INTEGRASI dan KONFLIK SOSIAL
DisusunUntukMemenuhiTugas
Mata Kuliah : Sosiologi
DosenPengampu : Tohir Yuli
Kuswanto, S.Sos. M.Si.
Disusun
Oleh:
1. Sukmawati Maghfurina Hasyim (131311013)
2. Muhammad Kamil Syarif (131311009)
MANAJEMEN DAKWAH
FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2014
I.
PENDAHULUAN
1.
Latar
Belakang
Dalam kehidupan
bermasyarakat, konflik merupakan hal yang wajar dan biasa, karena setiap
individu memiliki kepentingan yang berbeda-beda dan ketika kepentingan antara
satu individu dengan individu lain ataupun kepentingan kelompok dengan kelompok
lain saling berbenturan maka terjadilah konflik. Pada dasarnya, munculnya
konflik tidak bisa lepas dari kehidupan suatu masyarakat, karena konflik adalah
merupakan suatu fenomena yang tidak dapat dihilangkan dalam suatu interaksi
sosial. Konflik hanya dapat dikendalikan dan diminimalisasi saja, sehingga
konflik yang timbul tidak sampai stadium lanjut yang mengancam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Dalam hal ini, integrasi selalu menjadi
harapan dan dambaan untuk mampu meminimalisasi permasalahan yang timbul akibat
konflik
Masyarakat adalah makhuluk sosial yang selalu
berinteraksi. Dalam interaksinya, manusia sering kali dihadapkan pada situasi
yang disebut integrasi dan konflik sosial. Munculnya integrasi dan konflik
sosial tidak terjadi dengan sendirinya dan tidak sesederhana yang kita
bayangkan. Banyak faktor yang harus dikaji mengapa integrasi dan konflik sosial
tersebut muncul kepermukaan. Pada umumnya integrasi dan konflik merupakan suatu gejala sosial yang
sering muncul dalam kehidupan masyarakat. Bila kita menengok kebelakang, dalam
sejarah, negeri ini menjadi negara yang merdeka dan berdaulat sering kali
diwarnai dengan berbagai konflik, baik konflik yang terjadi antara bangsa
Indonesia dan para penjajah maupun konflik yang terjadi diantara sesama bangsa
ini.
2.
Rumusan
Masalah
1.
Bagaimana
konsep integritas dan konflik social ?
2.
Apasaja
bentuk bentuk integrasi dan konflik social ?
3.
Apasaja
factor-faktor pendorong integrasi social ?
4.
Apasajakah
factor-faktor konflik social ?
II.
PEMBAHASAN
A.
Konsep
Integritas dan Konflik Social
Konsep
Integrasi dan konflik social adalah : gambaran mengenai kedua hal tersebut.Jadi
kita akan mengetahui konsep atau gambarannya melalui definisi Integrasi dan
konflik itu sendiri. Adapun definisi dari Integrasi adalah proses penyesuaian
diantara unsur-unsur yang saling berbeda dalam kehidupan masyarakat sehingga
menghasilkan pola kehidupan masyarakat yang memiliki keserasian fungsi.
Integrasi sendiri berasal dari bahasa inggris“integration”yang
berarti keseluruhan atau kesempurnaan.
Integrasi dalam Kamus
Besar Bahasa Indonesia(KBBI) berarti proses pembauran hingga menjadi kesatuan yang utuh.Intagrasi menurutMaurice Duverger adalah dibangunnya interdependensi yang lebih rapat antara
bagian-bagian dari organisme hidup atau anggota-anggota dalam masyarakat. Sedangkan menurut Paul B. Horton Integrasi sosial merupakan suatu pola hubungan yang
mengakui adanya perbedaan ras dalam masyarakat, tetapi tidak memberikan fungsi
penting pada perbedaan pada ras tersebut[1]
Menurut
William F. Ogburn dan Meyer Nimkoff, syarat terjadinya integrasi sosial
adalah :
1.
Anggota masyarakat merasa bahwa mereka berhasil saling mengisi kebutuhan-kebutuhan
mereka
2.
Masyarakat berhasil menciptakan kesepakatan (konsensus) bersama mengenai
nilai dan norma
3.
