NAMA -NAMA DAN
GARIS BESAR KANDUNGAN
AL-QUR’AN
Disusun Untuk Memenuhi Tugas
Mata Kuliah : Ulumul Qur’an
Dosen Pengampu
: Dra.Hj.Yuyun Afandi ;Lc.MA
Oleh:
1.
Reni
Megawati (131311012)
2.
Sukmawati
maghfurina H (131311013)
3.
Ristian
janur P (131311014)
4.
Ima
nurhalimah (131311015)
5.
Dian
Ardi S. (131311016)
FAKULTAS DAKWAH DAN
KOMUNIKASI
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
WALISONGO
SEMARANG
2013
I. PENDAHULUAN
Kitab suci
Alquran adalah sumber inspirasi petunjuk kehidupan umat islam.
Al Qur’an yang telah diturunkan beberapa abad yang lalu, tepatnya pada tahun ke-40 dari lahirnya nabi Muhammad SAW. Al Qur’an merupakan sumber utama dalam penentuan hukum Islam. “Kitab (Al Qur'an) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa,” Ayat di atas menunjukkan bahwa tiada keraguan di dalam Al Qur’an yang telah diturunkan beberapa abad yang lalu. Dari ayat di atas dapat diketahui bahwa orang-orang yang ragu akan kebenaran Al Qur’an berarti salah satu syarat taqwa belum tercapai. Dapat ditarik benang merah, yaitu sebagai seorang muslim diwajibkan untuk mempercayai kebenaran Al Qur’an, karena Al Qur’an memang benar dan dapat dibuktikan kebenarannya sebagai cahaya dan petunjuk.Namun untuk membuktikan kebenaran memerlukan ilmu-ilmu pendukung, di antarnya adalah nasikh mansukh, asbabun nuzul dan lain sebagainya yang terkumpul dalam ulum Al Qur’an. Dengan disiplin ilmu inilah dapat dibuka kebenaran-kebenaran Al Qur’an yang masih diragukan itu.’kita dapat mengetahui salah satunya nama nama dan garis besar kandungan alqur’an.Kemujmalan Al Qur’an yang sempat menjadi momok yang menakutkan bagi pembeda Al Qur’an dapat teratasi dengan adanya disiplin ilmu Ulumul Qur’an.
Al Qur’an yang telah diturunkan beberapa abad yang lalu, tepatnya pada tahun ke-40 dari lahirnya nabi Muhammad SAW. Al Qur’an merupakan sumber utama dalam penentuan hukum Islam. “Kitab (Al Qur'an) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa,” Ayat di atas menunjukkan bahwa tiada keraguan di dalam Al Qur’an yang telah diturunkan beberapa abad yang lalu. Dari ayat di atas dapat diketahui bahwa orang-orang yang ragu akan kebenaran Al Qur’an berarti salah satu syarat taqwa belum tercapai. Dapat ditarik benang merah, yaitu sebagai seorang muslim diwajibkan untuk mempercayai kebenaran Al Qur’an, karena Al Qur’an memang benar dan dapat dibuktikan kebenarannya sebagai cahaya dan petunjuk.Namun untuk membuktikan kebenaran memerlukan ilmu-ilmu pendukung, di antarnya adalah nasikh mansukh, asbabun nuzul dan lain sebagainya yang terkumpul dalam ulum Al Qur’an. Dengan disiplin ilmu inilah dapat dibuka kebenaran-kebenaran Al Qur’an yang masih diragukan itu.’kita dapat mengetahui salah satunya nama nama dan garis besar kandungan alqur’an.Kemujmalan Al Qur’an yang sempat menjadi momok yang menakutkan bagi pembeda Al Qur’an dapat teratasi dengan adanya disiplin ilmu Ulumul Qur’an.
II.
RUMUSAN
MASALAH
1.
Bagaimanakah
pengertian Al-Qur’an dan sebutkan nama-namanya ?
2.
Apa sajakah sifat-sifat Al-Qur’an?
3.
Apa yang membedakan antara nama-nama dan sifat-sifat
Al-Qur’an?
4.
Sebut dan jelaskan Garis besar kandungan Alqur’an ?
III.
PEMBAHASAN
A. Pengertian dan Nama-Nama Al-Qur’an
Pengertian
alqur’an secara etimologi (bahasa) Para
ulama telah berbeda pendapat didalam menjelaskan kata alqur’an dari sisi
derivasi (isytiqaq) yaitu cara melafalkan apakah memakai hamzah atau tidak, dan
apakah ia merupakan kata sifat atau kata jadian.Para ulama yang mengatakan
bahwa cara melafalkannya menggunakan hamzah pun telah terbagi menjadi dua [1].Sebagian
diantaranya berpendapat bahwa Al lihyani, berkata bahwa kata “Al Qur’an” kata dasar dari qoro (membaca)[2]qoroa-yaqrou-qurananwa qiroatan. Kata
ini kemudian dijadikan sebagai nama bagi firman Allah yang diturunkan kepada
Nabi kita, Muhammad SAW. Penamaan ini masuk dalam kategori “tasmiyah al maf’ul
bi al-mashdar”(Penamaan isimmaf’ul dengan isim mashdar). Mereka merujuk firman
Allah Q.S AlQiyamah:17-18 “Sesungguhnya atas tanggungan kami lah
mengumpulkannya (didadamu)dan(membuatmu pandai)membacanya telah.Apabila kami
telah selesai membacakannya, maka ikutilah bacaannya itu”.(QS.Al Qiyamah
17-18).
Sebagian
dari mereka, diantaranya Al zujaj, menjelaskan bahwa kata “Al Qur’an” merupakan
kata sifat yang berasal dari kata dasar “al qara” yang artinya menghimpun. Kata
sifat ini kemudian dijadikan nama bagi firman Allah yang diturunkan kepada Nabi
Muhammad.
Para ulama yang mengatakan bahwa cara melafalkan kata Alqur’an dengan tidak menggunakan hamzah pun terpecah menjadi dua kelompok :
Para ulama yang mengatakan bahwa cara melafalkan kata Alqur’an dengan tidak menggunakan hamzah pun terpecah menjadi dua kelompok :
a.
Sebagian dari mereka, diantaranya adalah Al Asy’ari,
mengatakan bahwa kata Al quran diambil dari kat kerja “Qarana”(menyertakan)
karena Alqur’an menyertakan surat, ayat-ayat dan huruf-huruf.
b.
Alfarra’ menjelaskan bahwa kata “Alqur’an” diambil
dari kata dasar “Qara’in”(penguat) karena Alqur’an terdiri dari ayat-ayat yang
saling menguatkan, dan terdapat kemiripan antara satu ayat dan ayat-ayat
lainnya.
Pendapat lain bahwa Al Qur’an sudah merupakan
sebuah nama personal (al-‘alam asy-syakhsyi), bukan merupakan derivasi,bagi
kitab yang telah diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW. Para ulama telah
menjelaskan bahwa penamaan itu menunjukkan bahwa Al Qur’an telah menghimpun
intisari kitab-kitab Allah yang lain, bahkan seluruh ilmu yang ada.[3]
Pengertian Alquran secara Terminologi (istilah) :
Pengertian Alquran secara Terminologi (istilah) :
a)
Menurut Manna’ Al Qaththan
Kitab
Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW. Dan membacanya sebagai ibadah[4]
b) Menurut Al Jurjani
Yaitu kitab yang diturunkan kepada Rasulullah SAW, yang ditulis didalam mushaf dan yang diriwayatkan secara mutawatir tanpa keraguan.
