FILSAFAT PATRISTIK
DisusunUntukMemenuhiTugas
Mata Kuliah :Pengantar
Filsafat
DosenPengampu :Dr.H.Solehan, M.Ag.
Disusun Oleh:
1. Reni
Megawati (131311012)
2. Sukmawati
Maghfurina H (131311013)
3. Ristian
Janur P
(131311014)
4. Dian
Ardi Setyakusuma (131311016)
MANAJEMEN DAKWAH
FAKULTAS DAKWAH DAN
KOMUNIKASI
INSTITUT AGAMA ISLAM
NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2014
I.
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Filsafat merupakan ilmu yang lahir dari sebuah rasa ketakjuban,
rasa ketidakpuasan dengan mitos, hasrat ingin bertanya dan selalu ingin mencari
kebenaran secara mendasar.Sedangkan kebenaran itu beragam dan banyak
macamnya.Tidak hanya tertuju pada satu pikiran filsuf tetapi banyak filsuf.Kata
filsafat sudah tidak asing bagi masyarakat di dunia, apalagi bagi para
intlektual. Hal itu bisa terjadi karena filsafat merupakan suatu kajian yang
pembahasannya tidak akan pernah selesai sampai kapanpun, sehingga para
intelektual sangat tertarik untuk mengkaji dan mendalaminya.
Para pakar mangatakan bahwa filsafat adalah kajian ilmiah para
intlektual di semua kalangan, di manapun dan kapanpun filsafat itu berada.
Ketika menginjak di suatu agama, filsafat menjadi kajian utama agama
tersebut dengan kajian yang berbeda dengan agama yang lain, dan ketika
menginjak di suatu Negara atau wilayah, filsafat menjadi kajian utama pula
disertsai pandangan dan kajian yang berbeda pula dengan wilayah lain. Sehingga
para pakar bersepakat untuk mengklasifikasikan filsafat yang terdiri dari filsafat
barat, filsafat timur, filsafat yunani, filsafat amerika, filsafat Kristen
(patristik), filsafat Islam, dan lain-lain. Namun dalam makalah ini, kami akan membahas filsafat abad pertengahan yaitu filsafat
patristik.
B.
Rumusan Masalah
1.
Apa pengertian dari Patristik ?
2.
Bagaimana sejarah Filsafat Patristik ?
3.
Siapa sajakah Tokoh tokoh yang terdapat dalam Filsafat
Patristik?
II.
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Patristik
Nama “Patristik” berasal dari bahasa
latin “Patres” yang menunjukkan kepada bapa-bapa gereja(pemimpin greja),
berarti pujangga-pujangga kristen dalam abad-abad pertama tarikh masehi yang
meletakkan dasar intelektual untuk agama kristen. Mereka merintis jalan dalam
perkembangan teologi kristiani.Secara kronologis mereka masih termasuk masa
kuno, tapi dari sudut perkembangan sejarah filsafat sebaiknya mereka
dipandang sebagai masa peralihan menuju pemikiran abad pertengahan.Menurut
pendapat mereka, sesudah manusia berkenalan dengan wahyu Ilahi yang tampak
dalam diri Yesus Kristus, filsafat sebagai kecerdikan manusiawi belaka serta merupakan
sesuatu yang berkelebihan saja bahkan suatu bahaya yang mengancam kemurnian
iman kristiani, seorang yang dengan jelasnya menganut pendirian ini adalah
Tertulianus.[1]
B.
Sejarah Filsafat Patristik
Timbulnya agama Kristen
pada awal abad masehi menyebabkan filsafat dibarat menduduki tempat yang
baru.Disamping kearifan hidup yang dikemukakan oleh filsafat
timbulah kearifan hidup yang dikemukakan oleh agama Kristen.Kedunya
bukan hidup berdampingan secara damai melainkan berkonfrontasi[2]Konfrontasi ini sebenarnya
sudah tampak didalam kitab suci itu sendiri.Tampilah orang orang seperti Paulus
dan Yohanes, yang mengedepankan kepercayaan Kristen.[3]
Dalam sejarah,
pada awal abad masehi agama Kristen telah tumbuh dan berkembang dalam berbagai bentuk yang
mengagumkan yang ditandai dengan kecanggihan intelektual Thomas Aquinas
tentang eksistensi Allah, setelah munculnya orang-orang seperti Rasul
Paulus, dan Rasul Yohanes yang menghadapkan kepercayaan Kristen dengan kepercayaan
yang bukan Kristen pada waktu itu.Sejarah menunjukkan suatu pergumulan yang
menentukan hidup, dan mati agama baru ini, dimana-mana agama Kristen ditentang,
baik oleh penguasa maupun oleh para pemikir pada waktu itu.[4]Semula Para pengikut agama
Kristen memeang terdiri dari orang –orang sederhana dan juga rakyat jelata yang
bukan ahli pikir sehingga tidak ada pembelaan secara filsafati.akan tetapi
kemasukan juga dari golongan atasan dan ahli pikir yang menjadi pengikut agama
Kristen.
Dari golongan ahli
pikir inilah menimbulkan sikap yang beragam pemikiranya.Mereka ada yang menolak
filsafat Yunani da nada pula yang menerimanaya.[5] Pada
abad pertengahan terdapat unsur baru dalam filsafat yaitu unsur wahyu
sehingga menimbulkan dua aliran pemikiran:[6]
1.
Aliran yang menolak filsafat Yunani menganggap
sebagai kebijakan kafir, karena beranggapan bahwa sudah mempunyai sumber
kebenaran yaitu firman Tuhan dan tidak dibenarkan mencari sumber yang lain
seperti filsafat Yunani.
2.
Aliran yang menerima filsafat Yunani menggap
sebagai kebijakan manusia. Karena beranggapan bahwa walaupun ada sumber
kebenaran yaitu firman Tuhan, tetapi tidak ada salah menggunakan filsafat
Yunani yang hanya diambil metodos.[7]
C.
Tokoh Tokoh Dalam Filsafat Patristik
1.
Patristik Timur
Pemikiran filsafat agama Kristen
dimulai dari apologit para pembela agama Kristen diantaranya Aristides,
Yustinus, dan Tatianus.Dalam apologit pembelaanya dari
tuduhan-tuduhan non Kristen seperti Kristen itu munafik, pecundang, melakukan
persetubuhan bebas, membenci sesama, tidak mau menyembah dewa, dan
sebagainya. Jawaban apologit itu semua adalah fitnah, sebab
dalam kenyataannya orang Kristen hidup dalam hukum Allah sehingga mereka tidak
jatuh dalam kesalahan-kesalahan seperti yang dilakukan oleh orang-orang besar
Kristen, mereka tidak membuang bayi, mereka tidak melakukan persetubuhan
berlebihan, bahkan mengasihi sesame, mendoakan pemerintahan dsb.Agama Kristen
tidak mau menyembah Dewa tetapi Kristen percaya Allah Yang Esa dan
menyembahnya. Kristen hanya ada satu Allah saja yang transenden yang secara
hakiki berbeda dengan manusia.[8]
Akibat dari munculnya upaya
pembelaan agama Kristen , yaitu para Apologis[9]
dengan kesadaran nya membela iman Kristen dari serangan filsafat Yunani.Para
pembela Kristen itu adalah :
1. Justinus Martir
Nama aslinya Justinus Martin,
kemudin nama Martin diambil dari istilah “ orang-orang yang rela amati hanya
untuk kepercayaannya”. Menurut pendapatnya agama Kristen bukan agama baru karena Kristen
lebih tua dari filsafat Yunani dan nabi Musa dianggap sebagai awal
kedatangan Kristen. Padahal musa hidup sebelum Socrates dan
Plato.Selanjutnya dikatakan bahwa filsafat Yunani itu mengambil dari kitab
Yahudi.Pandangan ini didasarkan bahwa kristus adalah logos. Dalam mengembangkan
aspek logosnya orang-orang Yunani[10]
kurang memahami apa yang terkandung dan memancar dari logosnya, yaitu
pencerahan sehingga orang orang Yunani dapat dikatakan menyimpang dari ajaran
murni dikarenakan orang orang Yunani terpengaruh oleh demon atau setan .Demon
atau setan tersebut dapat mengubah pengetahuan yang benar kemudian di palsukan.
Jadi agama Kristen menurutnya lebih bermutu dibanding dengan filsafat
Yunani.Demikian pembelaan dari Justinus Martir.[11]
2. Klemens (150-215 M)
Klemens lahir pada tahun 150 di
Alexander dan meninggal pada tahun 215.Ia juga sebagai dosen di sekolah
kateketik di di Aleksandria[12].
Ia juga termasuk pembela Kristen namun tidak membenci filsafat Yunani.Sedangkan
pokok pokok pemikirannya adalah [13]:
a.
Memberikan batasan batasan terhadap ajaran Kristen untuk
mempertahankan diri dari otoritas (kekuasaan) filsafat Yunani
b.
Memerangi ajaran yang anti terhadap Kristen dengan
menggunakan filsafat Yunani.
c.
Bagi orang Kristen ,Filsafat dapat dipakai untuk membela
iman Kristen dan memikirkan secara mendalam.
Menurut
pendapatnya filsafat merupakan persiapan yang amat baik dalam rangka mengenal
Tuhan.Menurut Klemens, Tuhan itu di luar katagori ruang dan waktu, jadi Tuhan
itu transendens[14] .
Karena itu Klemens mengajarkan bahwa pengetahuan tentang Tuhan haruslah dicapai
melalui logos, bukan dengan akal rasional.
Selanjutnya ia mengatakan bahwa
hubungan dengan manusia dengan Tuhan dicapai melalui logos. Melalui logos tuhan
memperhatikan kuasa-Nya, melalui logos pul, Tuhan menciptakan alam semesta, dan
melalui logos juga, manusia dapat mengenal Tuhan.Logos digunakan oleh Erness
sebagai jembatan antara dunia spiritual dan dunia material.Pangkal pemikiran
Klemens adalah Iman, disamping Iman ada hal yang lebih tinggi yaitu Gnosis.[15]Iman
berlaku bagi tiap-tiap orang Kristen.Gnosis diperlukan bagi orang Kristen yang
dapat berpikir mendalam untuk menerangi Iman.Iman adalah awal awal pengetahuan,
oleh karena itu iman harus berkembang.Pengetahuan harus diusahakan sedemikian
rupa hingga menjadi suatu kecakapan yang terus menerus dan tak terubahkan lagi .[16]Seseorang
yang memiliki Gnosis harus mematikan hawa nafsunya dan kembali kepada Allah
dalam satu kasih yang telah dibersihkan dari hawa nafsu.
3. Origenes (185-254 M)
Origenes lahir pada tahun dan
meninggal tahun 254 M. Ia belajar pada guru dan guru yang terkenalnya adalah
Klemens. Ia menggantikan Klemens menjadi kepala sekolah kateketik hingga tahun
231.setelah itu ia memimpin sekolah kateketik di Kesaria. Origenes dadalah
orang pertama yang memberikan sesuatu uraian sistematis tentang
teologia.Personal penting yang di padukan pada waktu itu ialah bagaimana
hubungan iman dan pengetahuan.[17]
Tuhan menurut Origenes adalah transendens, tidak bertubuh, esa, tidak berubah,
Tuhan pencipta segala sesuatu, baik bersifat rohani maupun badani, penciptaan
Tuhan kekal abadi, sebelum dunia diciptakan Tuhan telah menciptakan dunia lain
yang mendahului dunia tampak, setelah zaman dunia ini aka nada dunia
yang baru.
Transendens
ialah suatu konsep yang menjelaskan bahwa Tuhan berada di luar alam, tidak
dapat dijangkau oleh akal rasional.Karena Tuhan transendens itulah maka menurut
Origenes kita tidak mungkin mampu mengetahui esensi[18]
Tuhan.Kita dapat mengkaji Tuhan melalui karya-Nya.Menurut Origenes Kitab Suci
mempunyai 3 macam arti diantaranya yaitu:
1. Harfiah/Somatis
berlaku bagi orang sederhana
2. Etis/Psikis
diuraikan didalam khutbah, diperuntukan bagi orang psikis(gangguan jiwa)
3 Pneumatis/rohani diperuntukan bagi teolog
dan filosuf.
Menurut Origenes, alam semesta ini
abadi. Menurut Injil, alam semesta ini diciptakan dan akan hancur.. Jadi
Origenes menyimpulkan bahwa cara kerja Tuhan sama dengan cara kerja
manusia.Adapun pendapat Origenes mengenai etika bahwa dunia ini merupakan pertarungan
antara kekuatan baik dan kekuatan jahat. Kehidupan manusia adalah medan
laga tidak henti-hentinya. Menurutnya pendapatnya, kejahatan memang
diperlukan oleh Tuhan untuk menunjukkan kepada manusia mana yang baik dan mana
yang buruk, jadi menyempurnakan alam. Konsekuensi pendapatnya ini adalah
bahwa api neraka itu adalah pendisiplin dan api neraka itu tidak kekal
4. Gregorius Nazianze (390)
Akal manusia dengan sendirinya dapat
mengenal Tuhan dengan mempelajari hasil penciptaan Tuhan, manusia dengan
akalnya dapat mengetahui bahwa Tuhan ada sekalipun zat dan hakekatnya
tersembunyi bagi manusia.Mengenai zat Tuhan manusia hanya dapat mengungkapkan
secara negative seperti bahwa Tuhan tidak berubah, tidak dilahirkan, tanpa
awal, tidak berubah, tidak binasa.[19]
5. Basilius
Hanya Tuhan yang tanpa awal, sedang
dunia berawal-awal dunia juga awal waktu, dunia dan waktu berhubungan secara
timbal balik. Ketika Tuhan mulai menciptakan dimulai juga waktu, akan tetapi
perbuatan Tuhan dalam menciptakan tidak dikuasai oleh waktu, perbuatan
menciptakan itu sendiri terjadi diluar waktu.[20]
6. Gregorius
Ia adalah bapa greja yang mempunyai
jiwa filsafat paling menonjol. Ia juga menjabarkan perbedaan antara Iman dan
pengetahuan, sumber dan isi Iman berbeda dengan sumber dan isi ilmu
pengetahuan, kepastian iman tidak dapat dijelaskan dengan akal karena
hakekatnya lebih tinggi dari kepastian pengetahuan dan akal. Pengetahuan dengan
akal dapat dipakai untuk membaca Iman, untuk menjabarkan Iman.Akal dapat
mengenal Tuhan dengan mempelajari hasil penciptaan tetapi pengetahuan tidak
menyelamatkan.Orang diselamatkan hanya oleh Iman.[21]
2. Patristic Barat
Sama halnya dengan Zaman Patristik Timur.Bagi Patristik
Barat, ada dua macam sikap terhadap filsafat yaitu: (1) Aliran yang menolak
filsafat. (2) Aliran yang menerima filsafat. Adapun tokoh-tokoh adalah sebagai
berikut:
a. Tertullianus (160-230 M)
Tertullianus
lahir pada tahun 160 M dan meninggal tahun 222 M. Ia dilahirkan bukan dari
keluarga Kristen, namun setalah ia melaksanakan pertobatan ia menjadi pembela
Kristen yang gigih. Tertullianus terkenal sebagai pembela Kristen yang fanatik.
Ia menolak kehadiran filsafat Yunani,[22]
karena filsafat dianggap sesuatu yang tidak perlu.Tertullianus berpendapat
bahwa wahyu Tuhan sudahlah cukup, dan tidak ada hubungan antara teologi
dengan filsafat, tidak ada hubungan antara Yerussalem (pusat agama) dengan
Yunani (pusat filsafat), tidak ada hubungan antara Gereja
dengan akademi, tidak ada hubungan antara Kristen dengan penemuan
baru[23] Selanjutnya ia mengatakan
bahwa dibanding dengan cahaya Kristen, maka segala yang dikatakan oleh para
filosuf Yunani dianggap tidak penting. Hal ini karena apa yang dikatakan oleh
para filosof Yunani tentang kebenaran pada hakekatnya merupakan kutipan dari
kitab suci. Akan tetapi karena, kebodohan para filosof, kebenaran kitab suci
tersebut dipalsukan.Akan tetapi lama kelamaan, Tertullianus akhirnya menerima juga
filsafat Yunani sebagai cara berpikir yang rasional. Alasannya, bagaimanapun
juga berpikir filsafat yang diharapkan tidak dibakukan.Saat itu dan filsafat
hanya mengajarkan pemikiran-pemikiran ahli pikir Yunani saja. Akhirnya
Tertullianus melihat filsafat hanya dimensi praktisnya saja, dan ia menerima
filsafat sebagai cara atau metode berpikir untuk memikirkan kebenaran
keberadaan Tuhan beserta sifat-sifatnya.[24]
b.
Aurelius Agustinus (354-430 M)
Agustinus lahir di Tagasta, Numidia
(Algeria) pada tanggal 13 September 354 M dan meninggal tanggal 28 Agustus
tahun 430 M.[25]
Ayahnya adalah seorang pejabat kekaisaran Romawi bernama Patricius dan ibunya
bernama Monica seorang penganut agama Kristen yang taat. Agustinus juga sering
disebut Aurelius Agustinus.Pendidikan yang mula-mula diterimanya ialah
dalam bidang gramatika dan aritmatika.Ia sangat benci kepada gurunya yang
menggunakan hukuman dalam metoda mengajarnya. Bahasa Yunani dibencinya sehingga
ia tidak mempunyai pengetahuan yang sempurna tentang bahasa itu.
Sejak mudanya ia telah memmpelajari
bermacam macam aliran antara lain Platonisme dan Skeptisisme. Ia telah di akui
keberhasilannya dalam membentuk filsafat Kristen yang berpengaruh besar dalam
filsafat abad pertengahan sehingga ia di juluki sebagai guru skolastik yang
sejati . Selain itu ia juga seorang guru besar di bidang teologi.[26]pada
abadAugustinus tergolong pemikir yang paling penting dari seluruh masa
patristik.[27]Saat
mudanya ia telah mempelajari bermacam macam aliran filsafat serta corak.Baru
ketika berumur 33 tahun ia masuk Katolik. Ia juga banyak menulis buku-buku,
akan tetapi buku-bukunya tidalah semata-mata memuat filsafat, tetapi mengenai penerangan
agama. Adapun ajaran-ajaran Augustinus adalah:
a.
Logika
Dalam logikanya Augustinus memerangi
skepsis.Skepsis itu menurut pendapatnya mengandung pertentangan dan
kemustahilan.Dengan alasan jika kita menyaksikan dengan adanya kebenaran tentu
tidak disangsikannya yaitu tentang kebenaran.Menurutnya akal budi dapat
mencapai kebenaran karena manusia mengambil bagian dari rasio ilahi.Karena
didalam rasio ilahi terdapat kebenaran-kebenaran ilahi atau mutlak.
b.
Antropologi dan Etika
Dalam filsafat antropologi dan etika
ia mengatakan bahwa menurutnya badan manusia termasuk alam jasmani tetapi jiwanya
termasuk rohani karena jasmaninya terikan dan harus mengalami perubahan,
sengsara dan terlibat dalam waktu.Menurut pendapatnya kejahatan atau dosa itu
terletak pada kehendak yang bebas.Jika kehendak itu memilih jasmani dengan
demikan memustahilkan jalannya kepada Tuhan. Maka berdosalah ia, jadi dosa atau
kejahatan itu berdasarkan atas ketiadaan yang baik. Demikianlah pendapat
Augustinus.[28]
Kita dapat mengatakan Tuhan itu bukan apa dari pada
Tuhan itu itu apa, sebab Tuhan tidak dapat dimasukan ke dalam kategoris yang
dimiliki manusia, Tuhan adalah roh yang esa tidak bertubuh, tidak berubah,
tetapi berada dimana mana serta meliputi segala sesuatu. Manusia tidak dapat
mengenal Tuhan secara sempurna. Setelah ia mengalami konversi, ia mengabdikan
seluruh dirinya kepada Tuhan dan melayani pengikutnya-pengikutnya. Setelah ia
kembali ke Tagasta pada tahun 388 M, ia menjual seluruh warisan, dan uang hasil
penjualan itu diberikan semuanya kepada fakir miskin. Ia sebeanrnya tidak
berminat menjadi pendeta, tetapi pada tahun 391 M, ia ditahbiskan menjadi pendeta karena didesak oleh hampir semua
orang di tempat tinggalnya dekat kota Hippo (wilayah Aljazair).
Ia mengatakan bahwa setiap
pengertian tentang kemungkinan pasti mengandung kesungguhan. Bila orang
menganggap suatu doktrin adalah kemungkinan, ia harus menganggap bahwa di dalam
doktrin itu adalah kebenaran. Dari sini ia menemukan kesungguhan adanya
dirinya, yang tadinya diragukannya.Ia juga mencoba membuat argumen lain Tuhan.
Ia mengambil susunan alam semesta. Alam semesta ini menurut pendapatnya
memerlukan pencipta karena fisik alam yang tidak teratur ini, tidak
berketentuan ini, memerlukan pencipta dan pengatur.Yang dimaksud tidak
berketentuan ialah tidak tentu asalnya, keadaannya sekarang dan riwayat alam
ini selanjutnya.Keadaan alam seperti ini menurut Agustinus memerlukan pencipta
dan pengatur.[29]
III.
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Nama
“Patristik” berasal dari bahasa latin “Patres” yang menunjukkan kepada
bapa-bapa gereja(pemimpin greja), berarti pujangga-pujangga kristen dalam
abad-abad pertama tarikh masehi yang meletakkan dasar intelektual untuk agama
kristen. Mereka merintis jalan dalam perkembangan teologi kristiani.Secara
kronologis mereka masih termasuk masa kuno, tapi dari sudut perkembangan
sejarah filsafat sebaiknya mereka dipandang sebagai masa peralihan menuju
pemikiran abad pertengahan.Bapak yang mengacu pada pujangga Kristen, mencari
jalan menuju teologi Kristiani, melalui peletakan dasar intelektual untuk agama
kristen. Zaman Patristik ditandai oleh Bapak-bapak Gereja (patristik) yang
dimulai dengan tampilnya apologet dan para pengarang Gereja. Sedangkan Ciri
khas Filsafat Abad pertengahan terletak pada rumusan yaitu Credo Ut
Intelligam, yang berarti iman terlebih dahulu setelah itu
mengerti.Augustinus tidak mempercayai bahwa sejarah adalah suatu siklus sejarah
lebih dari itu, ia merupakan kejadian yang diatur oleh Tuhan. Jadi sebenarnya
sejarah juga mempunyai suatu permulaan dan suatu akhir.
B.
Penutup
Demikian makalah
ini yang dapat kami paparkan mengenaiFilsafat
Patristik. Pepatah Arab mengatakan "الإنسان محل الخطاء و النسيان" yang berarti “Manusia adalah
tempatnya salah dan lupa”.Begitu pula dengan penulisan makalah ini. Tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahan karena
terbatasnya pengetahuan kami dan kurangnya rujukan atau referensi. Penulis
berharap pembaca budiman dapat memberikan kritik dan saran yang konstruktif
kepada pemakalah demi sempurnanya makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat
bagi penulis dan pembaca budiman. Amin.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi,Asmoro.2001.Filsafat
umum.Jakarta:PT Raja Grafindo Persada.
Bashari,Choiril. 1986. Filsafat .Semarang :IAIN Walisongo
Semarang.
Bertens.1975.Ringkasan
Sejarah Filsafat.Yogyakarta:Kanisius.
Daryanto.1994.Kamus Bahasa
Indonesia Moderen.Surabaya : Apolo.
Hadiwijono,Harun.1980.Sari
sejarah Filsafat Barat Cet 1 Yogyakarta:Kanisius.
Poedjawijatna.1994.Pembimbing
Ke Arah Alam Filsafat.Jakarta:PT Rineka Cipta.
Sutardjo.A.Wiramihardjo.2009.Pengantar
Filsafat.