Nilai dan norma sosial itu berlaku cukup lama dan dijalankan secara
konsisten
Sedangkan konsep
atau gambaran mengenai konflik adalah
proses sosial antara dua orang atau lebih(atau juga kelompok) yang
berusaha menyingkirkan pihak lain dengan cara menghancurkan atau membuatnya tak
berdaya. Sedangkan
menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia konflik diartikan sebagai percekcokan, perselisihan atau
pertentangan.Konflik menurut Ahli :
1.
Soerjono Soekanto : Suatu proses sosial individu atau kelompok yang
berusaha memenuhi tujuannya dengan jalan menentang pihak lawan yang disertai
dengan ancaman dan /atau kekerasan
2.
Gillin and Gillin : konflik adalah bagian dari sebuah proses sosial yang
terjadi karena adanya perbedaan-perbedaan fisik, emosi , kebudayaan dan
perilaku.
B.
Bentuk
Bentuk Integrasi dan Konflik Social
Bentuk
Integrasi social
1. Integrasi Normatif[2] :
integrasi yang terjadi akibat adanya norma-norma yang berlaku
dimasyarakat, contoh masyarakat Indonesia dipersatukan oleh semboyan
Bhineka Tunggal Ika
2. Integrasi Fungsional, integrasi yang terbentuk
sebagai akibat adanya fungsi-fungsi tertentu dalam masyrakat. Contoh Indonesia
yang terdiri dari berbagai suku, mengintegrasikan dirinya dengan melihat fungsi
masing-masing, suku bugis melaut, jawa pertanian, Minang pandai berdagang.
3. Integrasi Koersif, integrasi yang terbentuk
berdasarkan kekuasaan yang dimiliki penguasa. Contoh: Dalam hal ini penguasa menggunakan cara koersif.[3]
Bentuk
bentuk konflik social
a. Menurut hubungannya dengan tujuan
organisasi :
1.
Konflik fungsional adalah konflik yang mendukung tujuan organisasi, oleh
karenanya sering kali bersifat kostruktif.
2.
Konflik disfungsional adalah konflik yang menghambat tercapainya tujuan
organisai dan sifatnya destruktif.
b. Menurut hubunganya dengan pelaku :
1.
Konflik intrapribadi (konflik didalam diri sendiri) adalah konflik yang
terjadi dalam diri seseorang sebagai akibat perbedaan atau kesenjangan antara
kemauan dan kemampuannya untuk melakukan keingginanaya.
2.
Konflik antar pribadi adalah apabila terjadi pertentangan antara dua orang
individu yang disebabkan perbedaan presepsi, orientasi atau kedudukan.
3.
Konflik dalam kelompok adalah konflik yang terjadi dalam suatu kelompok
karena keputusan kelompok bertentangan dengan keinginan satu atau dua individu
dalam kelompok tesebut.
4.
Konflik dalam organisasi adalah konflik yang dapat diindikasikan apabila
suatu konflik telah mengarah ke dalam seluruh fungsi di dalam organisasi
tersebut.
5.
Konflik antar organisasi adalah konflik antar kelompok yang
mempunyai badan hukum yang biasanya berhubungan dengan masalah bisnis dan
politik.
C.
Factor-Faktor
Pendorong Integrasi Social
a. Faktor
internal
Merupakan
faktor pendorong integrasi yang berasal dari diri sendiri meliputi : kesadaran
diri sebagai makhluk sosial,tuntutan kebutuhan, jiwa dan
semangat gotong royong.
b. Faktor
eksternal
Merupakan
faktor pendorong integrasi yang berasal dari luar diri sendiri meliputi tuntutan perkembangan jaman, persamaan
kebudayaan, terbukanya kesempatan, sikap
menghargai atau toleransiterhadap kebudayaan yang berbeda,persamaan visi,
misi, adanya konsensus[4]
nilai-nilai dalam masyarakat ,Adanya
sikap yang terbuka dengan golongan yang berkuasa, Adanya perkawinan campur (amalgamasi).
Selain
factor pendorong integrasi ada jugafactor yang mempercepat atau memperlambat proses integrasi antara lain :
1.
Homogenitas kelompok, pada masyarakat yang homogenitasnya
tinggi integrasi sangat mudah tercapai , demikian sebaliknya jika Homogenitas
kelompok rendah maka integrasi sulit tercapai.
