Tuesday, 3 March 2015

SALINAN







PERATURAN
MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL
REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 58 TAHUN 2009

TENTANG

STANDAR  PENDIDIKAN ANAK USIA DINI  

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL,

Menimbang   : bahwa dalam rangka pelaksanaan ketentuan Pasal 19 ayat (1), (2), (3), Pasal 20, Pasal 21 ayat (1), (2), Pasal 22 ayat (1), (2), (3), Pasal 23, dan Pasal 24 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan perlu menetapkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional tentang Standar Pendidikan Anak Usia Dini;

Mengingat     : 1.   Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4301);
2.    Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4496);
3.    Peraturan Presiden Republik Indonesia  Nomor 9 Tahun 2005 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi, dan Tata Kerja Kementerian Negara Republik Indonesia sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2008;
4.    Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 187/M Tahun 2004 mengenai Pembentukan Kabinet Indonesia Bersatu sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 77/P Tahun 2007;              
MEMUTUSKAN:

Menetapkan :   PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL TENTANG STANDAR PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

Pasal 1

(1)  Standar pendidikan anak usia dini meliputi pendidikan formal dan nonformal yang terdiri atas :
a.    Standar tingkat pencapaian perkembangan;
b.    Standar pendidik dan tenaga kependidikan;
c.    Standar isi, proses, dan penilaian; dan
d.    Standar sarana dan prasarana, pengelolaan, dan pembiayaan. 

(2)  Standar pendidikan anak usia dini sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam Lampiran Peraturan Menteri ini.

Pasal 2

Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.


                                                                                    Ditetapkan di Jakarta
                                                                                    pada tanggal  17 September 2009

                                                                                    MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL,
                                               
                                                                                    TTD.

                                                                                    BAMBANG SUDIBYO
Salinan sesuai dengan aslinya.
Kepala Biro Hukum dan Organisasi
Departemen Pendidikan  Nasional,






Dr. A. Pangerang Moenta,S.H.,M.H.,DFM

NIP 196108281987031003

PENYEBAB RAMBUT RONTOK

Rambut rontok adalah permasalahan pada rambut yang sering terjadi pada siapa saja, mulai dari anak-anak, remaja hingga orang dewasa. Pada umumnya mempunyai rambut rontok adalah hal yang wajar terjadi, namun jika anda mengalami kerontokan rambut yang banyak dan terjadi terus menerus, hal tersebut perlu untuk diketahui lebih lanjut penyebabnya. Karena kerontokan rambut secara berlebihan dapat menyebabkan kebotakan. Penyebab rambut rontok dapat disebabkan dari 2 faktor, yaitu 
faktor eksternal dan internal.

1. Faktor Eksternal
  • Gaya Rambut
Faktor yang dapat menyebabkan rambut rontok adalah sering mengubah-ubah gaya rambut. Untuk itu pastikan terlebih dahuku kesehatan rambut anda sebelum anda mengubah gaya rambut. Karena beberapa gaya rambut dapat menyebabkan rambut menjadi tertarik hingga akarnya. Selain itu juga dapat membuat rambut lebih cepat rapuh dan mudah patah.
  • Bahan Kimia
Penggunaan bahan kimia untuk mewarnai, meluruskan dan membuat rambut menjadi gelombang secara permanen dapat menyebabkan rambut menjadi rusak jika digunakan secara berlebihan dan tidak tepat dalam menggunakannya. Selain itu penataan rambut dan mengikat rambat secara berlebihan juga dapat menyebabkan rambut menjadi rontok dan rusak.
  • Radikal Bebas
Radikal bebas adalah zat beracun yang dapat mempercepat proses penuaan dini. Pada umumnya radikal bebas berasal dari polusi dan asap-asap beracun. Akibatnya kulit menajdi keriput, munculnya bintik-bintik hitam pada wajah dan rambut menjadi lebih cepat rontok.

2. Faktor Internal
  • Keturunan
Faktor internal penyebab terjadinya rambut rontok adalah dikarenakan faktor keturunan. Hal tersebut dapat disebabkan jika salah satu dari orang tua memiliki gen yang dapat menyebabkan rambut rontok, sehingga hal itu dapat diturunkan pada anak-anak mereka. Biasanya hal tersebut dapat diketahui dengan cara memeriksakan diri pada ahli kulit.
  • Hormon
Hormon yang tidak seimbang dapat menyebabkan rambut menjadi rontok. Sehingga terkadang ibu yang sedang hamil atau mengandung biasanya akan mengalami ketidakseimbangan horon yang dapat menyebabkan rambut menjadi rontok yang cukup parah.
  • Stres
Stres adalah salah satu penyebab rambut rontok. Biasanya rambut menjadi lebih mudah rontok ketika sedang mengalami hal yang dapat menyebabkan stres. Pada saat mengalami stres rambut menjadi lebih cepat rontok dibandingkan pada saat-saat biasa.
  • Penyakit
Penyakit diabetis dan lupus dapat menyebabkan terjadinya kerontokan pada rambut.

Demikian artikel kali ini mengenai penyebab rambut rontok yang wajib anda ketahui. Semoga artikel ini dapat bermanfaat dan dapat menghindari anda dari penyebab kerontokan pada rambut. Terima kasih dan sampai bertemu lagi.