[1]Prof.K.Bertens,Ringkasan Sejarah Filsafat,(Yogjakarta:Kanisius,1975),hlm.20.
[2] Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Konfrontasi adalah Suatu
permusuhan, pertentangan antara blok barat dan blok timur.
[3]Harun Hadiwijono,Sari Sejarah Filsafat Barat 1,(Yogyakarta:Kanisius,1980),hlm.70.
[4]Harun Hadiwijono,Sari Sejarah Filsafat Barat 1………………………..,hlm.71.
[5].Asmoro Akhmadi,Filsafat Umum,(Jakarta:Raja Grafindo
Persada,2001),hlm.66.
[6]Drs.A.Chairil Basori,Filsafat,(Semarang:IAIN
Walisongo,1986),hlm.53.
[7] Yang dimaksud Metodos disini adalah tata cara berpikir sesorang.
[8]Harun Hadiwijono,Sari Sejarah Filsafat Barat 1,(Yogyakarta:Kanisius,1980),hlm.70-71.
[9]Apologis adalah julukan bagi orang orang yang membela Iman
agama Kristen.
[10] Orang-orang Yunani yang dimaksud seperti Socrates, Ploto,Aristoteles
dan lain-lain.
[11]Asmoro Akhmadi, Filsafat Umum,(Jakarta:Raja Grafindo
Persada,2001),hlm. 69.
[12]Harun Hadiwijono,Sari Sejarah Filsafat Barat 1,(Yogyakarta:Kanisius,1980),.hlm.73.
[13]Asmoro Akhmadi, Filsafat Umum……………………...,hlm.67-68.
[14] Dalam kamus Bahasa Indonesia Modern (Surabaya : Apollo
1994).,hlm 208. Transenden adalah di luar kesanggupan manusia “luar biasa”dengan
kata lainsuatu konsep yang menjelaskan bahwa Tuhan
berada di luar alam, tidak dapat dijangkau oleh akal rasional.
[15]Gnosis dalam Bahasa filsafat berarti Pengetahuan.Sedangkan
Iman dalam Bahasa filsafat di sebut Pistis.
[16]Harun Hadiwijono,Sari Sejarah Filsafat Barat 1,(Yogyakarta:Kanisius,1980).hlm.74,
ket: sedangkan yang di maksud kecakapan adalah kemampuan,kemahiran atau
kesanggupanmelakukan sesuatu.
[17]Harun Hadiwijono,Sari Sejarah Filsafat Barat 1…………………………………..hlm.74-75.
[18]Dalam kamus Bahasa Indonesia Modern (Surabaya : Apollo
1994).,hlm72. Esensi adalah hakikat atau
inti pokok.
[19]Harun Hadiwijono,Sari Sejarah Filsafat Barat 1,(Yogyakarta:Kanisius,1980).hlm.76.
[20]Harun Hadiwijono,Sari Sejarah Filsafat Barat 1…………………………………..hlm.76
[21]Harun Hadiwijono,Sari Sejarah Filsafat Barat 1…………………………………..hlm.76-77.
[22]Drs.A.Chairil Basori,Filsafat,(Semarang:IAIN
Walisongo,1986),hlm.53.
[23] Harun Hadiwijono,Sari Sejarah Filsafat Barat 1…………………………………………..,hlm.78.
[24].Asmoro Akhmadi,Filsafat Umum,(Jakarta:Grafindo
Persada,2001).,hlm.68.
[25] DR.Harun Hadiwijono,Sari Sejarah Filsafat Barat 1,(Yogyakarta:Kanisius,1980).,hlm.79.
[26]Asmoro Akhmadi ,Filsafat Umum,…………..hlm,71.
[27]Chairil Basori,Filsafat,(Semarang:IAIN Walisongo,1986),,hlm.54.
[28]Prof.I.R. Poedjawijatna,Pembimbing Kearah Filsafat,(Jakarta:
Rineka Cipta,1994).hlm.78-79.
[29]DR.Harun Hadiwijono,Sari Sejarah Filsafat Barat 1,(Yogyakarta:Kanisius,1980).,hlm.78-79.
No comments:
Post a Comment