11] Abudin Nata,Metodologi Study IslamII,( Jakarta, RajaGrafindo Persada),.hlm 43

[12] Ibid.,hlm 48.
[13] Debdikbud,Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta, Balai Pustaka ,1989), hlm. 83 .
[14]Yatimin Abdullah,Studi Islam Kontemporer, (Jakarta,Amzah,2006),hlm 69
[15] Abudin Nata,Metodologi Study IslamII,( Jakarta, RajaGrafindo Persada),.hlm 49.

[16] Abudin Nata,Metodologi Study IslamII,( Jakarta, RajaGrafindo Persada),.hlm 49-50.


1 comment: