Sunday 1 March 2015

FILSAFAT PATRISTIK



FILSAFAT PATRISTIK

DisusunUntukMemenuhiTugas
Mata Kuliah :Pengantar Filsafat
DosenPengampu  :Dr.H.Solehan, M.Ag.


Disusun  Oleh:

1.      Reni Megawati                            (131311012)
2.      Sukmawati Maghfurina H         (131311013)
3.      Ristian Janur P                           (131311014)
4.      Dian Ardi Setyakusuma             (131311016)



MANAJEMEN DAKWAH
FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2014


       I.            PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Filsafat merupakan ilmu yang lahir dari sebuah rasa ketakjuban, rasa ketidakpuasan dengan mitos, hasrat ingin bertanya dan selalu ingin mencari kebenaran secara mendasar.Sedangkan kebenaran itu beragam dan banyak macamnya.Tidak hanya tertuju pada satu pikiran filsuf tetapi banyak filsuf.Kata filsafat sudah tidak asing bagi masyarakat di dunia, apalagi bagi para intlektual. Hal itu bisa terjadi karena filsafat merupakan suatu kajian yang pembahasannya tidak akan pernah selesai sampai kapanpun, sehingga para intelektual sangat tertarik untuk mengkaji dan mendalaminya.
Para pakar mangatakan bahwa filsafat adalah kajian ilmiah para intlektual di semua kalangan, di manapun dan kapanpun filsafat itu berada. Ketika menginjak di suatu agama, filsafat menjadi kajian utama agama tersebut dengan kajian yang berbeda dengan agama yang lain, dan ketika menginjak di suatu Negara atau wilayah, filsafat menjadi kajian utama pula disertsai pandangan dan kajian yang berbeda pula dengan wilayah lain. Sehingga para pakar bersepakat untuk mengklasifikasikan filsafat yang terdiri dari filsafat barat, filsafat timur, filsafat yunani, filsafat amerika, filsafat Kristen (patristik), filsafat Islam, dan lain-lain. Namun dalam makalah ini, kami  akan membahas filsafat abad pertengahan yaitu filsafat patristik.

B.     Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian dari Patristik ?
2.      Bagaimana sejarah Filsafat Patristik ?
3.      Siapa sajakah Tokoh tokoh yang terdapat dalam Filsafat Patristik?






    II.            PEMBAHASAN
A.    Pengertian Patristik
            Nama “Patristik” berasal dari bahasa latin “Patres” yang menunjukkan kepada bapa-bapa gereja(pemimpin greja), berarti pujangga-pujangga kristen dalam abad-abad pertama tarikh masehi yang meletakkan dasar intelektual untuk agama kristen. Mereka merintis jalan dalam perkembangan teologi kristiani.Secara kronologis mereka masih termasuk masa kuno, tapi dari sudut perkembangan sejarah filsafat sebaiknya mereka dipandang sebagai masa peralihan menuju pemikiran abad pertengahan.Menurut pendapat mereka, sesudah manusia berkenalan dengan wahyu Ilahi yang tampak dalam diri Yesus Kristus, filsafat sebagai kecerdikan manusiawi belaka serta merupakan sesuatu yang berkelebihan saja bahkan suatu bahaya yang mengancam kemurnian iman kristiani, seorang yang dengan jelasnya menganut pendirian ini adalah Tertulianus.[1]
B.        Sejarah Filsafat Patristik
            Timbulnya agama Kristen pada awal abad masehi menyebabkan filsafat dibarat menduduki tempat yang baru.Disamping kearifan hidup yang dikemukakan oleh filsafat timbulah kearifan hidup yang dikemukakan oleh agama Kristen.Kedunya bukan hidup berdampingan secara damai melainkan berkonfrontasi[2]Konfrontasi ini sebenarnya sudah tampak didalam kitab suci itu sendiri.Tampilah orang orang seperti Paulus dan Yohanes, yang mengedepankan kepercayaan Kristen.[3]
            Dalam sejarah, pada awal abad masehi agama Kristen telah tumbuh dan berkembang dalam berbagai bentuk yang mengagumkan yang ditandai dengan kecanggihan intelektual Thomas Aquinas tentang eksistensi Allah, setelah munculnya orang-orang seperti Rasul Paulus, dan Rasul Yohanes yang menghadapkan kepercayaan Kristen dengan kepercayaan yang bukan Kristen pada waktu itu.Sejarah menunjukkan suatu pergumulan yang menentukan hidup, dan mati agama baru ini, dimana-mana agama Kristen ditentang, baik oleh penguasa maupun oleh para pemikir pada waktu itu.[4]Semula Para pengikut agama Kristen memeang terdiri dari orang –orang sederhana dan juga rakyat jelata yang bukan ahli pikir sehingga tidak ada pembelaan secara filsafati.akan tetapi kemasukan juga dari golongan atasan dan ahli pikir yang menjadi pengikut agama Kristen.
            Dari golongan ahli pikir inilah menimbulkan sikap yang beragam pemikiranya.Mereka ada yang menolak filsafat Yunani da nada pula yang menerimanaya.[5] Pada abad pertengahan terdapat unsur baru dalam filsafat yaitu unsur wahyu sehingga menimbulkan dua aliran pemikiran:[6]
1.      Aliran yang menolak filsafat Yunani menganggap sebagai kebijakan kafir, karena beranggapan bahwa sudah mempunyai sumber kebenaran yaitu firman Tuhan dan tidak dibenarkan mencari sumber yang lain seperti filsafat Yunani.
2.      Aliran yang menerima filsafat Yunani menggap sebagai kebijakan manusia. Karena beranggapan bahwa walaupun ada sumber kebenaran yaitu firman Tuhan, tetapi tidak ada salah menggunakan filsafat Yunani yang hanya diambil metodos.[7]
C.       Tokoh Tokoh Dalam Filsafat Patristik
1.      Patristik Timur
            Pemikiran filsafat agama Kristen dimulai dari apologit para pembela agama Kristen diantaranya Aristides, Yustinus, dan Tatianus.Dalam apologit pembelaanya dari tuduhan-tuduhan non Kristen seperti Kristen itu munafik, pecundang, melakukan persetubuhan bebas, membenci sesama, tidak mau menyembah dewa, dan sebagainya. Jawaban apologit  itu semua adalah fitnah, sebab dalam kenyataannya orang Kristen hidup dalam hukum Allah sehingga mereka tidak jatuh dalam kesalahan-kesalahan seperti yang dilakukan oleh orang-orang besar Kristen, mereka tidak membuang bayi, mereka tidak melakukan persetubuhan berlebihan, bahkan mengasihi sesame, mendoakan pemerintahan dsb.Agama Kristen tidak mau menyembah Dewa tetapi Kristen percaya Allah Yang Esa dan menyembahnya. Kristen hanya ada satu Allah saja yang transenden yang secara hakiki berbeda dengan manusia.[8]
            Akibat dari munculnya upaya pembelaan agama Kristen , yaitu para Apologis[9] dengan kesadaran nya membela iman Kristen dari serangan filsafat Yunani.Para pembela Kristen itu adalah :
1.          Justinus Martir
            Nama aslinya Justinus Martin, kemudin nama Martin diambil dari istilah “ orang-orang yang rela amati hanya untuk kepercayaannya”. Menurut pendapatnya agama  Kristen bukan agama baru karena Kristen lebih tua dari filsafat Yunani dan nabi Musa dianggap sebagai awal kedatangan Kristen. Padahal musa hidup sebelum Socrates dan Plato.Selanjutnya dikatakan bahwa filsafat Yunani itu mengambil dari kitab Yahudi.Pandangan ini didasarkan bahwa kristus adalah logos. Dalam mengembangkan aspek logosnya orang-orang Yunani[10] kurang memahami apa yang terkandung dan memancar dari logosnya, yaitu pencerahan sehingga orang orang Yunani dapat dikatakan menyimpang dari ajaran murni dikarenakan orang orang Yunani terpengaruh oleh demon atau setan .Demon atau setan tersebut dapat mengubah pengetahuan yang benar kemudian di palsukan. Jadi agama Kristen menurutnya lebih bermutu dibanding dengan filsafat Yunani.Demikian pembelaan dari Justinus Martir.[11]
2.         Klemens (150-215 M)
            Klemens lahir pada tahun 150 di Alexander dan meninggal pada tahun 215.Ia juga sebagai dosen di sekolah kateketik di di Aleksandria[12]. Ia juga termasuk pembela Kristen namun tidak membenci filsafat Yunani.Sedangkan pokok pokok pemikirannya adalah [13]:
a.       Memberikan batasan batasan terhadap ajaran Kristen untuk mempertahankan diri dari otoritas (kekuasaan) filsafat Yunani
b.      Memerangi ajaran yang anti terhadap Kristen dengan menggunakan filsafat Yunani.
c.       Bagi orang Kristen ,Filsafat dapat dipakai untuk membela iman Kristen dan memikirkan secara mendalam.
Menurut pendapatnya filsafat merupakan persiapan yang amat baik dalam rangka mengenal Tuhan.Menurut Klemens, Tuhan itu di luar katagori ruang dan waktu, jadi Tuhan itu transendens[14] . Karena itu Klemens mengajarkan bahwa pengetahuan tentang Tuhan haruslah dicapai melalui logos, bukan dengan akal rasional.
            Selanjutnya ia mengatakan bahwa hubungan dengan manusia dengan Tuhan dicapai melalui logos. Melalui logos tuhan memperhatikan kuasa-Nya, melalui logos pul, Tuhan menciptakan alam semesta, dan melalui logos juga, manusia dapat mengenal Tuhan.Logos digunakan oleh Erness sebagai jembatan antara dunia spiritual dan dunia material.Pangkal pemikiran Klemens adalah Iman, disamping Iman ada hal yang lebih tinggi yaitu Gnosis.[15]Iman berlaku bagi tiap-tiap orang Kristen.Gnosis diperlukan bagi orang Kristen yang dapat berpikir mendalam untuk menerangi Iman.Iman adalah awal awal pengetahuan, oleh karena itu iman harus berkembang.Pengetahuan harus diusahakan sedemikian rupa hingga menjadi suatu kecakapan yang terus menerus dan  tak terubahkan lagi .[16]Seseorang yang memiliki Gnosis harus mematikan hawa nafsunya dan kembali kepada Allah dalam satu kasih yang telah dibersihkan dari hawa nafsu.
            3.          Origenes (185-254 M)
            Origenes lahir pada tahun dan meninggal tahun 254 M. Ia belajar pada guru dan guru yang terkenalnya adalah Klemens. Ia menggantikan Klemens menjadi kepala sekolah kateketik hingga tahun 231.setelah itu ia memimpin sekolah kateketik di Kesaria. Origenes dadalah orang pertama yang memberikan sesuatu uraian sistematis tentang teologia.Personal penting yang di padukan pada waktu itu ialah bagaimana hubungan iman dan pengetahuan.[17] Tuhan menurut Origenes adalah transendens, tidak bertubuh, esa, tidak berubah, Tuhan pencipta segala sesuatu, baik bersifat rohani maupun badani, penciptaan Tuhan kekal abadi, sebelum dunia diciptakan Tuhan telah menciptakan dunia lain yang  mendahului dunia tampak, setelah zaman dunia ini aka nada dunia yang baru.
             Transendens ialah suatu konsep yang menjelaskan bahwa Tuhan berada di luar alam, tidak dapat dijangkau oleh akal rasional.Karena Tuhan transendens itulah maka menurut Origenes kita tidak mungkin mampu mengetahui esensi[18] Tuhan.Kita dapat mengkaji Tuhan melalui karya-Nya.Menurut Origenes Kitab Suci mempunyai 3 macam arti diantaranya yaitu:
1.  Harfiah/Somatis berlaku bagi orang sederhana
2.  Etis/Psikis diuraikan didalam khutbah, diperuntukan bagi orang psikis(gangguan jiwa)
3   Pneumatis/rohani diperuntukan bagi teolog dan filosuf.
            Menurut Origenes, alam semesta ini abadi. Menurut Injil, alam semesta ini diciptakan dan akan hancur.. Jadi Origenes menyimpulkan bahwa cara kerja Tuhan sama dengan cara kerja manusia.Adapun pendapat Origenes mengenai etika bahwa dunia ini merupakan pertarungan antara kekuatan baik dan kekuatan jahat. Kehidupan manusia adalah medan laga tidak henti-hentinya. Menurutnya pendapatnya, kejahatan memang diperlukan oleh Tuhan untuk menunjukkan kepada manusia mana yang baik dan mana yang buruk, jadi menyempurnakan alam. Konsekuensi pendapatnya ini adalah bahwa api neraka itu adalah pendisiplin dan api neraka itu tidak kekal
4.         Gregorius Nazianze (390)
            Akal manusia dengan sendirinya dapat mengenal Tuhan dengan mempelajari hasil penciptaan Tuhan, manusia dengan akalnya dapat mengetahui bahwa Tuhan ada sekalipun zat dan hakekatnya tersembunyi bagi manusia.Mengenai zat Tuhan manusia hanya dapat mengungkapkan secara negative seperti bahwa Tuhan tidak berubah, tidak dilahirkan, tanpa awal, tidak berubah, tidak binasa.[19]
5.         Basilius
            Hanya Tuhan yang tanpa awal, sedang dunia berawal-awal dunia juga awal waktu, dunia dan waktu berhubungan secara timbal balik. Ketika Tuhan mulai menciptakan dimulai juga waktu, akan tetapi perbuatan Tuhan dalam menciptakan tidak dikuasai oleh waktu, perbuatan menciptakan itu sendiri terjadi diluar waktu.[20]

6.         Gregorius
            Ia adalah bapa greja yang mempunyai jiwa filsafat paling menonjol. Ia juga menjabarkan perbedaan antara Iman dan pengetahuan, sumber dan isi Iman berbeda dengan sumber dan isi ilmu pengetahuan, kepastian iman tidak dapat dijelaskan dengan akal karena hakekatnya lebih tinggi dari kepastian pengetahuan dan akal. Pengetahuan dengan akal dapat dipakai untuk membaca Iman, untuk menjabarkan Iman.Akal dapat mengenal Tuhan dengan mempelajari hasil penciptaan tetapi pengetahuan tidak menyelamatkan.Orang diselamatkan hanya oleh Iman.[21]

2.      Patristic Barat
Sama halnya dengan Zaman Patristik Timur.Bagi Patristik Barat, ada dua macam sikap terhadap filsafat yaitu: (1) Aliran yang menolak filsafat. (2) Aliran yang menerima filsafat. Adapun tokoh-tokoh adalah sebagai berikut:
a.      Tertullianus (160-230 M)
Tertullianus lahir pada tahun 160 M dan meninggal tahun 222 M. Ia dilahirkan bukan dari keluarga Kristen, namun setalah ia melaksanakan pertobatan ia menjadi pembela Kristen yang gigih. Tertullianus terkenal sebagai pembela Kristen yang fanatik. Ia menolak kehadiran filsafat Yunani,[22] karena filsafat dianggap sesuatu yang tidak perlu.Tertullianus berpendapat bahwa wahyu Tuhan sudahlah cukup, dan tidak ada hubungan antara teologi dengan filsafat, tidak ada hubungan antara Yerussalem (pusat agama) dengan Yunani  (pusat filsafat), tidak ada hubungan antara Gereja dengan  akademi, tidak ada hubungan antara Kristen dengan penemuan baru[23]                    Selanjutnya ia mengatakan bahwa dibanding dengan cahaya Kristen, maka segala yang dikatakan oleh para filosuf Yunani dianggap tidak penting. Hal ini karena apa yang dikatakan oleh para filosof Yunani tentang kebenaran pada hakekatnya merupakan kutipan dari kitab suci. Akan tetapi karena, kebodohan para filosof, kebenaran kitab suci tersebut dipalsukan.Akan tetapi lama kelamaan, Tertullianus akhirnya menerima juga filsafat Yunani sebagai cara berpikir yang rasional. Alasannya, bagaimanapun juga berpikir filsafat yang diharapkan tidak dibakukan.Saat itu dan filsafat hanya mengajarkan pemikiran-pemikiran ahli pikir Yunani saja. Akhirnya Tertullianus melihat filsafat hanya dimensi praktisnya saja, dan ia menerima filsafat sebagai cara atau metode berpikir untuk memikirkan kebenaran keberadaan Tuhan beserta sifat-sifatnya.[24]
b.      Aurelius Agustinus (354-430 M)
            Agustinus lahir di Tagasta, Numidia (Algeria) pada tanggal 13 September 354 M dan meninggal tanggal 28 Agustus tahun 430 M.[25] Ayahnya adalah seorang pejabat kekaisaran Romawi bernama Patricius dan ibunya bernama Monica seorang penganut agama Kristen yang taat. Agustinus juga sering disebut Aurelius Agustinus.Pendidikan yang mula-mula diterimanya ialah dalam bidang gramatika dan aritmatika.Ia sangat benci kepada gurunya yang menggunakan hukuman dalam metoda mengajarnya. Bahasa Yunani dibencinya sehingga ia tidak mempunyai pengetahuan yang sempurna tentang bahasa itu.
            Sejak mudanya ia telah memmpelajari bermacam macam aliran antara lain Platonisme dan Skeptisisme. Ia telah di akui keberhasilannya dalam membentuk filsafat Kristen yang berpengaruh besar dalam filsafat abad pertengahan sehingga ia di juluki sebagai guru skolastik yang sejati . Selain itu ia juga seorang guru besar di bidang teologi.[26]pada abadAugustinus tergolong pemikir yang paling penting dari seluruh masa patristik.[27]Saat mudanya ia telah mempelajari bermacam macam aliran filsafat serta corak.Baru ketika berumur 33 tahun ia masuk Katolik. Ia juga banyak menulis buku-buku, akan tetapi buku-bukunya tidalah semata-mata memuat filsafat, tetapi mengenai penerangan agama. Adapun ajaran-ajaran Augustinus adalah:
a.      Logika
            Dalam logikanya Augustinus memerangi skepsis.Skepsis itu menurut pendapatnya mengandung pertentangan dan kemustahilan.Dengan alasan jika kita menyaksikan dengan adanya kebenaran tentu tidak disangsikannya yaitu tentang kebenaran.Menurutnya akal budi dapat mencapai kebenaran karena manusia mengambil bagian dari rasio ilahi.Karena didalam rasio ilahi terdapat kebenaran-kebenaran ilahi atau mutlak.
b.      Antropologi dan Etika
            Dalam filsafat antropologi dan etika ia mengatakan bahwa menurutnya badan manusia termasuk alam jasmani tetapi jiwanya termasuk rohani karena jasmaninya terikan dan harus mengalami perubahan, sengsara dan terlibat dalam waktu.Menurut pendapatnya kejahatan atau dosa itu terletak pada kehendak yang bebas.Jika kehendak itu memilih jasmani dengan demikan memustahilkan jalannya kepada Tuhan. Maka berdosalah ia, jadi dosa atau kejahatan itu berdasarkan atas ketiadaan yang baik. Demikianlah pendapat Augustinus.[28]
            Kita  dapat mengatakan Tuhan itu bukan apa dari pada Tuhan itu itu apa, sebab Tuhan tidak dapat dimasukan ke dalam kategoris yang dimiliki manusia, Tuhan adalah roh yang esa tidak bertubuh, tidak berubah, tetapi berada dimana mana serta meliputi segala sesuatu. Manusia tidak dapat mengenal Tuhan secara sempurna. Setelah ia mengalami konversi, ia mengabdikan seluruh dirinya kepada Tuhan dan melayani pengikutnya-pengikutnya. Setelah ia kembali ke Tagasta pada tahun 388 M, ia menjual seluruh warisan, dan uang hasil penjualan itu diberikan semuanya kepada fakir miskin. Ia sebeanrnya tidak berminat menjadi pendeta, tetapi pada tahun 391 M, ia ditahbiskan menjadi pendeta karena didesak oleh hampir semua orang di tempat tinggalnya dekat kota Hippo (wilayah Aljazair).
            Ia mengatakan bahwa setiap pengertian tentang kemungkinan pasti mengandung kesungguhan. Bila orang menganggap suatu doktrin adalah kemungkinan, ia harus menganggap bahwa di dalam doktrin itu adalah kebenaran. Dari sini ia menemukan kesungguhan adanya dirinya, yang tadinya diragukannya.Ia juga mencoba membuat argumen lain Tuhan. Ia mengambil susunan alam semesta. Alam semesta ini menurut pendapatnya memerlukan pencipta karena fisik alam yang tidak teratur ini, tidak berketentuan ini, memerlukan pencipta dan pengatur.Yang dimaksud tidak berketentuan ialah tidak tentu asalnya, keadaannya sekarang dan riwayat alam ini selanjutnya.Keadaan alam seperti ini menurut Agustinus memerlukan pencipta dan pengatur.[29]