2.
Besar kecilnya kelompok, jumlah anggota kelompok
mempengaruhi cepat lambatnya integrasi karena membutuhkan penyesuaian diantara
anggota.
3.
Mobilitas geografis, semakin sering anggota suatu
masyarakat datang dan pergi maka semakin mempengaruhi proses integrasi
4.
Efektifitas komunikasi, semakin efektif komunikasi, maka
semakin cepat integrasi anggota-anggota masyarakat tercapai.
D.
Factor-Faktor
Konflik Social
1.
perbedaan antarindividu,
Merupakan
perbedaan yang menyangkut perasaan, pendirian, atau ide yang berkaitan dengan
harga diri, kebanggan, dan identitas seseorang.Sebagai contoh anda ingin
suasana belajar tenang tetapi teman anda ingin belajar sambil bernyanyi, karena
menurut teman anda itu sangat mundukung. Kemudian timbul amarah dalam diri
anda. Sehingga terjadi konflik.
2.
perbedaan kebudayaa
Kepribadian seseorang dibentuk oleh
keluarga dan masyarakat . tidak semua masyarakat memiliki nilai-nilai dan norma
yang sama. Apa yang dianggap baik oleh satu masyarakat belum tentu baik oleh
masyarakat lainnya. Interaksi sosial antarindividu atau kelompok dengan pola
kebudayaan yang berlawanan dapat menimbulkan rasa amarah dan benci sehingga
berakibat konflik
3.
perbedaan kepentingan
Setiap kelompok
maupun individu memiliki kepentingan yang berbeda pula. Perbedaan kepentingan
itu dapat menimbulkan konflik diantara mereka.
4.
perubahan sosial.
Perubahan yang terlalu cepat yang
terjadi pada suatu masyarakat dapat mengganggu keseimbangan sistem nilai dan
norma yang berlaku, akibatnya konflik dapat terjadi karena adanya
ketidaksesuaian antara harapan individu dengan masyarakat.Sebagai contoh kaum
muda ingin merombak pola perilaku tradisi masyarakatnyA, sedangkan kaum tua
ingin mempertahankan tradisi dari nenek moyangnya. Maka akan timbulah konflik
diantara mereka.
III.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hubungan antara integrasi dan konflik
sosial pada masyarakat yang majemuk, keteraturan dan iteraksi sosial yang
selaras sangat sulit terwujud. Hal ini disebabkan karena setiap
individu-individu ataupun kelompok memiliki tata nilai dan ukuran yang berbeda
dalam memandang sesuatu. Konflik tersebut apabila cara penanganannya tepat dan
profesional maka akan tercipta suatu ikatan yang kuat diantara individu dan
kelompok-kelompok dalam masyarakat tersebut
B. PENUTUP
Demikianlah makalah yang kami susun, kami sadar makalah ini jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran pembaca guna
untuk perbaikan makalah selanjutnya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
kita semua ,Amin.
DAFTAR PUSTAKA
Daryanto.1994.Kamus Bahasa
Indonesia Moderen. Surabaya : Apolo.
M.Poloma,Margaret.1997. Sosiologi
Kontemporer .Jakarta:Rajawali Pers.
S.Susanto.Astrid.1983. Pengantar Sosiologi dan Perubahan social.jakarta
:Bina Cipta
[1] Asrid S.Suisanto, Pengantar Sosiologi dan Perubahan Sosial ,(Jakarta:
Bina Cipta 1983).hlm 103
[2] Normatif : Berpegang teguh terhadap norma atau kaidah yang berlaku
.
[3] Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia . Koersi adalah : Bentuk
akomodasi yang prosesnya menggunakan tekanan sehingga salah satu pihak yang
saling berinteraksi berada dalam keadaan lemah di banding dengan pihak lawan .
Akomodasi sendiri berarti : Sesuatu yang di sediakan untuk memenuhi kebutuhan .
[4]Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia . Konsensus adalah :Kesepakatan kata atau kemufakatan
bersama (mengenai pendapat,pendirian dsb) yang dicapai melaui kebulatan
bersama.
[5] Margaret M Poloma Sosiologi Kontemporer (Jakarta :Rajawali
Pers 1997) hlm 116.
No comments:
Post a Comment