PENDEKATAN STUDI ISLAM
Disusun Untuk Memenuhi Tugas
Mata Kuliah :Pengantar
Study Islam
Dosen Pengampu : Abdul Ghonni M.Ag
Oleh:
1. Roni
Cahyo Utomo (131311012)
2. Sukmawati
Maghfurina H (131311013)
3. Mukti
Nela Sari (131311015)
4. Nihlatun
Nafi’ah (131311021)
5. Hamim
jazuli (131311031)
6. Arinial
Husna (131311014)
FAKULTAS DAKWAH
DAN KOMUNIKASI
INSTITUT AGAMA ISLAM
NEGERI WALISONGO
SEMARANG TAHUN
2013
I.
PENDAHULUAN
Sejak
awal permulaan sejarah umat manusia, agama sudah terdapat pada semua lapisan masyarakat
dan seluruh tingkat kebudayaan.[1] Dewasa
ini kehadiran agama semakin dituntut untuk terlibat secara aktif didalam
memecahkan berbagai masalah yang dihadapi umat manusia. Agama tidak boleh
dijadikan sekedar lambing kesalehan atau berhenti sekedar disampaikan didalam
khotbah, melainkan secara konsepsional, menunjukkan cara-cara yang paling
efektif dalam memecahkan masalah.Tuntunan terhadap agama dapat dijawab manakala
pemahaman agama yang selama ini banyak menggunakan pendekatan teologis
normative dilengkapi dengan pemahaman agama yang menggunakan pendekatan lain,
yang secara operasional konseptual, dapat memberikan jawaban terhadap masalah
yang timbul.
Berkenaan
dengan pemikiran diatas, maka kami akan mengkaji berbagai pendekatan yang dapat
digunakan dalam memahami agama. Hal demikian perlu dilakukan, karena melalui
pendekatan tersebut kehadiran agama secara fungsional dapat dirasakan oleh
penganutnya. Sebaliknya tanpa mengetahui berbagai pendekatan tersebut, tidak
mustahil agama menjadi sulit dipahami oleh masyarakat, tidak fungsional, dan
akhirnya masyarakat mencari pemecahan masalah kepada selain agama, dan hal ini
tidak boleh terjadi.Berbagai pendekatan tersebut meliputi pendekatan teologis
normatif, antropologis, sosiologi, psikologis, historis, kebudayaan, dan
pendekatan filisofis. Untuk lebih jelasnya berbagai pendekatan tersebut akan
kami bahas dalam makalah ini.
II.
RUMUSAN MASALAH
1.
Apa pengertian
pendekatan secara Etimologi dan Terminologi ?
2.
Apa sajakah macam-macam
pendekatan dalam studi islam ?
III. PEMBAHASAN
A.
Pengertian Pendekatan
Secara Etimologi dan Terminologi
Dalam
kamus besar bahasa Indonesia, pendekatan adalah proses perbuatan, cara
mendekati, atau usaha dalam rangka aktivitas penelitian untuk mengadakan
hubungan dengan orang yang diteliti, atau dengan kata lain, metode-metode untuk
mencapai suatu pengertian tentang masalah penelitian. Sedangkan dalam bahasa
inggris, pendekatan diistilahkan dengan: “approach” dalam bahasa arab
disebut dengan “madkhal”.Secara terminology Mulyanto Sumardi menyatakan,
bahwa pendekatan bersifat axiomatic, terdiri dari serangkaian asumsi mengenai
hakikat bahasa dan pengajaran bahasa, serta belajar bahasa[2]
Dalam
arti lain Pendekatan adalah cara pandang atau paradigma yang terdapat dalam
suatu bidang ilmu yang selanjutnya digunakan dalam memahami agama (Uicha, 2011). Fungsi dari pendekatan studi islam
sendiri dapat disimpulkan bahwasanya Pendekatan studi Islam dpat memudahkan
seseorang mengetahui dan mendalami Islam secara luas dan menyeluruh agar tidak
muncul pola fikir yang dangkal.Dalam hubungan ini Jalaluddin Rakhmat mengatakan
bahwa agama dapat diteliti dengan menggunakan berbagai paradikma realitas agama
yang di ungkapkan mempunyai nilai kebenaran sesuai dengan kerangaka
paradikmanya.[3]
Dalam proses pendidikan islam,
pendekatan mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam upaya mencapai tujuannya,
karena ia menjadi sarana yang sangat bermakna bagi materi pelajaran yang
tersusun dalam kurikulum pendidikan, sehingga dapat dipahami oleh masyarakat dan
menjadi pengertian-pengertian yang fungsional terhadap dalam norma masyarakat.[4]Berbagai
pendekatan manusia dalam memahami agama dapat melalui pendekatan paradikma ,
dengan pendekatan ini semua orang dapat memahami suatu agama . Dapatr dilihat bahwasanya Agama bukan hanya
monopoli kalangan teolog dan normalis ,melainkan agama dapat di pahami semua
orang sesuai dengan pendekatan dan kesanggupannya . Macam-Macam
Pendekatan Dalam Studi Islam
1.