Monday, 2 March 2015

NIKAH SIRI TANPA EPENGETAHUAN WALI

HUKUM NIKAH SIRI TANPA SEPENGETAHUAN ORANG TUA
Hal pertama yang harus diketahui tentang nikah sirri adalah bahwa nikah siri adalah suatu perkawinan yang dilakukan tanpa catatan dan laporan resmi di Kantor Urusan Agama(KUA). Sehingga pemerintah, dalam hal ini modin desa, penghulu dan pegawai KUA Kemenag tidak tahu atas berlangsungnya perkawinan tersebut. Adapun selain dari itu, maka perkawinan siri tidak berbeda dengan perkawinan yang lain yang bukan siri yakni perkawinan yang ijab-kabul-nya dilakukan oleh Wali dan dihadiri oleh minimal 2 (dua) orang saksi. Oleh karena itu, nikah siri yang model begini hukumnya sah secara agama walaupun belum resmi secara negara.
Jadi, nikah siri itu bukan nikah rahasia yang tanpa diketahui oleh orang tua pengantin perempuan seperti yang tampaknya anda pahami.
Jawaban berdasarkan nomor:
1. Nikah siri sah dengan syarat dilakukan oleh wali atau wakilnya dengan disaksikan oleh minimal 2 (dua) orang saksi.
2. Perkawinan siri Anda dengan suami Anda hendaknya dan idealnya melapor dulu kepada ayah Anda. Apabila ternyata ayah tidak setuju, maka status ayah menjadi wali adhal (wali yang membangkang), maka dalam situasi seperti ini, wali hakim dapat mengganti posisi ayah untuk menikahkan Anda.
Namun, karena perkawinan itu sudah terlanjur terjadi, dan anda sudah menikah melalui wali hakim maka status pernikahan Anda termasuk sah karena lokasi Anda yang tampaknya jauh dari lokasi ayah anda. Seperti diketahui, salah satu syarat yang membolehkan perkawinan dengan wali hakim adalah lokasi wali asli lokasinya jauh dengan lokasi calon pengantin dengan jarak melebihi jarak yang dibolehkan qashar shalat (sekitar 90 km). Lihat detal.
3. Pendapat madzhab Hanafi dalam pernikahan tanpa wali bukanlah pendapat mayoritas dalam madzhab Hanafi sendiri. Sedang dalam 3 (tiga) madzhab lain yaitu Syafi'i, Maliki dan Hanbali, semua melarang perkawinan tanpa wali.
DALIL YANG MENGHARUSKAN ADANYA WALI DALAM PERKAWINAN
- Quran Surah Al-Baqarah 2:221 Allah berfirman ولا تُنكحوا المشركين حتى يؤمنوا
Artinya: Dan janganlah menikahkan (anak-anak perempuan kalian) dengan orang kafir kecuali mereka beriman.
Ayat di atas memakai kata kerja larangan (fi'il nahi) yang ditujukan pada kata ganti jamak orang laki-laki "tankihu" bukan pada perempaun. Makna ayat tersebut menurut Ibnu Hajar Al-Asqalani dalam kitab Fathul Bari syarah Sahih Bukhari hlm. IX/184 adalah لا تُنكحوا أيها الأولياء مولياتكم للمشركين
Artinya: Wahai para wali, janganlah kalian menikahkan perempuan yang dibawah perwalian kalian dengan orang musyrik/kafir.
Ibnu Katsir dalam Tafsir Ibnu Katsir hlm I/377 memafsir ayat di atas sbb: لا تُزوِّجوا الرجالَ المشركين النساء المؤمنات
Artinya: Janganlalah kalian (para wali) menikahkan laki-laki musyrik/kafir dengan wanita mukminah/muslimah.
Sedang Al-Qurtubi dalam kitab Al-Jamik hlm III/49 menyatakan dengan tegas: وفي هذه الآية دليل بالنصّ على أنه لا نكاح إلا بولي
Artinya: Ayat ini menjadi bukti tekstual bahwa nikah harus melalui wali.
- Quran Surat Al Baqarah 2:232 Allah berfirman: وإذا طلقتم النساء فبلغن أجلهن فلا تعضلوهن أن ينكحن أزواجهن
Artinya: Apabila kamu mentalak isteri-isterimu, lalu habis masa iddahnya, maka janganlah kamu (para wali) menghalangi mereka kawin lagi dengan bakal suaminya.
Ayat di atas jelas mengacu pada wali agar mengijinkan perempuan perwaliannya untuk menikah apabila menemukan pria yang cocok untuk dinikahi. Itu artinya, urusan perkawinan itu diserahkan kepada wali.
Berdasar ayat di atas, maka Ibnu Hajar Al-Asqalani dalam Fathul Bari IX/187 mengatakan:
وهي أصرحُ دليل على اعتبار الولي ، وإلا لما كان لعضله معنى ، ولأنها لو كان لها أن تُزوّج نفسها لم تحتج إلى أخيها ، ومن كان أمرُه إليه لا يُقالُ : إنّ غيرَه منعه منه
Artinya: Ayat ini menjadi dalil yang sangat jelas atas perlunya wali dalam perkawinan. Sebab kalau tidak, maka tidak ada artinya pembangkangan wali...
Kesimpulan:
1. Pernikahan baru sah kalau dinikahkan oleh wali. Wali hakim dapat menikahkan apabila memenuhi syarat seperti yang tersebut di sini.
Bagi yang ingin menikah, baik dengan sirri atau resmi, meminta ijin kepada wali itu wajib. Dan kewajiban wali untuk mengijinkan dan menikahkannya. Apabila wali tidak mengijinkan maka wali itu berdosa dan status menikahkan berpindah ke wali hakim.

2. Pernikahan dalam syariah Islam itu tidak sulit. Oleh karena itu, berusahalah mengikuti aturan syariah seperti disepakati oleh mayoritas ulama dan hindari mencari pendapat minoritas yang ringan untuk menghindarkan diri dari sejumlah permasalahan yang nantinya timbul.

MOHAMAD IQBAL

I. PendahuluanFilsafat Islam disinyalir sebagai mata rantai atau perpanjangan tangan dari Filsafat Yunani. Hal ini tentunya menimbulkan berbagai reaksi dari berbagai pihak. Walaupun diskursus mengenai Filsafat Islam masih dalam perdebatan, tetapi kita tidak memungkiri bahwa Filsafat Islam memiliki sistem filsafat sendiri. Sistem tersebut dibangun berdasarkan pada pedoman hidup Islam yakni al-Quran. Jika dilihat dari dimensi historis, filsafat Islam mengalami perkembangan yang signifikan. Lahirnya filsuf Islam kontemporer memupuskan pendapat yang menyatakan bahwa filsafat Islam telah berakhir setelah kematian Ibn Rusyd.Pembicaraan berkenaan dengan pemikiran filsuf Kontemporer memerlukan waktu yang panjang. Hal itu dikarenakan banyaknya filsuf di dunia Islam yang lahir dan perkembangan pemikiran mereka sangat beragam. Sehingga, hal tersebut membutuhkan pembahasan yang mendalam dan menyeluruh. Oleh karena itu, dalam makalah ini penulis mengetengahkan Iqbal sebagai tokoh yang representatif dalam diskursus Filsafat Islam Kontemporer.Iqbal merupakan tokoh yang memiliki cara yang berbeda dengan filsuf klasik dalam upaya rasionalisasi agama agar dapat diterima oleh akal. Ia tidak terbawa arus kepada pembicaraan mengenai Tuhan dalam kerangka klasik, seperti masalah pembuktiaan keberadaan Tuhan dengan menggunakan hukum kausalitas, sifat Tuhan dalam konteks qadim dan azalinya Tuhan dibandingkan dengan sesuatu yang bukan Tuhan. Iqbal juga tidak mengulangi apa yang pernah ditempuh oleh para filosof muslim karena titik singgung pemikiran agamanya berkiblat pada pemikiran filsuf Barat periode rennaisans.Selain konsepsinya berkaitan dengan Tuhan, Iqbal berbicara mengenai manusia. Dia berpendapat bahwa manusia merupakan makhluk dua dimensi yang tak dapat dipisahkan satu sama lain. Dengan kata lain, manusia memiliki elemen jasmani dan rohani yang keduanya merupakan unsur yang menyatu. Perwujudan dari ide ini adalah bahwa manusia haruslah memiliki dua tanggungjawab secara sekaligus yaitu sebagai orang yang harus “membangun kerajaan di bumi” dan rohaninya mampu menyatu dengan Tuhan dalam setiap tindakannya. Ibadah, merupakan perwujudan pengalaman keagamaan dan panggilan yang datang dari manusia itu sendiri. Sembayang misalnya, merupakan naluri manusia untuk memperoleh pencerahan rohani sebagai realisasi dari kesadaran manusia akan keberadaannya sebagai bagian dari dunia yang lebih besar di luar dirinya. Melihat pemikiran Iqbal yang begitu unik dan fenomenal, maka saya merasa tertarik untuk menyuguhkan tokoh ini dalam sebuah makalah. Berikut ini, penulis akan mengetengahkan pembahasan mengenai biografi Iqbal, dan Filsafatnya, diantaranya adalah konsep mengenai Ego atau Khudi, Ketuhanan, Materi dan Kausalitas, serta Insan Kamil (Manusia Sempurna).II. Biografi Muhammad IqbalIqbal merupakan seorang penyair, sekaligus filsuf, ahli hukum, pemikir politik, dan reformis Muslim. Dia dilahirkan di Sialkot-India pada bulan Dzulhijjah 1289 H, atau 22 Februari 1873, dan wafat pada tanggal 21 April 1938. Iqbal dilahirkan dari kalangan keluarga yang taat beribadah. Sejak masa kanak-kanak ia telah mendapatkan bimbingan langsung dari sang ayah, Syekh Mohammad Noor dan Muhammad Rafiq, kakeknya.Kemudian, Iqbal mendapatkan pengajaran al-Qur’an dan pendidikan Islam di sebuah surau. Selanjutnya, dia melanjutkan ke pendidikan dasar sampai tingkat menengah di Sialkot. Di sana Iqbal mendapatkan pendidikan yang baik. Setelah pendidikan dasarnya selesai, ia masuk ke Government College (Sekolah Tinggi Pemerintah) Lahore. Iqbal tercatat sebagai murid kesayangan dari Sir Thomas Arnold. Iqbal lulus pada tahun 1897 dan mendapatkan dua medali emas karena kemampuannya yang baik dalam bahasa Inggris dan Arab, serta memperoleh beasiswa. hingga pada tahun 1909, ia mendapatkan gelar master dalam bidang filsafat.Berkat kecerdasannya dalam memahami ilmu, dia mendapatkan bantuan beasiswa dari tingkat sekolah menengah hingga perguruan tinggi. Dia melanjutkan pendidikannya ke Perguruan Tinggi di Lahore, di Cambridge-Inggris dan terakhir di Munich-Jerman dengan mengajukan tesis berjudul The Development of Metaphysics in Persia. Sekembalinya dari Eropa tahun 1909 ia diangkat menjadi Guru Besar di Lahore dan sempat menjadi pengacara.Adapun karya-karya Iqbal yang tercatat diantaranya adalah Bang-i-dara (Genta Lonceng), Payam-i-Mashriq (Pesan Dari Timur), Asrar-i-Khudi (Rahasia-rahasia Diri), Rumuz-i-Bekhudi (Rahasia-rahasia Peniadaan Diri), Jawaid Nama (Kitab Keabadian), Zarb-i-Kalim (Pukulan Tongkat Nabi Musa), Pas Cheh Bayad Kard Aye Aqwam-i-Sharq (Apakah Yang Akan Kau Lakukan Wahai Rakyat Timur?), Musafir Nama, Bal-i-Jibril (Sayap Jibril), Armughan-i-Hejaz (Hadiah Dari Hijaz), Development of Metaphyiscs in Persia, Lectures on the Reconstruction of Religius Thought in Islam -‘Ilm al-Iqtishâd, A Contibution to the History of Muslim Philosopy, Zabur-i-‘Ajam (Taman Rahasia Baru), Khusal Khan Khattak, dan Rumuz-i-Bekhudi (Rahasia Peniadaan Diri).Sebagai seorang pemikir, tentu tidak dapat sepenuhnya dikatakan bahwa gagasan-gagasannya tersebut lahir tanpa dipengaruhi oleh pemikir-pemikir sebelumnya. Jika dilihat dari kondisi sosial politik di masanya, Iqbal hidup pada masa kekuasaan kolonial Inggris. Pada masa ini, pemikiran kaum muslimin di benua India sangat dipengaruhi oleh seorang tokoh religius, yaitu Syah Waliyullah Ad-Dahlawi dan Sayyid Ahmad Khan .Dalam bidang politik, Iqbal menjadi aktivis partai Liga Muslim India. Pada tahun 1926 ia terpilih menjadi anggota Majelis Legislatif di Punjab. Pada tahun 1930, ia menjadi presiden Liga Muslim India. Iqbal merupakan orang yang pertama kali menyerukan dibaginya India, sehingga kaum Muslimin mempunyai negara otonom. Hal tersebut tentunya tidak bertentangan dengan persatuan umat Islam dan Pan-Islamisme. Oleh karena itu, dia dijuluki sebagai Bapak Pakistan.Di antara paham Iqbal yang mampu ‘membangunkan’ kaum muslimin dari ‘tidurnya’ adalah “dinamisme Islam”, yaitu dorongannya terhadap ummat Islam supaya bergerak dan jangan tinggal diam. Intisari hidup adalah gerak, sedang hukum hidup adalah menciptakan, maka Iqbal menyeru kepada ummat Islam agar bangun dan menciptakan dunia baru. Begitu tinggi ia menghargai gerak, sehingga ia menyebut bahwa seolah-olah orang kafir yang aktif kreatif ‘lebih baik’ dari pada muslim yang ‘suka tidur’. Iqbal juga memiliki pandangan politik yang khas, yaitu gigih menentang nasionalisme yang mengedepankan sentimen etnis dan kesukuan (ras). Bagi dia, kepribadian manusia akan tumbuh dewasa dan matang di lingkungan yang bebas dan jauh dari sentimen nasionalisme.III. Filsafat Iqbala. EgoKonsep dasar dari filsafat Iqbal adalah konsep tentang hakikat ego. Bahkan, konsep ini dijadikan pondasi bagi pemikirannya. Pembahasan berkaitan dengan ego dikupas dalam karyanya Asrar-I Khudi. Iqbal mengemasnya dalam berbagai puisi dan kumpulan ceramahnya yang kemudian dibukukan dengan judul The Reconstruction of Religious Thought in Islam.Menurut Iqbal, khudi memiliki makna harfiah, yakni ego atau individualitas. Ego sendiri berarti pusat atau landasan dari semua kehidupan yang merupakan suatu kehendak kreatif yang terarah secara rasional. Dengan kata lain, hidup bukan merupakan arus yang tidak terarah, melainkan suatu prinsip kesatuan yang bersifat mengatur; suatu kegiatan sintetis yang melingkupi serta memusatkan kecenderungan-kecenderungan yang terpisah-pisah dari organisme yang hidup ke arah suatu tujuan konstruktif. Iqbal juga menerangkan bahwa khudi merupakan pusat dan landasan dari keseluruhan kehidupan. Hal ini tercantum pada beberapa matsnawinya dalam Asrar-I Khudi.Iqbal juga menyatakan bahwa Realitas Tertinggi sebagai suatu Ego. Kemudian, Ego Tertinggi merupakan sumber kebermulaan dari ego-ego. Energi Kreatif dari Ego Tertinggi berfungsi sebagai kesatuan ego-ego. Dunia dengan segala isinya merupakan manifestasi dari “Aku Yang Maha Besar”. Setiap atom yang kecil dalam skala wujud juga merupakan “ego”. Namun, yang membedakan antara “ego” yang satu dengan lainnya adalah pada tingkatannya atau gradasi. Jadi, terdapat ego yang memiliki intensitas yang kecil dan ada juga ego yang mencapai tingkat kesempurnaannya.Walaupun Iqbal berpandangan bahwa ego-ego di alam semesta merupakan penjelmaan dari Tuhan (Aku Yang Maha Besar), tetapi Iqbal menolak panteisme. Sebenarnya, Iqbal berpendapat bahwa ego harus berjuang mempertahankan dan memperkuat individualitas. Jadi, tujuan ego bukan membebaskan diri dari batas-batas individualitas, melainkan memberi batasan tentang dirinya dengan lebih tegas. Adapun tujuan akhir ego adalah ‘menjadi’ sesuatu sehingga ia menemukan kesempatan untuk mempertajam pandangan objektif dan mencapai ‘aku’ yang fundamental yang memperoleh bukti realitasnya dirinya.Pencarian ego adalah pencarian untuk mendapatkan definisi yang lebih tepat untuk dirinya. Tindakan tersebut tidak terbatas pada tindakan intelektual, melainkan suatu tindakan fundamental yang kreatif untuk memperdalam seluruh wujud ego dan mempertajam kemauannya. Inilah saat kebahagiaan terginggi dan juga percobaan besar bagi eo ketika ego menyadari bahwa dirinya bukanlah sesuatu yang dikenal melalui konsep, melainkan sesuatu yang harus dibangun secara terus meneruas agar mengalami perkembangan.b. KetuhananPemahaman Iqbal berkaitan dengan ketuhanan mengalami tiga tahap perkembangan. Tahap pertama, dari periode 1901 hingga tahun 1908-an, Iqbal cenderung berpandangan mistik-panteistik. Hal itu tercermin dari kekagumannya pada konsepsi mistik yang berkembang di wilayah Persia, seperti Ibn ‘Arabi. Pada tahapan ini Iqbal meyakini Tuhan sebagai Keindahan Abadi. KeberadaanNya tanpa tergantung pada sesuatu dan mendahului segala sesuatu. Bahkan, Tuhan menampakkan diri-Nya pada segala sesuatu (manifestasi). Tuhan juga merupakan penggerak dari segala sesuatu. Oleh karena itu, Keindahan Ibadi adalah sumber, esensi dan ideal dari segala sesuatu; Tuhan itu universal.Tahap Kedua, dari periode 1908 sampai 1902, Iqbal mulai menyangsikan tentang kekekalan yang melekat pada keindahan dan efisiensinya, serta kausalitas akhirnya. Sebaliknya, tumbuh keyakinan akan keabadian vinta, hasrat, dan upaya atau gerak. Kondisi ini tergambar dari karyanya, Haqiqat-I Husna (Hakikat Keindahan). Pada tahapan ini, Iqbal menjadikan Rumi sebagai pembimbing spiritualnya. Tuhan dalam hal ini menjadi asas rohaniah tertinggi dari kehidupan . Tuhan menyatakan diri-Nya dalam pribadi terbatas. Oleh karena itu, usaha mendekatkan kepada-Nya hanya dimungkinkan lewat pribadi. Dengan kata lain, manusia harus menyerap Tuhan ke dalam dirinya dengan menyerap sifat-sifat-Nya. Dengan menyerap Tuhan ke dalam diri, maka ego akan tumbuh. Kemudian, ketika tingkatan ego naik menjadi super ego, ia akan menjadi wakil Tuhan.Tahap Ketiga, periode ini berlangsung dari tahun 1920 sampai 1983. Tahapan ini merupakan pengembangan menuju kematangan konsepsi Iqbal tentang ketuhanan. Menurutnya, Tuhan adalah “Hakikat sebagai suatu keseluruhan”. Lalu, Hakikat sebagai suatu keseluruhan pada dasarnya bersifat spiritual, dalam arti suatu individu dan suatu ego. Dengan kata lain, Ia merupakan Ego Mutlak, karena Dia meliputi segalanya; tidak ada sesuatu pun di luar Dia. Ego Mutlak juga merupakan Ego Tertinggi yakni suatu Pribadi (individualitas).c. Materi dan KausalitasMenurut Iqbal, kodrat realitas yang sesuangguhnya adalah rohaniah dan semua yang sekuler sebenarnya adalah suci dalam akar-akar perwujudannya. Adapun materi adalah suatu kelompok ego yang memiliki derajat (tingkatan) yang rendah. Dari situlah muncul ego yang berderajat lebih tinggi. Hal itu terjadi apabila penggabungan dan interaksi mereka mencapai suatu derajat koordinasi tertentu. Iqbal menunjuk pada evolusi kehidupan bahwa sekalipun pada mulanya berasal dari hal yang fisik, tetapi pada akhirnya sampai pada kondisi dimana ia mencapai kebebasan sepenuhnya.Iqbal menekankan bahwa kodrat kehidupan ego selalu berproses. Dalam artian, ego senantiasa mengalami perkembangan untuk berjuang meningkatkan dirinya ke arah individualitas yang lebih kompleks dan sempurna. Menurut Iqbal, alam semesta bukanlah produk yang sudah selesai, tak berubah diciptakan sekali untuk seterusnya; ia adalah kenyataan dalam gerak gerak maju.Jauh dari wujud yang tak berdaya dan statis, materi selalu mengalir dan berubah. Alam semesta bukanlah benda materi, melainkan perbuatan, aliran dari chaos ke kosmos, munculnya kehidupan dan kesadaran yang mrupakan hasil suatu proses evolusi. Proses ini tak mempunyai batas, sebab tidak ada akhir untuk maju.d. Insan Kamil (Manusia Sempurna)Iqbal menafsirkan Insan Kamil (Manusia Sempurna) yaitu setiap manusia potensial merupakan mikrokosmos. Selain itu, insane yang telah mencapai tingkat kesempurnaan rohaniah menjadi cermin dari sifat-sifat Tuhan. Sehingga, sebagai orang suci dia menjadi khalifah atau wakil Tuhan di muka bumi.Manusia dengan segala kelemahannya masih memiliki posisi yang lebih tinggi daripada alam. Hal itu dikarenakan manusia mengemban amanah besar dalam dirinya. Sudah menjadi nasib manusia, turut mengambil bagian dengan cita-cita yang lebih tinggi dari alam sekitarnya dan turut menentukan nasibnya sendii terhadap alam itu. Selain itu, manusia mengerahkan seluruh kekuatannya agar dapat mempergunakan tenaga-tenaga alam itu untuk tujuannya sendiri.Manusia senantiasa bergerak maju untuk selalu menerima cahaya yang baru dari Realitas Yang Tak Terbatas. Sang penerima cahaya Ilahiah itu tidak hanya seorang penerima yang pasif. Setiap tindakan ego yang merdeka menciptakan suatu situasi baru dan dengan demikian memberikan kemungkinan selanjutnya untuk kerja kreatif. Iqbal berpendapat bahwa tujuan seluruh kehidupan adalah membentuk insane yang mulia (Insan Kamil). Kemudian, setiap pribadi haruslah berusaha untuk mencapainya. Adapun kehidupan menurut Iqbal adalah proses yang terus maju ke depan dan esensinya ialah penciptaan terus-menerus. Penciptaan gairah baru dan cita-cita yang baru tentulah selamanya mewujudkan ketegangan-ketegangan yang konstan.IV. PenutupIqbal adalah seorang intelektual asal India-Pakistan yang telah melahirkan pemikiran dan peradaban besar bagi generasi setelahnya. Ia merupakan sosok pemikir multidisiplin, seorang sastrawan, negarawan, ahli hukum, filosof, pendidik dan kritikus seni. Menilai kepiawaiannya yang multidisiplin itu, pak Natsir mengatakan, “tentulah sukar bagi kita untuk melukiskan tiap-tiap aspek kepribadian Iqbal. Jiwanya yang piawai tidak saja menakjubkan tetapi juga jarang ditemui”.Menurut Dr. Syed Zafrullah Hasan dalam pengantar buku Metafisika Iqbal yang ditulis oleh Dr. Ishrat Hasan Enver, Iqbal memiliki beberapa pemikiran yang fundamental, yaitu intuisi, diri, dunia, dan Tuhan. Baginya, Iqbal sangat berpengaruh di India, bahkan pemikiran Muslim India dewasa ini tidak akan dapat dicapai tanpa mengkaji ide-idenya secara mendalam.Namun yang diketahui dan difahami oleh masyarakat dunia dengan bukti berupa literatur-literatur yang beredar luas, Iqbal adalah seorang negarawan, filosof dan sastrawan. Hal ini tidak sepenuhnya keliru karena memang gerakan-gerakan dan karya-karyanya mencerminkan hal itu. Dan jika dikaji, pemikiran-pemikirannya yang fundamental (intuisi, diri, dunia, dan Tuhan) itulah yang menggerakkan dirinya untuk berperan di India pada khususnya dan di belahan dunia timur ataupun barat pada umumnya, baik sebagai negarawan maupun sebagai agamawan. Karena itulah ia disebut sebagai Tokoh Multidimensional.DAFTAR PUSTAKAIqbal, Mohammad. The Reconstruction of Religious Thought in Islam. New Delhi:Kitab Bhavan. 1981.Iqbal, Mohammad. Rahasia-rahasia Pribadi, terjemahan Bahrum Rangkuti dariAsrar-I Khudi. Jakarta: Bulan Bintang. 1976.Maitre, Miss Luce-claude Maitre. Pengantar ke Pemikiran Iqbal. diterjemahkanoleh Djohan Effendi dari Introduction Iqbal to Thought. Bandung: Mizan. 1996.M.M. Sharif, About Iqbal and His Thought. Lahore: Institute of Islamic Culture.1996.Nasution, Harun. Pembaharuan dalam Islam: Sejarah, Pemikiran, dan Gerakan.Jakarta: Bulan Bintang. 1975.Nasution, Hasyimsyah. Filsafat Islam. Jakarta: Gaya Media Pratama. 1999.Saiyidan K.G. Percikan Filsafat Iqbal mengenai Pendidikan. diterjemahkan olehM.I. Soelaeman dari Iqbal’s Educational Philosophy. Bandung: Dipenogoro. 1981. 

Sunday, 1 March 2015

FILSAFAT PATRISTIK



FILSAFAT PATRISTIK

DisusunUntukMemenuhiTugas
Mata Kuliah :Pengantar Filsafat
DosenPengampu  :Dr.H.Solehan, M.Ag.


Disusun  Oleh:

1.      Reni Megawati                            (131311012)
2.      Sukmawati Maghfurina H         (131311013)
3.      Ristian Janur P                           (131311014)
4.      Dian Ardi Setyakusuma             (131311016)



MANAJEMEN DAKWAH
FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2014


       I.            PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Filsafat merupakan ilmu yang lahir dari sebuah rasa ketakjuban, rasa ketidakpuasan dengan mitos, hasrat ingin bertanya dan selalu ingin mencari kebenaran secara mendasar.Sedangkan kebenaran itu beragam dan banyak macamnya.Tidak hanya tertuju pada satu pikiran filsuf tetapi banyak filsuf.Kata filsafat sudah tidak asing bagi masyarakat di dunia, apalagi bagi para intlektual. Hal itu bisa terjadi karena filsafat merupakan suatu kajian yang pembahasannya tidak akan pernah selesai sampai kapanpun, sehingga para intelektual sangat tertarik untuk mengkaji dan mendalaminya.
Para pakar mangatakan bahwa filsafat adalah kajian ilmiah para intlektual di semua kalangan, di manapun dan kapanpun filsafat itu berada. Ketika menginjak di suatu agama, filsafat menjadi kajian utama agama tersebut dengan kajian yang berbeda dengan agama yang lain, dan ketika menginjak di suatu Negara atau wilayah, filsafat menjadi kajian utama pula disertsai pandangan dan kajian yang berbeda pula dengan wilayah lain. Sehingga para pakar bersepakat untuk mengklasifikasikan filsafat yang terdiri dari filsafat barat, filsafat timur, filsafat yunani, filsafat amerika, filsafat Kristen (patristik), filsafat Islam, dan lain-lain. Namun dalam makalah ini, kami  akan membahas filsafat abad pertengahan yaitu filsafat patristik.

B.     Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian dari Patristik ?
2.      Bagaimana sejarah Filsafat Patristik ?
3.      Siapa sajakah Tokoh tokoh yang terdapat dalam Filsafat Patristik?