Yaitu kitab yang diturunkan kepada Rasulullah SAW, yang ditulis didalam mushaf dan yang diriwayatkan secara mutawatir tanpa keraguan.
c)
Menurut Abu Syahbah
Kitab Allah yang diturunkan baik lafazh maupun maknanya
kepada Nabi terakhir,Muhammad SAW, yang diriwayatkan secara mutawatir, yakni
dengan penuh kepastian dan keyakinan(akan kesesuaiannya dengan apa yang
diturunkan kepada Muhammad), yang ditulis pada mushaf yang dimulai dari awal
surat Al fatihah sampai akhir surat Annas.[5]
d) Menurut Pakar ahli Fiqih ,Ushul Fiqih, Bahasa Arab
d) Menurut Pakar ahli Fiqih ,Ushul Fiqih, Bahasa Arab
Kalam Allah yang diturunkan kepada Nabinya, Muhammad, yang
lafazh-lafazhnya mengandung mukjizat, membacanya mempunyai nilai ibadah, yang
diturunkan secara mutawatir,dan yang ditulis pada mushaf, mulai dari awal surat
Al Fatihah sampai surat AnNas.[6]
e) Menurut prof TM Hasby ash Shidqi
Wahyu yang diterima malaikat jibril
dari Allah SWT dan disampaikan kepada Rosul
Nya Muhammad saw ,yang tidak dapat di
tandingi oleh siaapapun yang diturunkan berangsur angsur lafadz dan ma’nanya
,di nukilkan dari Muhammad SAW kepada kita untuk umatnya dengan jalan mutawatir
,dan tertera sempurna ma’nanya sedang membacanya diberi pahala ,karena membaca
Alquran di hukumkan sebagai ibadah .[7]
Nama-Nama Al Qur’an: Di dalam kitab Al-Ithahan karangan
As-Suyuty, diterangkan bahwa Abul Ma’ali Syaizalah Al-Burhan fi
Musykilatil Qur’an (wafat tahun 494 H) menyebutkan 55 buah nama untuk
Al-Qur’an.[8]
Bahkan Abul Hasan Al-Haraly (wafat tahun 647) menerangkan bahwa lebih dari 90
nama untuk Al-Qur’an.[9]
Dr. Subhi Al-Salih berpendapat bahwa
sebagian ulama berlebih-lebihan di dalam menghitung jumlah nama-nama untuk
Al-Qur’an, sebab mereka mencampur-adukkan antara nama dan sifatnya.[10]
Al Qadhi Abu al ma’aliy Syaidzalah bin Abdu al Malik,
seperti dikutip Al Zarkasyi didalam Al Burhan(jilid 1, hal. 273) mengatakan
AlQur’an memiliki 55 buah nama. Untuk mendukung pendapatnya ini, Ibnu Abd al
Malik menggunakan ayat-ayat Al Qur’an. Diantaranya adalah:
1. Kitab (Al Dukkan, ayat 1
dan 2)
2. Qur’an (Al Waqi’ah, ayat 77)
3. Kalam (Al Taubah,ayat 6)
4. Nur (Al Nisa’, ayat 174)
5. Hudan (Luqman, ayat 3)
6. Rahmah (Yunus, ayat 58)
7. Furqan (Al Furqan, ayat 1)
8. Syifa’ (Al Isra’, ayat 82)
9. Maw’izhah (Yunus, ayat 57)
10. Dzikra (Al Anbiya’, ayat 50)
11. Karim (Al Waqi’ah, ayat 77)
12. Ali (Azzukhruf, ayat 41)
13. Hikmah (Al Qamar, ayat 5)
14. Hakim (Yunus, ayat 1 dan 2)
15. Muhaymin (Al Ma’idah, ayat 48)
16. Mubarak (Shad, ayat 29
2. Qur’an (Al Waqi’ah, ayat 77)
3. Kalam (Al Taubah,ayat 6)
4. Nur (Al Nisa’, ayat 174)
5. Hudan (Luqman, ayat 3)
6. Rahmah (Yunus, ayat 58)
7. Furqan (Al Furqan, ayat 1)
8. Syifa’ (Al Isra’, ayat 82)
9. Maw’izhah (Yunus, ayat 57)
10. Dzikra (Al Anbiya’, ayat 50)
11. Karim (Al Waqi’ah, ayat 77)
12. Ali (Azzukhruf, ayat 41)
13. Hikmah (Al Qamar, ayat 5)
14. Hakim (Yunus, ayat 1 dan 2)
15. Muhaymin (Al Ma’idah, ayat 48)
16. Mubarak (Shad, ayat 29
17. Habl (Ali
Imron, ayat 18. Shirath (Al
An’am, ayat 153)
19. Al Qayyim (Al Kahfi, ayat 1 dan 2)
19. Al Qayyim (Al Kahfi, ayat 1 dan 2)
20. Al Fadla (AT Thoriq: 13)
Nama-nama Al Qur’an yang di sodorkan Ibnu Al Malik
memang maknanya bagus tetapi ada kesan dipaksakan. Ambillah misal Rahmat. Ibnu
al Malik mengambil kata ini untuk nama Al qur’an dari sebuah ayat Al Qur’an
juga. Logikanya karena orang yang memahaminya mendapat rahmat. Dan ayat yang
dijadikan dalilnya, surah yunus, ayat 58
“Katakanlah dengan karunia Allah dan Rahmatnya, hendaklah mereka bergembira”.