Pendekatan Tologis-Normatif
Pendekatan
teologis diterjemahkan sebagai upaya memahami atau meneliti agama dengan
menggunakan kerangka ilmu (‘ilmun
ilaahiyyun) yang bertolak dari suatu keyakinan bahwa wujud empirik dari
suatu keyakinan yang menjustifikasi kebenaran agamanya sendiri.[5]Pendekatan
ini bersifat partikularistik, dogmatis, fanatic, ekslusif, arogan, dan
tidak jarang terjadi klaim kebenaran (truth claim). Pendekatan ini lebih
menekankan pada bentuk forma atau symbol-simbol keagamaan yang masing-masing
mengklaim dirinyalah yang paling benar dan sebaliknya yang lain salah.
Menggunakan cara berfikir deduktif, yaitu cara berfikir yang berawal dari
keyakinannya yang diyakini benar dan mutlak adanya karena ajaran yang berasal
dari tuhan sudah pasti benar, sehingga tidak perlu dipertanyakan terlebih
dahulu. Melainkan dimulai dari keyakinan yang selanjitnya diperkuat dengan
dalil-dalil dan argumentasi.
Pendekatan
teologis erat kaitannya daengan pendekatan normative, yaitu suatu pendekatan
yang memandang agama dari segi ajarannya yang pokok dan asli dari tuhan yang
belum dinalar manusia. Menjunjung tinggi nilai-nilai luhur; secara sosial,
menawarkan nilai-nilai kemanusiaan, seprti ukhwa, ta`awwun, tasamuh; secara
ekonomi islam menawarkan konsep keadilan, kejujuran, konsistensi, kepercayaan.
Secara sains dan teknologi islam memotivasi pemeluknya untuk menuntut ilmu
pengetahuan. Pendektan ini memandang agama sebagai suatu kebenaran mutlak dari
tuhan, tidakada kekurangan sedikitpun dan nampak bersifat ideal.[6]
2.
Pendekatan
Antropologis
Antropologi berasal dari Bahasa Yunani ”anthropos” artinya manusia/orang, dan ”logos” yang berarti wacana.Menurut ilmutuhan.com (2011), antropolgi adalah
ilmu yang membahas tentang manusia, khususnya tentang asal usul, aneka warna,
bentuk fisik, adat istiadat dan kepercayaan masa lampau.