    II.            PEMBAHASAN
A.    Pengertian Patristik
            Nama “Patristik” berasal dari bahasa latin “Patres” yang menunjukkan kepada bapa-bapa gereja(pemimpin greja), berarti pujangga-pujangga kristen dalam abad-abad pertama tarikh masehi yang meletakkan dasar intelektual untuk agama kristen. Mereka merintis jalan dalam perkembangan teologi kristiani.Secara kronologis mereka masih termasuk masa kuno, tapi dari sudut perkembangan sejarah filsafat sebaiknya mereka dipandang sebagai masa peralihan menuju pemikiran abad pertengahan.Menurut pendapat mereka, sesudah manusia berkenalan dengan wahyu Ilahi yang tampak dalam diri Yesus Kristus, filsafat sebagai kecerdikan manusiawi belaka serta merupakan sesuatu yang berkelebihan saja bahkan suatu bahaya yang mengancam kemurnian iman kristiani, seorang yang dengan jelasnya menganut pendirian ini adalah Tertulianus.[1]
B.        Sejarah Filsafat Patristik
            Timbulnya agama Kristen pada awal abad masehi menyebabkan filsafat dibarat menduduki tempat yang baru.Disamping kearifan hidup yang dikemukakan oleh filsafat timbulah kearifan hidup yang dikemukakan oleh agama Kristen.Kedunya bukan hidup berdampingan secara damai melainkan berkonfrontasi[2]Konfrontasi ini sebenarnya sudah tampak didalam kitab suci itu sendiri.Tampilah orang orang seperti Paulus dan Yohanes, yang mengedepankan kepercayaan Kristen.[3]
            Dalam sejarah, pada awal abad masehi agama Kristen telah tumbuh dan berkembang dalam berbagai bentuk yang mengagumkan yang ditandai dengan kecanggihan intelektual Thomas Aquinas tentang eksistensi Allah, setelah munculnya orang-orang seperti Rasul Paulus, dan Rasul Yohanes yang menghadapkan kepercayaan Kristen dengan kepercayaan yang bukan Kristen pada waktu itu.Sejarah menunjukkan suatu pergumulan yang menentukan hidup, dan mati agama baru ini, dimana-mana agama Kristen ditentang, baik oleh penguasa maupun oleh para pemikir pada waktu itu.[4]Semula Para pengikut agama Kristen memeang terdiri dari orang –orang sederhana dan juga rakyat jelata yang bukan ahli pikir sehingga tidak ada pembelaan secara filsafati.akan tetapi kemasukan juga dari golongan atasan dan ahli pikir yang menjadi pengikut agama Kristen.
            Dari golongan ahli pikir inilah menimbulkan sikap yang beragam pemikiranya.Mereka ada yang menolak filsafat Yunani da nada pula yang menerimanaya.[5] Pada abad pertengahan terdapat unsur baru dalam filsafat yaitu unsur wahyu sehingga menimbulkan dua aliran pemikiran:[6]
1.      Aliran yang menolak filsafat Yunani menganggap sebagai kebijakan kafir, karena beranggapan bahwa sudah mempunyai sumber kebenaran yaitu firman Tuhan dan tidak dibenarkan mencari sumber yang lain seperti filsafat Yunani.
2.      Aliran yang menerima filsafat Yunani menggap sebagai kebijakan manusia. Karena beranggapan bahwa walaupun ada sumber kebenaran yaitu firman Tuhan, tetapi tidak ada salah menggunakan filsafat Yunani yang hanya diambil metodos.[7]
C.       Tokoh Tokoh Dalam Filsafat Patristik
1.      Patristik Timur
            Pemikiran filsafat agama Kristen dimulai dari apologit para pembela agama Kristen diantaranya Aristides, Yustinus, dan Tatianus.Dalam apologit pembelaanya dari tuduhan-tuduhan non Kristen seperti Kristen itu munafik, pecundang, melakukan persetubuhan bebas, membenci sesama, tidak mau menyembah dewa, dan sebagainya. Jawaban apologit  itu semua adalah fitnah, sebab dalam kenyataannya orang Kristen hidup dalam hukum Allah sehingga mereka tidak jatuh dalam kesalahan-kesalahan seperti yang dilakukan oleh orang-orang besar Kristen, mereka tidak membuang bayi, mereka tidak melakukan persetubuhan berlebihan, bahkan mengasihi sesame, mendoakan pemerintahan dsb.Agama Kristen tidak mau menyembah Dewa tetapi Kristen percaya Allah Yang Esa dan menyembahnya. Kristen hanya ada satu Allah saja yang transenden yang secara hakiki berbeda dengan manusia.[8]
            Akibat dari munculnya upaya pembelaan agama Kristen , yaitu para Apologis[9] dengan kesadaran nya membela iman Kristen dari serangan filsafat Yunani.Para pembela Kristen itu adalah :
1.          Justinus Martir
            Nama aslinya Justinus Martin, kemudin nama Martin diambil dari istilah “ orang-orang yang rela amati hanya untuk kepercayaannya”. Menurut pendapatnya agama  Kristen bukan agama baru karena Kristen lebih tua dari filsafat Yunani dan nabi Musa dianggap sebagai awal kedatangan Kristen. Padahal musa hidup sebelum Socrates dan Plato.Selanjutnya dikatakan bahwa filsafat Yunani itu mengambil dari kitab Yahudi.Pandangan ini didasarkan bahwa kristus adalah logos. Dalam mengembangkan aspek logosnya orang-orang Yunani[10] kurang memahami apa yang terkandung dan memancar dari logosnya, yaitu pencerahan sehingga orang orang Yunani dapat dikatakan menyimpang dari ajaran murni dikarenakan orang orang Yunani terpengaruh oleh demon atau setan .Demon atau setan tersebut dapat mengubah pengetahuan yang benar kemudian di palsukan. Jadi agama Kristen menurutnya lebih bermutu dibanding dengan filsafat Yunani.Demikian pembelaan dari Justinus Martir.[11]
2.         Klemens (150-215 M)
            Klemens lahir pada tahun 150 di Alexander dan meninggal pada tahun 215.Ia juga sebagai dosen di sekolah kateketik di di Aleksandria[12]. Ia juga termasuk pembela Kristen namun tidak membenci filsafat Yunani.Sedangkan pokok pokok pemikirannya adalah [13]:
a.       Memberikan batasan batasan terhadap ajaran Kristen untuk mempertahankan diri dari otoritas (kekuasaan) filsafat Yunani
b.      Memerangi ajaran yang anti terhadap Kristen dengan menggunakan filsafat Yunani.
c.       Bagi orang Kristen ,Filsafat dapat dipakai untuk membela iman Kristen dan memikirkan secara mendalam.
Menurut pendapatnya filsafat merupakan persiapan yang amat baik dalam rangka mengenal Tuhan.Menurut Klemens, Tuhan itu di luar katagori ruang dan waktu, jadi Tuhan itu transendens[14] . Karena itu Klemens mengajarkan bahwa pengetahuan tentang Tuhan haruslah dicapai melalui logos, bukan dengan akal rasional.
            Selanjutnya ia mengatakan bahwa hubungan dengan manusia dengan Tuhan dicapai melalui logos. Melalui logos tuhan memperhatikan kuasa-Nya, melalui logos pul, Tuhan menciptakan alam semesta, dan melalui logos juga, manusia dapat mengenal Tuhan.Logos digunakan oleh Erness sebagai jembatan antara dunia spiritual dan dunia material.Pangkal pemikiran Klemens adalah Iman, disamping Iman ada hal yang lebih tinggi yaitu Gnosis.[15]Iman berlaku bagi tiap-tiap orang Kristen.Gnosis diperlukan bagi orang Kristen yang dapat berpikir mendalam untuk menerangi Iman.Iman adalah awal awal pengetahuan, oleh karena itu iman harus berkembang.Pengetahuan harus diusahakan sedemikian rupa hingga menjadi suatu kecakapan yang terus menerus dan  tak terubahkan lagi .[16]Seseorang yang memiliki Gnosis harus mematikan hawa nafsunya dan kembali kepada Allah dalam satu kasih yang telah dibersihkan dari hawa nafsu.
            3.          Origenes (185-254 M)
            Origenes lahir pada tahun dan meninggal tahun 254 M. Ia belajar pada guru dan guru yang terkenalnya adalah Klemens. Ia menggantikan Klemens menjadi kepala sekolah kateketik hingga tahun 231.setelah itu ia memimpin sekolah kateketik di Kesaria. Origenes dadalah orang pertama yang memberikan sesuatu uraian sistematis tentang teologia.Personal penting yang di padukan pada waktu itu ialah bagaimana hubungan iman dan pengetahuan.[17] Tuhan menurut Origenes adalah transendens, tidak bertubuh, esa, tidak berubah, Tuhan pencipta segala sesuatu, baik bersifat rohani maupun badani, penciptaan Tuhan kekal abadi, sebelum dunia diciptakan Tuhan telah menciptakan dunia lain yang  mendahului dunia tampak, setelah zaman dunia ini aka nada dunia yang baru.
             Transendens ialah suatu konsep yang menjelaskan bahwa Tuhan berada di luar alam, tidak dapat dijangkau oleh akal rasional.Karena Tuhan transendens itulah maka menurut Origenes kita tidak mungkin mampu mengetahui esensi[18] Tuhan.Kita dapat mengkaji Tuhan melalui karya-Nya.Menurut Origenes Kitab Suci mempunyai 3 macam arti diantaranya yaitu:
1.  Harfiah/Somatis berlaku bagi orang sederhana
2.  Etis/Psikis diuraikan didalam khutbah, diperuntukan bagi orang psikis(gangguan jiwa)
3   Pneumatis/rohani diperuntukan bagi teolog dan filosuf.
            Menurut Origenes, alam semesta ini abadi. Menurut Injil, alam semesta ini diciptakan dan akan hancur.. Jadi Origenes menyimpulkan bahwa cara kerja Tuhan sama dengan cara kerja manusia.Adapun pendapat Origenes mengenai etika bahwa dunia ini merupakan pertarungan antara kekuatan baik dan kekuatan jahat. Kehidupan manusia adalah medan laga tidak henti-hentinya. Menurutnya pendapatnya, kejahatan memang diperlukan oleh Tuhan untuk menunjukkan kepada manusia mana yang baik dan mana yang buruk, jadi menyempurnakan alam. Konsekuensi pendapatnya ini adalah bahwa api neraka itu adalah pendisiplin dan api neraka itu tidak kekal
4.         Gregorius Nazianze (390)
            Akal manusia dengan sendirinya dapat mengenal Tuhan dengan mempelajari hasil penciptaan Tuhan, manusia dengan akalnya dapat mengetahui bahwa Tuhan ada sekalipun zat dan hakekatnya tersembunyi bagi manusia.Mengenai zat Tuhan manusia hanya dapat mengungkapkan secara negative seperti bahwa Tuhan tidak berubah, tidak dilahirkan, tanpa awal, tidak berubah, tidak binasa.[19]
5.         Basilius
            Hanya Tuhan yang tanpa awal, sedang dunia berawal-awal dunia juga awal waktu, dunia dan waktu berhubungan secara timbal balik. Ketika Tuhan mulai menciptakan dimulai juga waktu, akan tetapi perbuatan Tuhan dalam menciptakan tidak dikuasai oleh waktu, perbuatan menciptakan itu sendiri terjadi diluar waktu.[20]