Rahmat Allah memang sesuatu yang diharapkan oleh semua orang yang beriman. Tetapi, rahmat bukanlah kitab suci kaum muslimin, atau nama lain dari Alqur’an. Nama yang lebih relevan untuk nama lain Al qur’an adalah:[11]
“Katakanlah dengan karunia Allah dan Rahmatnya, hendaklah mereka bergembira”.
Rahmat Allah memang sesuatu yang diharapkan oleh semua orang yang beriman. Tetapi, rahmat bukanlah kitab suci kaum muslimin, atau nama lain dari Alqur’an. Nama yang lebih relevan untuk nama lain Al qur’an adalah:[11]
1. Al kitab, dinamai demikian karena ayat-ayat Al Qur’an tertulis dalam bentuk kitab. Menurut pengertian dari beberapa ayat Al qur’an lainnya ( surah Al furqan ayat 35 dan Maryam ayat 30). Taurat yang diturunkan kepada Nabi Musa dan Injil untuk Nabi isa, juga disebut Al kitab. Dan penganut agama yang memegang kedua kitab ini disebut al Kitab.
“kitab itu tidak ada keraguan padanya sebagai petunjuk bagi orang-orang yang bertaqwa.” (Al Baqarah :2)
2. Al
Furqan, yang berati pembeda, Alqur’an menjelaskan antara hak dan yang
batil,antara yang benar dan yang salah,dan antara yang baik dan yang buruk( Al
Furqan ayat 1).
“Mahasuci Allah yang telah menurunkan Al Furqan kepada hambanya(Muhammad), agar dia menjadi pemberi peringatan kepada seluruh alam”.(Al Furqan: ayat 11).
“Mahasuci Allah yang telah menurunkan Al Furqan kepada hambanya(Muhammad), agar dia menjadi pemberi peringatan kepada seluruh alam”.(Al Furqan: ayat 11).
3. Al Dzikr, disebut Al dzikr yang berarti
peringatan, menurut Al Zarkasyi, karena Alqur’an mengandung
peringatan-peringatan, nasehat-nasehat, serta informasi mengenai umat yang
telah lalu dan peringatan, nasehat juga bagi orng yang bertaqwa( Al Nahl :44)
“Dan Kami telah menurunkan kepadamu
(Muhammad) Al Dzikr “
4. Al Mushhaf Allah menyebut shuhuf untuk
kitab-kitab
“Sesungguhnya ini terdapat dalam shuhuf yang terdahulu. Yaitu Shuhuf Ibrahim dan Musa.” (Al A’la, ayat 18-19).
“Sesungguhnya ini terdapat dalam shuhuf yang terdahulu. Yaitu Shuhuf Ibrahim dan Musa.” (Al A’la, ayat 18-19).
Dahulu
pada zaman Rasulullah SAW. Para sahabat menulis Al qur’an pada kayu, batu,
kulit dan pelepah kurma.[12]
Benda-benda yang telah ditulisi dengan ayat-ayat Al qur’an itu disebut Shuhuf.
Setelah shuhuf-shuhuf itu dikumpulkan dan digabung menjadi satu, maka para
sahabat menyebutnya Mushhaf. Misalnya mushaf Ali dan Mushaf Abdullah bin
Mas’ud.