Antropologis adalah adalah ilmu yang mempelajari tentang
segala aspek dari manusia terdiri dari aspek fisik dan non fisik dan berbagai
pengetahuan tentang kehidupan lainnya yang bermanfaat.Pendekatan
antropologis adalah salah satu upaya memahami agama dengan cara melihat
praktik keagamaan yang tumbuh dan berkembang dalam masyarakat.[7] Melalui pendekatan ini agama nampak
akrab dan dekat dengan masalah-masalah yang dihadapi manusia dan berupaya
menjelaskan dan memberikan jawabanya. Dengan kata lain bahwacara-cara yang
digunakan dalam disiplin ilmu antropologi dalam melihat suatu masalah digunakan
pula untuk memahami agama. [8]
Antropologi
dalam kaitan ini sebagaimana dikatakan Dawan Rahardjo, lebih mengutamakan pengamatan
langsung, bahkan sifatnya partisipatif. Pendekatan antropologis bersifat induktif
yaitu pendekatan yang langsung turun
kelapangan tanpa bepijak pada teori-teori formal yang pada dasarnya sanggat
abstrak. Sejalan dengan pendekatan tersebut, maka dalam berbagai penelitian
antropologi agama dapat ditemukan adanya hubungan positif antara kepercayaan
agama dan kondisi ekonomi dan politik. Golongan masyarakat yang kurang mampu
dan golongan miskin pada umumnya, lebih tertarik pada gerakan-gerakan keagamaan
yang bersifat messianis, yang menjanjikan perubahan tatanan sosial
kemasyarakatan. Sedangkan golongan orang kaya lebih cenderung untuk
mempertahankan tatanan masyarakat yang sudah mapan secara ekonomi lantaran
tatanan itu menguntungkan pihaknya. [9]
Selanjutnya melalui pendekatan
antropologis ini juga dapat ditemukan keterkaitan agama dengan psikoterapi.
Sigmund Freud (1856-1939) pernah mengaitkan agama dengan Oedipus komplek, yakni
pengalaman infantil seorang anak yang tidak berdaya dihadapan kekuatan dan
kekuasaan bapaknya. Agama dinilainya sebagai neurosis. Dalam psikonalisanya,
dia mengungkapkan hubungan antara Id, Ego dan Superego. Meskipun hasil
penelitian Freud berakhir dengan kurang simpatiterhadap realita keberagamaan
manusia, tetapi temuanya ini cukup memberi peringatan terhadap beberapa kasus
keberagamaan tertentu yang lebih terkait dengan patologi sosial maupun
kejiwaan. Jika Freud oleh beberapa kalangan dilihat terlalu minor melihat
fenomena keberagamaan manusia, lain halnya dengan psikonalisa yang dikemukakan
C.G. Jung. Jung mengemukakan hasil temuan psikonalisanya yang berbalik arah
dari apa yang ditemukan oleh Freud. Mennurutnya, ada korelasi yang sanggat
positif antara agama dan kesehatan mental.[10]
3. Pendekatan Sosiologis
Sosiologi berasal dari Bahasa Latin ”socius” artinya teman/kawan, dan ”logos” yang artinya ilmu pengetahuan. Sosiologi juga dikenal
sebagai ilmu pengetahuan tentang masyarakat.Menurut Bapak Sosiologi Indonesia
yaitu Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, sosiologi adalah ilmu yang
mempelajari strukrtur sosial dan proses-proses sosial termasuk perubahan
sosial.Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari fakta-fakta sosial yakni
mengandung cara-cara bertindak, berfikir, berperasaan yang berada di luar
individu (Durkheim, 1970).Sosiologi adalah ilmu pengetahuan yang membatasi diri
terhadap persoalan penilaian (Soekarno, 2006).
Pendekatan sosiologi adalah salah satu upaya memahami
agama dengan cara meningkatkan kemampuan manusia untuk menyesuaikan diri atau
beradaptasi dengan lingkungan sosialnya agar pola fikir berkembang dan akan
mengalami evolusi yang menyebabkan perubahan sosial masyarakat baru dan akan
tercipta tingkat integrasi lebih besar.Agama lebih memperhatikan bidang sosial
(Rahmat, 2006), hal ini dapat kita lihat jelas di dalam Al Quran dan Hadist
bahawa perbandingan ayat ibadah dengan muamalah (masalah sosial) adalah 1:100,
dan sholat berjamaah lebih baik dari pada sendiri (1:27).