6.         Gregorius
            Ia adalah bapa greja yang mempunyai jiwa filsafat paling menonjol. Ia juga menjabarkan perbedaan antara Iman dan pengetahuan, sumber dan isi Iman berbeda dengan sumber dan isi ilmu pengetahuan, kepastian iman tidak dapat dijelaskan dengan akal karena hakekatnya lebih tinggi dari kepastian pengetahuan dan akal. Pengetahuan dengan akal dapat dipakai untuk membaca Iman, untuk menjabarkan Iman.Akal dapat mengenal Tuhan dengan mempelajari hasil penciptaan tetapi pengetahuan tidak menyelamatkan.Orang diselamatkan hanya oleh Iman.[21]

2.      Patristic Barat
Sama halnya dengan Zaman Patristik Timur.Bagi Patristik Barat, ada dua macam sikap terhadap filsafat yaitu: (1) Aliran yang menolak filsafat. (2) Aliran yang menerima filsafat. Adapun tokoh-tokoh adalah sebagai berikut:
a.      Tertullianus (160-230 M)
Tertullianus lahir pada tahun 160 M dan meninggal tahun 222 M. Ia dilahirkan bukan dari keluarga Kristen, namun setalah ia melaksanakan pertobatan ia menjadi pembela Kristen yang gigih. Tertullianus terkenal sebagai pembela Kristen yang fanatik. Ia menolak kehadiran filsafat Yunani,[22] karena filsafat dianggap sesuatu yang tidak perlu.Tertullianus berpendapat bahwa wahyu Tuhan sudahlah cukup, dan tidak ada hubungan antara teologi dengan filsafat, tidak ada hubungan antara Yerussalem (pusat agama) dengan Yunani  (pusat filsafat), tidak ada hubungan antara Gereja dengan  akademi, tidak ada hubungan antara Kristen dengan penemuan baru[23]                    Selanjutnya ia mengatakan bahwa dibanding dengan cahaya Kristen, maka segala yang dikatakan oleh para filosuf Yunani dianggap tidak penting. Hal ini karena apa yang dikatakan oleh para filosof Yunani tentang kebenaran pada hakekatnya merupakan kutipan dari kitab suci. Akan tetapi karena, kebodohan para filosof, kebenaran kitab suci tersebut dipalsukan.Akan tetapi lama kelamaan, Tertullianus akhirnya menerima juga filsafat Yunani sebagai cara berpikir yang rasional. Alasannya, bagaimanapun juga berpikir filsafat yang diharapkan tidak dibakukan.Saat itu dan filsafat hanya mengajarkan pemikiran-pemikiran ahli pikir Yunani saja. Akhirnya Tertullianus melihat filsafat hanya dimensi praktisnya saja, dan ia menerima filsafat sebagai cara atau metode berpikir untuk memikirkan kebenaran keberadaan Tuhan beserta sifat-sifatnya.[24]
b.      Aurelius Agustinus (354-430 M)
            Agustinus lahir di Tagasta, Numidia (Algeria) pada tanggal 13 September 354 M dan meninggal tanggal 28 Agustus tahun 430 M.[25] Ayahnya adalah seorang pejabat kekaisaran Romawi bernama Patricius dan ibunya bernama Monica seorang penganut agama Kristen yang taat. Agustinus juga sering disebut Aurelius Agustinus.Pendidikan yang mula-mula diterimanya ialah dalam bidang gramatika dan aritmatika.Ia sangat benci kepada gurunya yang menggunakan hukuman dalam metoda mengajarnya. Bahasa Yunani dibencinya sehingga ia tidak mempunyai pengetahuan yang sempurna tentang bahasa itu.
            Sejak mudanya ia telah memmpelajari bermacam macam aliran antara lain Platonisme dan Skeptisisme. Ia telah di akui keberhasilannya dalam membentuk filsafat Kristen yang berpengaruh besar dalam filsafat abad pertengahan sehingga ia di juluki sebagai guru skolastik yang sejati . Selain itu ia juga seorang guru besar di bidang teologi.[26]pada abadAugustinus tergolong pemikir yang paling penting dari seluruh masa patristik.[27]Saat mudanya ia telah mempelajari bermacam macam aliran filsafat serta corak.Baru ketika berumur 33 tahun ia masuk Katolik. Ia juga banyak menulis buku-buku, akan tetapi buku-bukunya tidalah semata-mata memuat filsafat, tetapi mengenai penerangan agama. Adapun ajaran-ajaran Augustinus adalah:
a.      Logika
            Dalam logikanya Augustinus memerangi skepsis.Skepsis itu menurut pendapatnya mengandung pertentangan dan kemustahilan.Dengan alasan jika kita menyaksikan dengan adanya kebenaran tentu tidak disangsikannya yaitu tentang kebenaran.Menurutnya akal budi dapat mencapai kebenaran karena manusia mengambil bagian dari rasio ilahi.Karena didalam rasio ilahi terdapat kebenaran-kebenaran ilahi atau mutlak.
b.      Antropologi dan Etika
            Dalam filsafat antropologi dan etika ia mengatakan bahwa menurutnya badan manusia termasuk alam jasmani tetapi jiwanya termasuk rohani karena jasmaninya terikan dan harus mengalami perubahan, sengsara dan terlibat dalam waktu.Menurut pendapatnya kejahatan atau dosa itu terletak pada kehendak yang bebas.Jika kehendak itu memilih jasmani dengan demikan memustahilkan jalannya kepada Tuhan. Maka berdosalah ia, jadi dosa atau kejahatan itu berdasarkan atas ketiadaan yang baik. Demikianlah pendapat Augustinus.[28]
            Kita  dapat mengatakan Tuhan itu bukan apa dari pada Tuhan itu itu apa, sebab Tuhan tidak dapat dimasukan ke dalam kategoris yang dimiliki manusia, Tuhan adalah roh yang esa tidak bertubuh, tidak berubah, tetapi berada dimana mana serta meliputi segala sesuatu. Manusia tidak dapat mengenal Tuhan secara sempurna. Setelah ia mengalami konversi, ia mengabdikan seluruh dirinya kepada Tuhan dan melayani pengikutnya-pengikutnya. Setelah ia kembali ke Tagasta pada tahun 388 M, ia menjual seluruh warisan, dan uang hasil penjualan itu diberikan semuanya kepada fakir miskin. Ia sebeanrnya tidak berminat menjadi pendeta, tetapi pada tahun 391 M, ia ditahbiskan menjadi pendeta karena didesak oleh hampir semua orang di tempat tinggalnya dekat kota Hippo (wilayah Aljazair).
            Ia mengatakan bahwa setiap pengertian tentang kemungkinan pasti mengandung kesungguhan. Bila orang menganggap suatu doktrin adalah kemungkinan, ia harus menganggap bahwa di dalam doktrin itu adalah kebenaran. Dari sini ia menemukan kesungguhan adanya dirinya, yang tadinya diragukannya.Ia juga mencoba membuat argumen lain Tuhan. Ia mengambil susunan alam semesta. Alam semesta ini menurut pendapatnya memerlukan pencipta karena fisik alam yang tidak teratur ini, tidak berketentuan ini, memerlukan pencipta dan pengatur.Yang dimaksud tidak berketentuan ialah tidak tentu asalnya, keadaannya sekarang dan riwayat alam ini selanjutnya.Keadaan alam seperti ini menurut Agustinus memerlukan pencipta dan pengatur.[29]