Sebutan Mushhaf menjadi populer setelah Ustman bin Affan membentuk Panitia Penghimpun Ayat- ayat Alqur’an dan mendistribusikan mushaf- mushaf salinan ke beberapa wilayah kekuasaan islam[13]. Sejak itu, pengertian Al Mushhaf berkembang menjadi sebuah nama yang memberi identitas pada “Kalam Allah” yang di turunkan kepada Nabi Muhammad SAW, tertulis didalam lembaran-lembaran, membacanya merupakan ibadah, susunan kata dan isinya mu’jizat, dinukil secara mutawatir.
Sebutan Mushhaf menjadi populer setelah Ustman bin Affan membentuk Panitia Penghimpun Ayat- ayat Alqur’an dan mendistribusikan mushaf- mushaf salinan ke beberapa wilayah kekuasaan islam[13]. Sejak itu, pengertian Al Mushhaf berkembang menjadi sebuah nama yang memberi identitas pada “Kalam Allah” yang di turunkan kepada Nabi Muhammad SAW, tertulis didalam lembaran-lembaran, membacanya merupakan ibadah, susunan kata dan isinya mu’jizat, dinukil secara mutawatir.
B.
SIFAT—SIFAT AL-QUR’AN
1.
Al-Qur’an sebagai Nuur (cahaya)
2.
Al-Quran sebagai Mubiin (menjelaskan atau menerangkan)
firman Allah dalam Q.S.Annisa:174
“Sesungguhnya
telah dating untukmu (umat islam)keterangann dari Tuhanmu da telak kami turunka
kepadamu nuur (cayaha) yang menerangi”.(Surat Annisa :174).
3.
Hudan (Petunjuk)
4.
Syifaa-un (Obat)
5.
Rahmatun (Rahmatun)
6.
Mau’izhatun (pelajaran hati) Q.S. Yunus:57
“Wahai manusia! Suudah dating
kepadamu pelajaran hati dari Tuhannmu, obat bagi apa yang dalam dada,petunjuk
dan rahamat bagi orang-orang yang
beiman.(
Surat Yunus:57).
7.
Basyiirun (pengemberikan)
8.
Nadziirun (pemberi nasihat mana yang baik dan mana buruk)
firman allah dalam QS : Al-Baqarah:119
9.
“sesungguhnya KAMI telah mengutus engkau ( muhamad ) dengan
kebenaran sebagai pemberi kabar gembira, pemberi nasehat, dan kamu tidak
diminta tanggung jawab mengenai penghuni-penghuni neraka jahim. ( Surat
Al-Baqarah : 119 ).
10.
Diberi berkah
Firman
Allah SWT:
“kitab
yang telah KAMI turunkan ia kepada engkau (muhamad) diberi berkah. (QS shaad : 29).[14]
C.
GARIS BESAR KANDUNGAN ALQUR’AN
Di dalam surat-surat dan ayat-ayat
Al-Qur’an secara garis besar terkandung menjadi beberapa pokok sebagaimana
berikut ini
Aqidah
Aqidah adalah ilmu yang mengajarkan
manusia mengenai kepercayaan yang pasti wajib dimiliki oleh setiap orang di
dunia. Al-Qur’an mengajarkan akidah tauhid kepada kita yaitu menanamkan
keyakinan terhadap Allah SWT yang satu yang tidak pernah tidur dan tidak
beranak dan tidak di peranakan.[15]
Percaya kepada Allah SWT adalah salah satu butir rukun iman yang pertama. Orang
yang tidak percaya terhadap rukun iman disebut sebagai orang-orang kafir [16]
Ibadah.
Ibadah dari segi bahasa adalah menyerah,
tunduk, patuh, taat,[17].
Dari pengertian “Fuqaha”[18],
ibadah adalah segala bentuk ketaatan yang dijalankan atau dikerjakan untuk
mendapat Ridha dari Allah SWT. Bentuk ibadah dasar dala ajaran agama Islam
yakni seperti yang tercantum dalam lima butir rukun Islam. Mengucapkan dua
kalimat syahadat, shalat lima waktu, membayar zakat, puasa di bulan suci
Ramadhan dan beribadah haji bagi yang mampu menjalankannya.