4. Pendekatan filosofis
Kata filosofis berasal dari kata filsafat, dari Bahasa
Yunani yaitu ”pilos” yang artinya
cinta kepada kebenaran, ilmu dan hikmah.Filsafat adalah berfikir secara
mendalam, sistematik, radikal dan universal dalam rangka mencari kebenaran,
inti, hikmah atau hakikat mengenai segala sesuatu yang ada (Galzaba,
1973).Menurut Purwadarmita (1999), filsafat sebagai pengetahuan dan
penyelidikan dengan akal budi mengenal sebab-sebab, asas-asas hukum dsb
terhadap sesuatu yang ada di alam semesta ataupun mengenai kebenaran dan arti
adanya sesuatu.
Dari pendapat tersebut, dapat diambil kesimpulan bahwa
pendekatan filosofis (arti sematik) merupakan studi proses tentang kependidikan
yang didasari dengan nilai-nilai ajaran Islam menurut konsep cinta terhadap
kebenaran, ilmu dan hikmah yang bersumber dari Al Quran dan Hadist.Pendekatan
filosofis (arti praktis) adalah suatu pendekatan yang penilaiannya
berdasarkan akal (rasional). Ukuran benar dan salahnya ditentukan dengan
penilaian akal, apakah bisa diterima oleh akal atau tidak.
Sedangkan dalam kajian Islam
berpikir filosofis tersebut selanjutnya dapat digunakan dalam memahami agama,
dengan maksud agar hikmah, hakikat atau inti dari ajaran agama dapat dimengerti
dan dipahami secara saksama. Pendekatan filosofis ini sebenarnya sudah banyak
dilakukan sebelumnya, diantaranya Muhammad al Jurjawi yang menulis buku
berjudul Hikmah Al Tasyri’ wa Falsafatuhu. Dalam buku tersebut Al Jurjawi
berusaha mengungkapkan hikmah yang terdapat di balik ajaran-ajaran agama Islam,
misalnya ajaran agama Islam mengajarkan agar melaksanakan sholat berjamaah
dengan tujuan antara lain agar seseorang dapat merasakan hikmahnya hidup secara
berdampingan dengan orang lain, dan lain sebagainya. Makna demikian dapat
dijumpai melalui pendekatan yang bersifat filosofis. Dengan menggunakan
pendekatan filosofis seseorang akan dapat memberi makna terhadap sesuatu yang
dijumpainya, dan dapat pula menangkap hikmah dan ajaran yang terkandung di
dalamnya[11]
5. Pendekatan historis (sejarah)
Historis adalah
suatu ilmu yang membahas berbagai peristiwa dengan menggunakan unsur-unsur
tempat, waktu, objek, latar belakang dan perilaku dari peristiwa tersebut.Pendekatan
historis adalah salah satu upaya memahami agama dengan menumbuhkan
perenungan untuk memperoleh hikmah dengan cara mempelajari sejarah nilai-nilai
Islam yang berisikan kisah dan perumpamaan.Al Quran terdiri dari dua bagian
yaitu tentang konsep-konsep dan kisah sejarah perumpamaan. Dari sejarah
perumpamaan inilah seseorang bisa mengambil hikmah.
pendekatan sejarah ini, seseorang diajak untuk
memasuki keadaan yang sebenarnya berkenaan dengan penerapan suatu peristiwa.
Disini seseorang tidak akan memahami agama keluar dari konsep historisnya,
karena pemahaman demikian itu akan menyesatkan orang yang memahaminya. Misalnya
seseorang yang ingin memahami Al-Qur’an secara benar maka ia harus mempelajari
sejarah turunnya Al-Qur’an atau kejadian-kejadian yang mengiringi turunnya
Al-Qur’an.Dengan pendekatan historis ini masyarakat diharapkan mampu memahami nilai
sejarah adanya agama Islam. Sehingga terbentuk manusia yang sadar akan
historisitas keberadaan islam dan mampu memahami nilai-nilai yang terkandung
didalamnya.[12]
6. Pendekatan
Psikologi
Psikologi adalah
ilmu jiwa yang menyelidiki tentang keadaan jiwa seseorang berdasarkan cara
berfikir .[13]Psikologi
berasal dari Bahasa Yunani ”psych”
yang berarti jiwa dan ”logis” yang
berarti ilmu. Psikologi adalah ilmu yang mempelajari jiwa(Wundt, 1879).