 III.            PENUTUP
A.    Kesimpulan
Nama “Patristik” berasal dari bahasa latin “Patres” yang menunjukkan kepada bapa-bapa gereja(pemimpin greja), berarti pujangga-pujangga kristen dalam abad-abad pertama tarikh masehi yang meletakkan dasar intelektual untuk agama kristen. Mereka merintis jalan dalam perkembangan teologi kristiani.Secara kronologis mereka masih termasuk masa kuno, tapi dari sudut perkembangan sejarah filsafat sebaiknya mereka dipandang sebagai masa peralihan menuju pemikiran abad pertengahan.Bapak yang mengacu pada pujangga Kristen, mencari jalan menuju teologi Kristiani, melalui peletakan dasar intelektual untuk agama kristen. Zaman Patristik ditandai oleh Bapak-bapak Gereja (patristik) yang dimulai dengan tampilnya apologet dan para pengarang Gereja. Sedangkan Ciri khas Filsafat Abad pertengahan terletak pada rumusan yaitu Credo Ut Intelligam, yang berarti iman terlebih dahulu setelah itu mengerti.Augustinus tidak mempercayai bahwa sejarah adalah suatu siklus sejarah lebih dari itu, ia merupakan kejadian yang diatur oleh Tuhan. Jadi sebenarnya sejarah juga mempunyai suatu permulaan dan suatu akhir.
B.     Penutup
Demikian makalah ini yang dapat kami paparkan mengenaiFilsafat Patristik. Pepatah Arab mengatakan ‍"الإنسان محل الخطاء و النسيان" yang berarti “Manusia adalah tempatnya salah dan lupa”.Begitu pula dengan penulisan makalah ini. Tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahan karena terbatasnya pengetahuan kami dan kurangnya rujukan atau referensi. Penulis berharap pembaca budiman dapat memberikan kritik dan saran yang konstruktif kepada pemakalah demi sempurnanya makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat bagi penulis dan pembaca budiman. Amin.







DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi,Asmoro.2001.Filsafat umum.Jakarta:PT Raja Grafindo Persada.
            Bashari,Choiril. 1986. Filsafat .Semarang :IAIN Walisongo Semarang.
Bertens.1975.Ringkasan Sejarah Filsafat.Yogyakarta:Kanisius.
Daryanto.1994.Kamus Bahasa Indonesia Moderen.Surabaya : Apolo.
Hadiwijono,Harun.1980.Sari sejarah Filsafat Barat Cet 1 Yogyakarta:Kanisius.
Poedjawijatna.1994.Pembimbing Ke Arah Alam Filsafat.Jakarta:PT Rineka Cipta.
Sutardjo.A.Wiramihardjo.2009.Pengantar Filsafat.



[1]Prof.K.Bertens,Ringkasan Sejarah Filsafat,(Yogjakarta:Kanisius,1975),hlm.20.
[2] Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Konfrontasi adalah Suatu permusuhan, pertentangan antara blok barat dan blok timur.
[3]Harun Hadiwijono,Sari Sejarah Filsafat Barat 1,(Yogyakarta:Kanisius,1980),hlm.70.
[4]Harun Hadiwijono,Sari Sejarah Filsafat Barat 1………………………..,hlm.71.
[5].Asmoro Akhmadi,Filsafat Umum,(Jakarta:Raja Grafindo Persada,2001),hlm.66.
[6]Drs.A.Chairil Basori,Filsafat,(Semarang:IAIN Walisongo,1986),hlm.53.
[7] Yang dimaksud Metodos disini adalah tata cara berpikir sesorang.
[8]Harun Hadiwijono,Sari Sejarah Filsafat Barat 1,(Yogyakarta:Kanisius,1980),hlm.70-71.
[9]Apologis adalah julukan bagi orang orang yang membela Iman agama Kristen.
[10] Orang-orang Yunani yang dimaksud seperti Socrates, Ploto,Aristoteles dan lain-lain.
[11]Asmoro Akhmadi, Filsafat Umum,(Jakarta:Raja Grafindo Persada,2001),hlm. 69.
[12]Harun Hadiwijono,Sari Sejarah Filsafat Barat 1,(Yogyakarta:Kanisius,1980),.hlm.73.
[13]Asmoro Akhmadi, Filsafat Umum……………………...,hlm.67-68.
[14] Dalam kamus Bahasa Indonesia Modern (Surabaya : Apollo 1994).,hlm 208. Transenden adalah di luar kesanggupan manusia “luar biasa”dengan kata lainsuatu konsep yang menjelaskan bahwa Tuhan berada di luar alam, tidak dapat dijangkau oleh akal rasional.
[15]Gnosis dalam Bahasa filsafat berarti Pengetahuan.Sedangkan Iman dalam Bahasa filsafat di sebut Pistis.
[16]Harun Hadiwijono,Sari Sejarah Filsafat Barat 1,(Yogyakarta:Kanisius,1980).hlm.74, ket: sedangkan yang di maksud kecakapan adalah kemampuan,kemahiran atau kesanggupanmelakukan sesuatu.
[17]Harun Hadiwijono,Sari Sejarah Filsafat Barat 1…………………………………..hlm.74-75.
[18]Dalam kamus Bahasa Indonesia Modern (Surabaya : Apollo 1994).,hlm72.  Esensi adalah hakikat atau inti pokok.
[19]Harun Hadiwijono,Sari Sejarah Filsafat Barat 1,(Yogyakarta:Kanisius,1980).hlm.76.
[20]Harun Hadiwijono,Sari Sejarah Filsafat Barat 1…………………………………..hlm.76
[21]Harun Hadiwijono,Sari Sejarah Filsafat Barat 1…………………………………..hlm.76-77.
[22]Drs.A.Chairil Basori,Filsafat,(Semarang:IAIN Walisongo,1986),hlm.53.
[23] Harun Hadiwijono,Sari Sejarah Filsafat Barat 1…………………………………………..,hlm.78.
[24].Asmoro Akhmadi,Filsafat Umum,(Jakarta:Grafindo Persada,2001).,hlm.68.
[25] DR.Harun Hadiwijono,Sari Sejarah Filsafat Barat 1,(Yogyakarta:Kanisius,1980).,hlm.79.
[26]Asmoro Akhmadi ,Filsafat Umum,…………..hlm,71.
[27]Chairil Basori,Filsafat,(Semarang:IAIN Walisongo,1986),,hlm.54.
[28]Prof.I.R. Poedjawijatna,Pembimbing Kearah Filsafat,(Jakarta: Rineka Cipta,1994).hlm.78-79.
[29]DR.Harun Hadiwijono,Sari Sejarah Filsafat Barat 1,(Yogyakarta:Kanisius,1980).,hlm.78-79.