Akhlaq
Akhlak adalah perilaku yang dimiliki
oleh manusia, baik akhlak yang terpuji atau akhlakul karimah maupun yang
tercela atau akhlakul madzmumah. Allah SWT mengutus Nabi Muhammad SAW tidak
lain untuk memperbaiki akhlaq manusia Dan rahmat bagi semesta alam[19].
Setiap manusia harus mengikuti apa yang diperintah-Nya dan menjauhi
larangan-Nya.
Hukum
Hukum-hukum yang ada di Al-Qur’an
adalah memberi suruhan atau perintah kepada orang yang beriman untuk mengadili
dan memberikan hukuman pada seseorang yang terbukti bersalah.[20]
Hukum dalam Islam berdasarkan Al-Qur’an dan Assunah ada beberapa jenis atau
macam seperti junayat, mu’amalat, munakahat, faraidh, dan jihad.
Peringatan / Tadzkir
Tadzkir atau peringatan adalah
sesuatu yang memberi peringatan kepada manusia akan Allah SWT berupa
siksa neraka atau waa’id[21].
Tadzkir juga bisa berupa kabar gembira bagi orang-orang yang beriman kepada-Nya
dengan balasan berupa nikmat surga jannah atau waa’ad.
Sejarah-sejarah
atau Kisah-kisah
Sejarah atau kisah adalah cerita
mengenai orang-orang yang terdahulu baik yang mendapatkan kejayaan akibat taat
kepada Allah SWT [22]serta
ada juga yang mengalami kebinasaan[23]
akibat tidak taat atau ingkar terhadap Allah SWT. Dalam menjalankan kehidupan
sehari-hari sebaiknya kita mengambil pelajaran yang baik-baik dari sejarah masa
lalu atau dengan istilah lain ikhtibar.
Dorongan untuk Berpikir
Di dalam Al-Qur’an banyak ayat-ayat
yang mengulas suatu bahasan yang memerlukan pemikiran manusia[24]
untuk mendapatkan manfaat dan juga membuktikan kebenarannya, terutama mengenai
alam semesta.
IV. KESIMPULAN,
SARAN & PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Mempelajari isi Al-qur’an akan
menambah perbendaharaan baru, memperluas pandangan dan pengetahuan,
meningkatkan perspektif baru dan selalu menemui hal-hal yang selalu baru. Lebih
jauh lagi, kita akan lebih yakin akan keunikan isinya yang menunjukan Maha
Besarnya Allah sebagai penciptanya.Firman Allah :
“Dan sesungguhnya Kami telah
mendatangkan sebuah Kitab (Al Quran) kepada mereka yang Kami telah
menjelaskannya atas dasar pengetahuan Kami menjadi petunjuk dan rahmat bagi
orang-orang yang beriman.”(Q.S.Al-A’raf 5)
Banyak
ulama yang mendefinisikan Alqur’an secara berbeda-beda. Yang pada intinya
Alqur’an ialah kalamullah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW. Penutup
para nabi dan rosul, dengan pelantaraan malaikat jibril, ditulis dalam
mushaf-mushaf yang di sampaikan kepada kita secara mutawatir, serta
mempelajarinya merupakan suatu ibadah dimulai dengan surat Al-Fatihah dan
ditutup dengan surat An-Naas.[25]
Garis besar kandungan Alqur’an yaitu: Ilmu kalam(tauhid), Janji dan Ancaman, Kisah
kisah , Hukum.
B. SARAN
Sebagai ummat muslim kita seharusnya
membiasakan untuk 8M yaitu : membaca,memahami,mengkaji,menghayati ,menafsirkan,
menghafal, mengamalkan, dan mengajarkan
tentang Alqur’an karena kalamullah adalah pedoman[26],
petunjuk bagi manusia
C. PENUTUP
Demikian makalah ini kami susun, mohon
maaf atas segala kesalahan dan kekurangan,dalam pembuatan materi yang
kami sajikan.
