Sunday, 1 March 2015

INTEGRASI dan KONFLIK SOSIAL



INTEGRASI dan KONFLIK SOSIAL

DisusunUntukMemenuhiTugas
Mata Kuliah      : Sosiologi
DosenPengampu  : Tohir Yuli Kuswanto, S.Sos. M.Si.


Disusun  Oleh:

1.      Sukmawati Maghfurina Hasyim          (131311013)
2.      Muhammad Kamil Syarif                    (131311009)



MANAJEMEN DAKWAH
FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2014



       I.            PENDAHULUAN
1.          Latar Belakang
Dalam kehidupan bermasyarakat, konflik merupakan hal yang wajar dan biasa, karena setiap individu memiliki kepentingan yang berbeda-beda dan ketika kepentingan antara satu individu dengan individu lain ataupun kepentingan kelompok dengan kelompok lain saling berbenturan maka terjadilah konflik. Pada dasarnya, munculnya konflik tidak bisa lepas dari kehidupan suatu masyarakat, karena konflik adalah merupakan suatu fenomena yang tidak dapat dihilangkan dalam suatu interaksi sosial. Konflik hanya dapat dikendalikan dan diminimalisasi saja, sehingga konflik yang timbul tidak sampai stadium lanjut yang mengancam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Dalam hal ini, integrasi selalu menjadi harapan dan dambaan untuk mampu meminimalisasi permasalahan yang timbul akibat konflik
Masyarakat adalah makhuluk sosial yang selalu berinteraksi. Dalam interaksinya, manusia sering kali dihadapkan pada situasi yang disebut integrasi dan konflik sosial. Munculnya integrasi dan konflik sosial tidak terjadi dengan sendirinya dan tidak sesederhana yang kita bayangkan. Banyak faktor yang harus dikaji mengapa integrasi dan konflik sosial tersebut muncul kepermukaan. Pada umumnya integrasi dan konflik merupakan suatu gejala sosial yang sering muncul dalam kehidupan masyarakat. Bila kita menengok kebelakang, dalam sejarah, negeri ini menjadi negara yang merdeka dan berdaulat sering kali diwarnai dengan berbagai konflik, baik konflik yang terjadi antara bangsa Indonesia dan para penjajah maupun konflik yang terjadi diantara sesama bangsa ini.
2.          Rumusan Masalah
1.    Bagaimana  konsep integritas dan konflik social ?
2.    Apasaja bentuk bentuk integrasi dan konflik social ?
3.    Apasaja factor-faktor pendorong integrasi social ?
4.    Apasajakah factor-faktor konflik social ?