Pendekatan psikologi adalah paradigma cara pandang memahami agama dengan
mempelajari jiwa seseorang dengan cara melihat gejala perilaku yang dapaat
diamati. Dalam Islam banyak sekali pengambaran batin. Seperti iman, taqwa
kepada Allah. Perilaku seseorang dapat dilihat dari sesuatu yang dia yakini.Dengan psikologi, akan diketahui tingkat keagamaan
yang dihayati, dipahami dan diamalkan serta sebagai alat untuk memasukkan agama
ke dalam jiwa seseorang.
Dilihat dari
sudut Terminologi maka kata psikologi brerarti ilmu tentang jiwa ,todak
terbatas pada jiwa manusia saja,akan tetapi termasul jiwa binatang.Sedangkan
pendekatan yang digunakan dalam membangun psikologi Islam ,seperti yang pernah
dipraktekan oleh para psikolog islam terdahulu, yaitu memiliki 3 aspek yakni:
Aspek Skriptualistis,Aspek Filosofis,Aspek Sufistik,[14]
7. Pendekatan Kebudayaan
Dalam kamus Umum Bahasa Indonesia ,Kebudayaan diartikan sebagai hasil
kegiatan dan penciptaan batin (akal budi)manusia seperti kepercayaan ,kesenian
,berarti pula kegiatan (usaha)batin (akal dan sebagainya) untuk menciptakan
sesutu yang termasuk hasil kebudayaan.[15]Dengan
demikian ,Kebudayaan adalah hasil daya cipta manusia dengan menggunakan dan
mengerahkan segenap potensi batin yang dimiliki. Sedangkan didalam kebudayaan
tersebut terdapat pengetahuan ,keyakinan ,seni, moral adat istiadat, dsb.
Dengan demikian ,kebudayaan tampil sebagai pranata yang secara terus menerus
dipelihara oleh para pembentuknya dan generasi selanjutnya yang telah diwarisi
kebudayaan tersebut.Kebudayaan yang demikian dapat pula digunakan untuk
memahami agama yang terdapat pada tataran empiris atau agama yang tampil dalam
bentuk formal yang telah membudidaya dalam masyarakat . Pengamalan agama yang
terdapat di masyarakat diproses oleh oleh penganutnya dari sumber agama ,yaitu
wahyu melalui penalaran .Misalnya membaca kitab fiqih yang merupakan
pelaksanaan dari nasb Al-Qur’an
maupun hadist.[16]Dengan
demikian ,Agama menjadi membudaya atau membumi di tengah tengah masyarakat .Dengan
melalui pemahaman terhadap kebudayaan ,seseorang dapat mengamalkan ajaran agama
tersebut.
IV.
PENUTUP
KESIMPULAN
Dalam Memahami hakikat
manusia yang beragama diperlukan beberapa pendekatan dalam memahami agama
.Pendekatan –pendekatan tersebut dapat dilakukan melalui pendekatan
historis,sosiologis,budaya ,antropologi, psikologi.Berbgai pendekatan manusia
dalam memahami ajaran dalam memahami agama ,didasarkan pada perbedaan perbedaan
tabiat seseorang.Tabiat seseorang telah ada dalam manusia sejak awal hingga
saat ini.