 III.            PENUTUP
A.    Kesimpulan
Nama “Patristik” berasal dari bahasa latin “Patres” yang menunjukkan kepada bapa-bapa gereja(pemimpin greja), berarti pujangga-pujangga kristen dalam abad-abad pertama tarikh masehi yang meletakkan dasar intelektual untuk agama kristen. Mereka merintis jalan dalam perkembangan teologi kristiani.Secara kronologis mereka masih termasuk masa kuno, tapi dari sudut perkembangan sejarah filsafat sebaiknya mereka dipandang sebagai masa peralihan menuju pemikiran abad pertengahan.Bapak yang mengacu pada pujangga Kristen, mencari jalan menuju teologi Kristiani, melalui peletakan dasar intelektual untuk agama kristen. Zaman Patristik ditandai oleh Bapak-bapak Gereja (patristik) yang dimulai dengan tampilnya apologet dan para pengarang Gereja. Sedangkan Ciri khas Filsafat Abad pertengahan terletak pada rumusan yaitu Credo Ut Intelligam, yang berarti iman terlebih dahulu setelah itu mengerti.Augustinus tidak mempercayai bahwa sejarah adalah suatu siklus sejarah lebih dari itu, ia merupakan kejadian yang diatur oleh Tuhan. Jadi sebenarnya sejarah juga mempunyai suatu permulaan dan suatu akhir.
B.     Penutup
Demikian makalah ini yang dapat kami paparkan mengenaiFilsafat Patristik. Pepatah Arab mengatakan ‍"الإنسان محل الخطاء و النسيان" yang berarti “Manusia adalah tempatnya salah dan lupa”.Begitu pula dengan penulisan makalah ini. Tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahan karena terbatasnya pengetahuan kami dan kurangnya rujukan atau referensi. Penulis berharap pembaca budiman dapat memberikan kritik dan saran yang konstruktif kepada pemakalah demi sempurnanya makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat bagi penulis dan pembaca budiman. Amin.







DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi,Asmoro.2001.Filsafat umum.Jakarta:PT Raja Grafindo Persada.
            Bashari,Choiril. 1986. Filsafat .Semarang :IAIN Walisongo Semarang.
Bertens.1975.Ringkasan Sejarah Filsafat.Yogyakarta:Kanisius.
Daryanto.1994.Kamus Bahasa Indonesia Moderen.Surabaya : Apolo.
Hadiwijono,Harun.1980.Sari sejarah Filsafat Barat Cet 1 Yogyakarta:Kanisius.
Poedjawijatna.1994.Pembimbing Ke Arah Alam Filsafat.Jakarta:PT Rineka Cipta.
Sutardjo.A.Wiramihardjo.2009.Pengantar Filsafat.



[1]Prof.K.Bertens,Ringkasan Sejarah Filsafat,(Yogjakarta:Kanisius,1975),hlm.20.
[2] Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Konfrontasi adalah Suatu permusuhan, pertentangan antara blok barat dan blok timur.
[3]Harun Hadiwijono,Sari Sejarah Filsafat Barat 1,(Yogyakarta:Kanisius,1980),hlm.70.
[4]Harun Hadiwijono,Sari Sejarah Filsafat Barat 1………………………..,hlm.71.
[5].Asmoro Akhmadi,Filsafat Umum,(Jakarta:Raja Grafindo Persada,2001),hlm.66.
[6]Drs.A.Chairil Basori,Filsafat,(Semarang:IAIN Walisongo,1986),hlm.53.
[7] Yang dimaksud Metodos disini adalah tata cara berpikir sesorang.
[8]Harun Hadiwijono,Sari Sejarah Filsafat Barat 1,(Yogyakarta:Kanisius,1980),hlm.70-71.
[9]Apologis adalah julukan bagi orang orang yang membela Iman agama Kristen.
[10] Orang-orang Yunani yang dimaksud seperti Socrates, Ploto,Aristoteles dan lain-lain.
[11]Asmoro Akhmadi, Filsafat Umum,(Jakarta:Raja Grafindo Persada,2001),hlm. 69.
[12]Harun Hadiwijono,Sari Sejarah Filsafat Barat 1,(Yogyakarta:Kanisius,1980),.hlm.73.
[13]Asmoro Akhmadi, Filsafat Umum……………………...,hlm.67-68.
[14] Dalam kamus Bahasa Indonesia Modern (Surabaya : Apollo 1994).,hlm 208. Transenden adalah di luar kesanggupan manusia “luar biasa”dengan kata lainsuatu konsep yang menjelaskan bahwa Tuhan berada di luar alam, tidak dapat dijangkau oleh akal rasional.
[15]Gnosis dalam Bahasa filsafat berarti Pengetahuan.Sedangkan Iman dalam Bahasa filsafat di sebut Pistis.
[16]Harun Hadiwijono,Sari Sejarah Filsafat Barat 1,(Yogyakarta:Kanisius,1980).hlm.74, ket: sedangkan yang di maksud kecakapan adalah kemampuan,kemahiran atau kesanggupanmelakukan sesuatu.
[17]Harun Hadiwijono,Sari Sejarah Filsafat Barat 1…………………………………..hlm.74-75.
[18]Dalam kamus Bahasa Indonesia Modern (Surabaya : Apollo 1994).,hlm72.  Esensi adalah hakikat atau inti pokok.
[19]Harun Hadiwijono,Sari Sejarah Filsafat Barat 1,(Yogyakarta:Kanisius,1980).hlm.76.
[20]Harun Hadiwijono,Sari Sejarah Filsafat Barat 1…………………………………..hlm.76
[21]Harun Hadiwijono,Sari Sejarah Filsafat Barat 1…………………………………..hlm.76-77.
[22]Drs.A.Chairil Basori,Filsafat,(Semarang:IAIN Walisongo,1986),hlm.53.
[23] Harun Hadiwijono,Sari Sejarah Filsafat Barat 1…………………………………………..,hlm.78.
[24].Asmoro Akhmadi,Filsafat Umum,(Jakarta:Grafindo Persada,2001).,hlm.68.
[25] DR.Harun Hadiwijono,Sari Sejarah Filsafat Barat 1,(Yogyakarta:Kanisius,1980).,hlm.79.
[26]Asmoro Akhmadi ,Filsafat Umum,…………..hlm,71.
[27]Chairil Basori,Filsafat,(Semarang:IAIN Walisongo,1986),,hlm.54.
[28]Prof.I.R. Poedjawijatna,Pembimbing Kearah Filsafat,(Jakarta: Rineka Cipta,1994).hlm.78-79.
[29]DR.Harun Hadiwijono,Sari Sejarah Filsafat Barat 1,(Yogyakarta:Kanisius,1980).,hlm.78-79.

No comments:

Post a Comment