    II.            PEMBAHASAN
A.       Konsep Integritas dan Konflik Social
Konsep Integrasi dan konflik social adalah : gambaran mengenai kedua hal tersebut.Jadi kita akan mengetahui konsep atau gambarannya melalui definisi Integrasi dan konflik itu sendiri. Adapun definisi dari Integrasi adalah proses penyesuaian diantara unsur-unsur yang saling berbeda dalam kehidupan masyarakat sehingga menghasilkan pola kehidupan masyarakat yang memiliki keserasian fungsi. Integrasi sendiri berasal dari bahasa inggris“integration”yang berarti keseluruhan atau kesempurnaan. Integrasi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia(KBBI) berarti proses pembauran hingga menjadi kesatuan yang utuh.Intagrasi menurutMaurice Duverger adalah dibangunnya interdependensi yang lebih rapat antara bagian-bagian dari organisme hidup atau anggota-anggota dalam masyarakat. Sedangkan menurut Paul B. Horton Integrasi sosial merupakan suatu pola hubungan yang mengakui adanya perbedaan ras dalam masyarakat, tetapi tidak memberikan fungsi penting pada perbedaan pada ras tersebut[1]
Menurut  William F. Ogburn dan Meyer Nimkoff, syarat  terjadinya integrasi sosial adalah :
1.       Anggota masyarakat merasa bahwa mereka berhasil saling mengisi kebutuhan-kebutuhan mereka
2.       Masyarakat berhasil menciptakan kesepakatan (konsensus) bersama mengenai nilai dan norma
3.       Nilai dan norma sosial itu berlaku cukup lama dan dijalankan secara konsisten
Sedangkan konsep atau gambaran mengenai konflik adalah  proses sosial antara dua orang atau lebih(atau juga kelompok) yang berusaha menyingkirkan pihak lain dengan cara menghancurkan atau membuatnya tak berdaya. Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia konflik diartikan sebagai percekcokan, perselisihan atau pertentangan.Konflik menurut Ahli :
1.       Soerjono Soekanto : Suatu proses sosial individu atau kelompok yang berusaha memenuhi tujuannya dengan jalan menentang pihak lawan yang disertai dengan ancaman dan /atau kekerasan
2.       Gillin and Gillin : konflik adalah bagian dari sebuah proses sosial yang terjadi karena adanya perbedaan-perbedaan fisik, emosi , kebudayaan dan perilaku. 
B.       Bentuk Bentuk Integrasi dan Konflik Social
Bentuk Integrasi social
1.     Integrasi Normatif[2] : integrasi yang terjadi akibat adanya norma-norma yang berlaku dimasyarakat,  contoh masyarakat Indonesia dipersatukan oleh semboyan Bhineka Tunggal Ika
2.     Integrasi Fungsional, integrasi yang terbentuk sebagai akibat adanya fungsi-fungsi tertentu dalam masyrakat. Contoh Indonesia yang terdiri dari berbagai suku, mengintegrasikan dirinya dengan melihat fungsi masing-masing, suku bugis melaut, jawa pertanian, Minang pandai berdagang.
3.     Integrasi Koersif, integrasi yang terbentuk berdasarkan kekuasaan yang dimiliki penguasa. Contoh: Dalam hal ini penguasa menggunakan cara koersif.[3]
Bentuk bentuk konflik social
                   a.  Menurut hubungannya dengan tujuan organisasi :
1.     Konflik fungsional adalah konflik yang mendukung tujuan organisasi, oleh karenanya sering kali bersifat kostruktif.
2.       Konflik disfungsional adalah konflik yang menghambat tercapainya tujuan organisai dan sifatnya destruktif.
b.  Menurut hubunganya dengan pelaku :
1.     Konflik intrapribadi (konflik didalam diri sendiri) adalah konflik yang terjadi dalam diri seseorang sebagai akibat perbedaan atau kesenjangan antara kemauan dan kemampuannya untuk melakukan keingginanaya.
2.     Konflik antar pribadi adalah apabila terjadi pertentangan antara dua orang individu yang disebabkan perbedaan presepsi, orientasi atau kedudukan.
3.     Konflik dalam kelompok adalah konflik yang terjadi dalam suatu kelompok karena keputusan kelompok bertentangan dengan keinginan satu atau dua individu dalam kelompok tesebut.
4.     Konflik dalam organisasi adalah konflik yang dapat diindikasikan apabila suatu konflik telah mengarah ke dalam seluruh fungsi di dalam organisasi tersebut.
5.       Konflik antar organisasi adalah konflik antar kelompok yang mempunyai badan hukum yang biasanya berhubungan dengan masalah bisnis dan politik.
C.    Factor-Faktor Pendorong Integrasi Social
a.  Faktor internal
Merupakan faktor pendorong integrasi yang berasal dari diri sendiri meliputi : kesadaran diri sebagai makhluk sosial,tuntutan kebutuhan, jiwa dan semangat gotong royong.
b. Faktor eksternal
Merupakan faktor pendorong integrasi yang berasal dari luar diri sendiri meliputi  tuntutan perkembangan jaman, persamaan kebudayaan, terbukanya kesempatan, sikap menghargai atau toleransiterhadap kebudayaan yang berbeda,persamaan visi, misi, adanya konsensus[4] nilai-nilai dalam masyarakat ,Adanya sikap yang terbuka dengan golongan yang berkuasa, Adanya perkawinan campur (amalgamasi).
Selain factor pendorong integrasi ada jugafactor yang mempercepat atau memperlambat proses integrasi antara lain :
1.       Homogenitas kelompok, pada masyarakat yang homogenitasnya tinggi integrasi sangat mudah tercapai , demikian sebaliknya jika Homogenitas kelompok rendah maka integrasi sulit tercapai.
2.       Besar kecilnya kelompok, jumlah anggota kelompok mempengaruhi cepat lambatnya integrasi karena membutuhkan penyesuaian diantara anggota.
3.       Mobilitas geografis, semakin sering anggota suatu masyarakat datang dan pergi maka semakin mempengaruhi proses integrasi
4.       Efektifitas komunikasi, semakin efektif komunikasi, maka semakin cepat integrasi anggota-anggota masyarakat tercapai.
D.       Factor-Faktor Konflik Social
Menurur Soejono Soekantofactor-faktor konflik social meliputi :[5]
1.     perbedaan antarindividu,
     Merupakan perbedaan yang menyangkut perasaan, pendirian, atau ide yang berkaitan dengan harga diri, kebanggan, dan identitas seseorang.Sebagai contoh anda ingin suasana belajar tenang tetapi teman anda ingin belajar sambil bernyanyi, karena menurut teman anda itu sangat mundukung. Kemudian timbul amarah dalam diri anda. Sehingga terjadi konflik.
2.     perbedaan kebudayaa
Kepribadian seseorang dibentuk oleh keluarga dan masyarakat . tidak semua masyarakat memiliki nilai-nilai dan norma yang sama. Apa yang dianggap baik oleh satu masyarakat belum tentu baik oleh masyarakat lainnya. Interaksi sosial antarindividu atau kelompok dengan pola kebudayaan yang berlawanan dapat menimbulkan rasa amarah dan benci sehingga berakibat konflik
3.     perbedaan kepentingan
      Setiap kelompok maupun individu memiliki kepentingan yang berbeda pula. Perbedaan kepentingan itu dapat menimbulkan konflik diantara mereka.
4.     perubahan sosial.
Perubahan yang terlalu cepat yang terjadi pada suatu masyarakat dapat mengganggu keseimbangan sistem nilai dan norma yang berlaku, akibatnya konflik dapat terjadi karena adanya ketidaksesuaian antara harapan individu dengan masyarakat.Sebagai contoh kaum muda ingin merombak pola perilaku tradisi masyarakatnyA, sedangkan kaum tua ingin mempertahankan tradisi dari nenek moyangnya. Maka akan timbulah konflik diantara mereka.