Pendekatan manusia dalam memahami
agama yang di maksud adalah : cara pandang atau paradigma yang terdapat dalam
suatu bidang ilmu yang di gunakan dalam memahami agama .Dalam hubungan ini
sebagaimana yang telah diuraikan bahwa kebutuhan agama dapat digunakan melalui
pendekatan berbagai paradigm relitas agama yang mempunyai nilai kebenaran
sesuai dengan kerangka paradigmanya. Oleh karena itu ,Tidak ada persoalan
apakah pendekatan itu melalui ilmu sosial legalistic atau filosofis.
SARAN
Demikian makalah ini kami susun, mohon maaf atas segala kesalahan dan kekurangan dalam penulisan, pembuatan, maupun materi
yang kami sajikan.
Kami menyadari dalam penyusunan makalah ini banyak kekurangan ,Maka, kritik dan
saran konstruktif penulis harapkan demi terciptanya makalah yang lebih baik. Semoga
makalah ini bermanfaat dan menjadikan sebagai tambahan ilmu bagi semua pembaca
,Amin Amin yarobbalngalamin.
DAFTAR
PUSTAKA
Abdullah,Yatimin.2006.Studi Islam Kontemporer. Jakarta:Amzah .
Fanani,Muhyar.
2008. Metode Studi Islam . Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Mudzhar,Anto.2007.Pendekata studi Islam. Yogyakarta :
Pustaka Pelajar.
Nata,
Abuddin. 2009. Metodologi Studi Islam.
Jakarta: Rajawali Pers.
Pimay,
Awaludin,. Ilyas Supena. 2008. Pendekatan
Studi Islam. Semarang: Penerbit GunungJati.
Saehudin,dkk.2009.
Pengnantar Studi Islam.: Bandung:
Pustaka Setia.
Sulthon,Muhammad.2003.Desain Ilmu Dakwah. Semarang:Walisongo
Pers.
[2] http://abduhbaidu.blogspot.com/2011/02/pengertian-ilmu-dan-pendekatan-menurut.html.di
akses 2 desember 2013 pukul 09.12. Lihat juga Yatimin Abdullah,Studi Islam Kontemporer,(Jakarta,Amzah,2006)hlm58.
[3] Taufik Abdullah ,Metodologi
Penelitian Agma cet 2,(Yogyakarta , Tiara wacana , 1990), hlm. 92.
[4] Atang ABD.Hakim ,Jaih Mubarok,Metodologi
Studi Islam,(Bandung,PT Remaja RosdaKarya,2008).Hlm., 3.
[5] Awaludin Pimay, Ilyas Supena,Pendekatan
Studi Islam,(Semarang,Gunung Jati,2008).,hlm 61 .Lihat juga Abudin Nata,Metodologi Study IslamII,( Jakarta,
RajaGrafindo Persada ),.hlm 28.
[6] Ibid.,hlm.61-62.
[7] Awaludin Pimay, Ilyas Supena,Pendekatan
Studi Islam,(Semarang,Gunung Jati,2008).,hlm 92.
[8] Atho Mudzhar , Pendekatan
Studi Islam,(Yogyakarta, Pustaka Pelajar, 2007)hlm 12 .Lihat juga Abudin Nata,Metodologi Study IslamII,( Jakarta, RajaGrafindo Persada ),.hlm 35.
[9] Ibid.,hlm 37.
[10] Amin Abdullah,op. cit.,hlm.33
Lihat juga Abudin Nata,Metodologi Study
IslamII,( Jakarta, RajaGrafindo Persada),.hlm 37-38.
[11] Abudin Nata,Metodologi Study
IslamII,( Jakarta, RajaGrafindo Persada),.hlm 43
[12] Ibid.,hlm 48.
[13] Debdikbud,Kamus Besar Bahasa
Indonesia, (Jakarta, Balai Pustaka ,1989), hlm. 83 .
[14]Yatimin Abdullah,Studi Islam
Kontemporer, (Jakarta,Amzah,2006),hlm 69
[15] Abudin Nata,Metodologi Study
IslamII,( Jakarta, RajaGrafindo Persada),.hlm 49.
ijin copi pak
ReplyDelete