Semoga makalah ini bermanfaat dan menjadikan sebagai tambahan ilmu bagi semua
pembaca, Amin ya robbal’alamin.
DAFTAR PUSTAKA
Anwar,Rosihon,Pengantar Studi Islam 2009, Pustaka Setia ,Bandung,
Khalil Manna.2009,Study Ilmu Ilmu Alqur’a,Litera
AntarNusa,Bogor
Manna Al Qaththan,Terjemah Mabahits fi Ulum Al Qur’an, Mansyurat Al Ashr Al Hadis, ttp, 1973,
Marzuki, Kamaluddin, 1992, Ulum Al Qur’an, Remaja Rosdakarya, Bandung.
Anwar, Rosihon, 2012, Ulum Al Qur’an, Pustaka Setia, Bandung.
Djalal H.A., Abdul, 1998, Ulumul Qur’an, Dunia Ilmu, Surabaya.
[1] Rosihon Anwar,Ulumul Qur’an,(Bandung,Pustaka
Setia, 2006)hlm 29
[2] Abdul wahab kholl,af,Ilmu Ushul Fiqih bab keistimewaan Alqur’an
(Darul Qolam,Jakarta ,2003)hlm17 lihat juga Saehudin ,Pengantar Studi Islam (Pustaka Setia, Bandung ,2009 )hlm162.
[3] Rosihon Anwar,Ulum Alqur’an,(Pustaka
Setia,Bandung,2012)hlm 31.
[4] Badruzzaman M.Yunus ,Pengantar
Studi Islam (Pustaka Setia, Bandung ,2009 )hlm 163.
[5] Ibid.,hlm.32
[6] Ibid.,hlm.33-34
[7] Mahmudi AF.Bahan Ajar Tafsir(Kemeng,Jogjakarta,2010)hlm 1.
[8]Acep Hermawan,Ulumul Qur’an(PT Remaja Rosdakarya, Bandung , 2011)hlm
13.
[9] Saehudin,Pengantar studi
Islam (pustaka setia.Bandung,2011)hlm 164.
[11] Mahmudi Af, Bahan Ajar dan
Ilmu Tafsir(Kemenag,Jogjakarta,2010)hlm 1.
[12] Ibid.,hlm, 3.
[13] Kota yang di dikirimi mushaf antaralain:
Madinah,Makah,Syam,Yaman,Bahrain,Basrah,Kufah.
[14] Kahar Masyhur pokok-pokok
ulumul qur’an (Jakarta Rineka Cipta 1992)hlm 23-24
[15] QS Al Ikhlas:1-4 juz 30 surat ke 112.
[16] Badruzzaman M.Yunus,Pengantar
studi Islam (pustaka setia.Bandung,2011)hlm 166.
[17] Didik Ahmad Supadie,Pengantar
studi Islam(Raja Grafindo,Jakarta,2012)hlm 71.
[18] Fuquha’ adalah : Ulama’- Ulama’ Ahli Fiqih.
[19] QS Al Anbiya’ 107 juz 17 surat ke 21.
[20] Hukuman dera bagi org yang berzina,dan minum minuman keras,hukum
pembagian harta warisan Annisa:12.
[21] QS Toha : 124-125 juz 16 surat ke 20 , QS Al A’raf:176-179 juz 9
surat ke 7.
[22] Kisah keluaraga luqman QS aluqman:12-19, keluaraga Ali Imran,KIsah
Thalut dan Jalut QS ALBaqoroh:249-
250.
[23] Kisah Qorun dan Hartanya QS Al Qasas:79-81 surat ke 28 , kisah
kan’an putra Nabi Nuh, kisah Raja Firaun
[24] QS.Al Baqoroh :219 juz 2 surat ke 2.
[25] Pengantar study islam Al-Quran, Mohammad Aly Ash-Shabuny;
alihbahasa, H. Moh. Chudlori Umar, Moh. Matsna H.S. ( Bandung : Al-Ma’arif,
1987).hlm,97.
teriima kasih... atas ulasannya
ReplyDelete