 III.            PENUTUP
A.       Kesimpulan
Hubungan antara integrasi dan konflik sosial pada masyarakat yang majemuk, keteraturan dan iteraksi sosial yang selaras sangat sulit terwujud. Hal ini disebabkan karena setiap individu-individu ataupun kelompok memiliki tata nilai dan ukuran yang berbeda dalam memandang sesuatu. Konflik tersebut apabila cara penanganannya tepat dan profesional maka akan tercipta suatu ikatan yang kuat diantara individu dan kelompok-kelompok dalam masyarakat tersebut

B.       PENUTUP
Demikianlah makalah yang kami susun, kami sadar makalah ini jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran pembaca guna untuk perbaikan makalah selanjutnya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua ,Amin.












DAFTAR PUSTAKA
Daryanto.1994.Kamus Bahasa Indonesia Moderen. Surabaya : Apolo.
M.Poloma,Margaret.1997. Sosiologi Kontemporer .Jakarta:Rajawali Pers.
S.Susanto.Astrid.1983. Pengantar Sosiologi dan Perubahan social.jakarta :Bina    Cipta



[1] Asrid S.Suisanto, Pengantar Sosiologi dan Perubahan Sosial ,(Jakarta: Bina Cipta 1983).hlm 103
[2] Normatif : Berpegang teguh terhadap norma atau kaidah yang berlaku .
[3] Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia . Koersi adalah : Bentuk akomodasi yang prosesnya menggunakan tekanan sehingga salah satu pihak yang saling berinteraksi berada dalam keadaan lemah di banding dengan pihak lawan . Akomodasi sendiri berarti : Sesuatu yang di sediakan untuk memenuhi kebutuhan .
[4]Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia . Konsensus      adalah :Kesepakatan kata atau kemufakatan bersama (mengenai pendapat,pendirian dsb) yang dicapai melaui kebulatan bersama.
[5] Margaret M Poloma Sosiologi Kontemporer (Jakarta :Rajawali Pers  1997) hlm 116.

No comments:

Post a Comment